Bab 27

23.8K 1.1K 30
                                    

"Masa Amal Jariyah?" Abdullah terbahak-bahak mendengar cerita Andrea.  Abdullah menggendong cucu pertamanya dengan senang hati. Ia sudah menpersiapkan diri membersihkan badan agar tidak bau rokok didekat cucunya.

"Lha makanya itu pak. Andrea ya bingung kan. Mau dikasih nama apa?" Andrea menahan tertawanya.

"Nama itu adalah Doa Andrea. Pilih nama yang bagus. Terlebih lagi pikirkan nama yang akan tetap keren sampai lima puluh tahun lagi." Abdullah menimang cucunya.

"Lha bapak dulu ngasih nama Andrea dapat ide darimana?" Andrea manggut-manggut.

"Dari sinetron." Jawab Abdullah santai.

"Emm.. Bapak tukang nonton sinetron juga?" Canda Andrea.

"Mau nonton drama korea belum ada." Jawab Abdullah santai.

"Kasih nama Aldebaran saja." Lely datang dari dapur membawa nampan berisi makanan.

"Apa nanti nggak gampang jatuh cinta bu? Kan banyak debarannya." Sahut Dion yang datang membawa hasil belanjaan untuk acara tasmiyah.

"Ngawur aja. Itu loh yang ganteng,, suaminya Andin." Lely membanggakan sinetron kebanggannya.

"Hoalah bu. Kenapa nggak bikin gabungan nama kita aja dek? Kaya anak teman Mas. bapaknya Reynaldi, Ibunya  Farhana. Trus anaknya jadi Reyhan." Jawab Dion.

"Dipikir lagi.. yang bener. Jangan sampai anaknya nggak kuat menahan beban nama gabungan orang tua." Abdullah mengingatkan.

"Nantilah, Andrea pikir lagi. Kenapa juga nggak pakai nama yang unik? " Andrea cekikikan.

"Dah, ni susuin dulu. Kayanya dia haus." Abdullah menyerahkan cucunya pada ibu bayi itu.

Pasangan orang tua itu kemudian pamit karena harus pergi ke ladang untuk mencari nafkah. Sementara Dion sibuk membersihkan rumah dan mencuci popok atau baju mereka bertiga. Lely memang sengaja hanya mengantar makanan, menjadikan anaknya mandiri dan lebih bahagia. Ditambah ia juga tau kondisi masa lalu Dion dengan Tina akibat orang tua terlalu ikut campur.

"Dek, aku ngitung kok jemuran aku kurang ya?" Dion turun dari lantai tiga.

"Lha apa yang hilang?" Andrea terkejut.

"Celana dalam." Dion cekikikan.

"Lha Mas njemurnya dimana?" Andrea mengernyitkan kening.

"Biasa.. mas gantung gitu di tali." Jawab Dion santai.

"Nggak dijepit?" Andrea kaget.

"Iya." Jawab Dion santai.

"Coba tengok genteng tetangga, barangkali ada disana." Andrea tersenyum ngakak.

"Masa?" Dion berlari ke atas lagi.

"Andrea,, Celana dalamnya ada dihalaman rumah tetangga." Teriak Dion dari lantai tiga.

Duda Emang BedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang