"Jangan ah. Ntar kamu cemburu." Dion memejamkan mata.
Andrea langsung mendekat, memeluk Dion dari samping dan menaikkan kakinya ke atas tubuh suaminya. Dion menikmati posisi itu.
"Biar. Cerita donk mas."
"Yakin??"
"Ya" Jawab andrea sambil mengelus dada Dion.
"Dapat jatah nggak?" Dion merinding.
"Cerita aja dulu."
"Dulu mas punya kekasih yang sangat cantik dan kemudian mas menikahinya. Diawal pernikahan semua terlihat baik, sampai akhirnya mas ikut merantau ke sini. Dia gadis penurut dan sangat sempurna untuk menjadi nyonya Dion. Hingga pada suatu hari, orang tuanya datang ke bengkel ini. Ikut tinggal bersama dengan kami. Namun lama kelamaan masalah mulai muncul. Kami menjadi sering cekcok. Aku tidak pernah menyalahkan kasih sayang orang tuanya, tapi kasih sayang itulah yang berakhir dengan kekacauan. Orang tua yang terlalu ikut campur dan menyetir semua yang Mas lakukan. Bahkan bengkel ini mereka juga berusaha untuk ikut campur. Akhirnya Mas gak tahan dan pisah." Dion menghembuskan nafas kasar.
"Boleh lihat fotonya?" Andrea manja.
"Kenapa minta? Kamu tiap hari ketemu." Dion terkekeh.
"Benarkah?"
"Ya."
"Siapa?"
"Lha itu penjual nasi pecel Mbak Tina." Dion menatap Andrea.
Andrea beringsut menatap ekspresi Dion. Ia terkejut bukan main. Ternyata penjual nasi pecel langganan Dion yang ada diujung jalan adalah mantan istrinya. Andrea cukup insecure mengingat mantan istri Dion tinggi, cantik dan juga sexy.
"Kenapa?" Dion memiringkan badannya dan menatap Andrea.
"Pantesan. Mas Dion kadang sarapan kesana."
"Itu karena dia WA aku Andrea."
"Mas Dion masih cinta?"
"Nggak. Jadi sodara aja."
"Andrea malu. Siapalah Andrea berani sekali sok jaim sama Mas Dion."
"Berarti dapat jatah nih?" Dion sumringah.
"Jatah apa?"
"Ya Ampun Andrea, setengah tahun nikah malah dapatnya cuman tidur jejeran, nggak dapat yang lain." Dion terkekeh.
"Hish.. pikirannya.."
"Kebutuhan Andrea. Siapa yang tahan dekat gadis manis dan mungil macam kamu."
"Ya kalo dekat kan nggak harus macem-macem."
"Aku pria dewasa Andrea.. aku juga memerlukan tempat berbagi yang seharusnya aku bagi Andrea." Dion menepak kepalanya pelan.
"Sudah berapa lama menduda?"
"Empat tahun."
"Selama itu menyelurkannya kemana?"
Dion beranjak dari tempat tidurnya. Ia membuka sebuah kardus bekas minuman yang berdebu diatas lemari dan mengeluarkan sebuah kresek.
"Ini Andrea." Dion mengeluarkan sebuah sex toys.
"Hiii... Menjijikkan." Andrea menjerit.
"Pelankan suaramu Andrea. Aku ingin tanya sama kamu. Kamu mau berbagi sama aku atau enggak?"
"Iya.."
"Kapan."
"Kalau aku dah siap Mas. Aku takut hamil." Andrea menutup mukanya dengan selimut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duda Emang Beda
RomanceAndrea harus pasrah, saat calon pengantin prianya kabur dihari pernikahan. Demi nama baik, ia harus menikah dengan Duda berumur tiga puluhan yang pantas menjadi pamannya.. Harap bijak membaca cerita ini. Banyak unsur 18+ nya.. Author tidak bertangg...