Bab 18

36.4K 1.1K 15
                                    

Andrea menatap malas kearah Dion selepas kejadian Tina mengusap kejantanannya. Jangankan untuk menatap, berdekatan atau melihat bayangnya pun tak mau. Andrea segera mandi dan berdandan cantik.

"Kemana Dek?" Dion melirik Andrea yang sudah semingguan mendiamkannya.

"Mau ikut senam, biar nggak kalah sama janda." Jawaban Andrea penuh penekanan.

"Astagfirullah Dek. Kamu nggak perlu saingan sama siapa-siapa, kamu dah menang." Dion mendekati Andrea.

"Menang apanya? Buktinya torpedo jatah Andrea saja masih dipegang-pegang seenaknya." Andrea manyun.

"Kalo gitu cepat pegang juga Dek. Biar bekas nya dia ilang. Apa perlu mas cuci pakai pembersih blok mesin biar kinclong?" Dion sedikit menggodanya.

"Nikmat kan?" Andrea makin marah.

"Enggak Dek. Malah Mas jijik. Mas juga marah Dek. Gara-gara dia Mas mesti puasa terus." Dion menatap sedih.

"Ayo Dek enak-enak. Mas udah nggak tahan." Dion mendekati Andrea.

"Nggak malu apa masih jam empat sore?" Tolak Andrea

'Ting'

Notifikasi hp Andrea berbunyi. Andrea membuka kunci hp nya dan melihat pesan masuk dari Rani, istri Faisal, teman Dion.

Rani
Kamu punya tiktok nggak? Viral postingan akun Tina.Lala678.. rame bener.

Andrea
Males. Nggak minat lihat.

Andrea membalas pesan itu dan segera mencari akun yang Rani tunjukkan. Ia melihat postingan Tina, tentang Dion. Tentang bagaimana rasa menyesalnya telah bercerai darinya.

"Lihat Mas." Andrea menyerahkan hpnya.

"Alah, gitu aja kamu gubris Andrea. Tidak ada pentingnya." Dion mencebikkan mulutnya.

"Kenapa kita nggak pindah aja. Males bener kalo diungkit-ungkit." Andrea mengeluh.

"Kenapa mesti pindah. Bengkel ini sudah ada sejak aku belum menikah Andrea. Nanti ku tunjukkan sertifikatnya." Dion memberikan hpnya.

"Aku mau ikut senam ya.." Andrea segera memakai kaos kaki.

"Aku saja jadi instrukturmu dek. Tak jamin semua ototmu lemas." Dion terkekeh.

"Hiliiih.." Andrea segera berangkat.

"Ikut Andrea.." Dion berlari secepat kilat.

"Gak jadi, yang ada nanti Mas Dio malah nglihatin janda dan ibu-ibu lainnya." Andrea kembali.

"Sekali-kali cuci mata Andrea." Dion terkekeh.

"Mau pakai pembersih blok mesin Mas?" Andrea menoleh.

"Jangan donk Dek. Ntar malam main ya.." Dion mencolek pantat Andrea.

"Males." Andrea emosi.

"Ya udah. Mas masih punya hiburan diatas lemari. Lumayan.. anggap aja lagi main sama istri." Dion mencebikkan mulutnya.

"Mungkin aku juga perlu beli Mas. Biar kalo lagi emosi, masih bisa berfantasi." Serang Andrea balik.

"Ngapain beli. Kalo malam aja udah dipegangin tiap hari." Dion terkekeh.

"Awas ya Mas." Andrea tersipu.

"Mandi ah.. daripada diamuk istri." Dion segera kabur.

Jangan lupa vote, komen dan follownya. Sekalian baca cerita yang lain.

Duda Emang BedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang