"Akh...." Dion melepas semua kenikmatan yang ia rasakan selama permainan. Andrea merebahkan tubuhnya setelah mendapatkan serangan bertubi-tubi dari suaminya. Jam menunjukkan pukul 22.00 artinya keduanya sudah bermain selama dua setengah jam lebih.
"Udah ya Mas. Nggak Kuat. Waktunya menyusui juga." Andrea merangkak turun dari kasur menuju kamar mandi.
"Kenapa dek? Kok merangkak gitu?" Dion terkekeh.
"Gak kuat Mas. Perih. Aku mau Mandi. Biar bersih." Andrea terus merangkak.
"Mbok jangan gitu to Andrea. Aku jadi pingin lagi." Keluh Dion menatap istrinya yang terbungkus sarung merangkak kesana kemari.
"Pakai lubang kunci pintu aja mas." Goda Andrea.
"Sakit Dek." Keluh Dion.
"Setelah ini libur lama ya? Capek dihajar delapan kali." Andrea segera masuk kekamar mandi.
Dion merasa aneh, percintaan kali ini rasanya lebih menantang daripada bercinta sebelum Andrea hamil. Ia teringat bagaimana malam pertama itu yang membuat Andrea tak kuat bangun saat subuh.
Dan kini memang rasanya sangat luar biasa. Ada sedikit was-was bayinya akan bangun. Namun semua itu terlewati sukses setelah satu setengah bulan libur total.
Dion menatap langit-langit kamar, merenungi pernikahannya saat ini. Penuh kebahagiaan sekalipun gejolak masalalu selalu datang mengganggun. Dion mengelap tubuhnya yang berkeringat, mengingat percintaannya dengan Andrea barusan.
Tak lama rasa kantuk menyerang, iapun mulai terlelap dalam kantuk yang luar biasa.
(Fase Bermimpi)
Dion mengendarai motor menuju sebuah desa, pulang kerumah orang tuanya. Disambut rasa bahagia yang mendalam, membonceng seorang gadis yang ia cintai. Dan orang tuanya setuju atas keinginan Dion. Dan mereka menikah.
Tidak diketahui siapa perempuan itu didalam mimpinya. Tapi Dion sangat bahagia, bisa menyentuh gadis itu yang tersipu malu didepannya menggunakan baju pengantin khas jawa.
Dion membelai lembut kepala gadis itu dan hendak menciumnya dan pada akhirnya.
"Mas, bangun. Itu torpedonya berdiri kokoh tak ditutup. Ntar dijilat Jin tau rasa." Andrea menutupi tubuh suaminya dengan mesra.
"Ya ampun Dek. Sudah tinggal sedikit lagi.. malah kamu bangunkan." Keluh Dion sambil mengerjapkan mata setengah sadar.
"Lha kamu telanjang begitu. Kalo disamperin Mbak Sri tau rasa loh." Ejek Andrea.
"Waduh. Kerisku.." Dion memegangi kemaluannya dengan erat.
Bab ini emang rusuh bener ya, jadi harap bijak membacanya. Author tidam bertanggung jawab atas hal yg tidak diinginkan. Karena hanya menyajikan cerita se real mungkin.
Dan aku juga malas nulis...vote nya sedikit. Apalagi followernya. Jangan lupa ikuti/follow ya.. akan ada cerita lain yang lebih menarik pastinya
KAMU SEDANG MEMBACA
Duda Emang Beda
RomanceAndrea harus pasrah, saat calon pengantin prianya kabur dihari pernikahan. Demi nama baik, ia harus menikah dengan Duda berumur tiga puluhan yang pantas menjadi pamannya.. Harap bijak membaca cerita ini. Banyak unsur 18+ nya.. Author tidak bertangg...