"Selamat ya Mas Dion. Bayinya laki-laki." Bidan Zahra memberikan bayi mungil nan ganteng kepada Dion. Dion sumringah dan segera mengazani bayi itu. Andrea sudah bisa duduk walau meringis kesakitan.
"Terima kasih Dek. Selamat ya. Ganteng." Dion menyerahkan bayinya ke Andrea.
"Iya.."Andrea menerimanya dengan suka cita.
"Gantengnya Andrea. Mirip Dion." Lely melihat anak Andrea.
"Mas, ini Mbak Andrea sedang masa nifas. Ini memerlukan asupan gizi dan istirahat yang cukup. Mohon diusahakan untuk tidak stress karena rawa baby blues. Dan maaf dalam masa nifas mohon untuk tidak saling bertemu. Nanti jika nifas nya selesai bisa kembali kesini untuk melakukan kontrasepsi." Bidan Zahra menberi pengarahan.
Andrea telah tiba di bengkel. Ia naik pelan-pelan dipapah Dion, sementara Lely menggendong bayi mereka berdua.
"Sakit mas.." Andrea meringis.
"Sakit mana sama pas pertama kena luncuran rudal?" Dion ngajak bercanda.
"Sakit semua." Jawab Andrea.
"Halah... Ntar anak besar dikit ya nggak kapok.." Goda Lely memdengar candaan Dion.
"Mamak dengar?" Andrea malu.
"Ya dengar, wes biasa. Bapak-bapak." Lely terkekeh.
"Berarti Bapak juga gitu mak? Katanya kalo ngomomg mesti yang sopan.😒" Dengan polosnya Andrea bertanya.
"Halah.. wes angin lewat." Jawab Lely santai.
"Dah.. istirahat disini dulu dek. Mas ambilin minum." Dion mendudukan Andrea di kasur depan tv.
"Ini, oh ya kamu mau makan apa? Mas akan masak." Dion memberi Andrea segelas teh hangat.
"Kamu nyuci bekas lahiran aja Le. Mamak yang masak." Lely menyerahkan bayi Andrea.
Dion segera mencuci bekas Andrea melahirkan dengan suka cita. Andrea telah memberinya kehidupan baru yang ia rindukan selama ini. Ia berjanji pada dirinya sendiri akan sebaik mungkin menjadi kepala keluarga.
Malam hari Lely pamit pulang. Dikarenakan pekerjaan rumahnya sendiri belum dikerjakan. Bayi Andrea juga diam dan tidak rewel ditinggal neneknya.
"Dikasih nama siapa ya Mas?" Andrea memikirkan nama.
"Lha nama yang kemarin belum ada yang cocok kah?" Dion memangku bayinya.
"Aku sih pingin berdasarkan artinya Mas. Memakai nama islam." Andrea melirik bayi itu yang menggeliat didalam bedong.
"Lha kamu memikirkan artinya apa?" Dion menimang bayinya.
"Perbuatan baik yang tidak terputus." Jawab Andrea.
"Jadi ingat tiga perkara yang akhirnya ada namanya." Dion tersenyum miring.
"Apa?" Andrea curiga.
"Amal Jariyah Dek." Jawab Dion sekenanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duda Emang Beda
RomanceAndrea harus pasrah, saat calon pengantin prianya kabur dihari pernikahan. Demi nama baik, ia harus menikah dengan Duda berumur tiga puluhan yang pantas menjadi pamannya.. Harap bijak membaca cerita ini. Banyak unsur 18+ nya.. Author tidak bertangg...