Sekarang aku mempunyai hobi baru, hampir setiap hari selalu mendengarkan musikalisasi puisi melalui channel YouTube. Untuk menulis sajak, aku harus banyak mendengarkan dan meresapi setiap bait kata yang sudah di rangkai itu, tidak mudah ternyata. Apalagi jika sudah kehabisan ide, kalimat tiap bait nya pasti tidak bakal nyambung. Sesekali aku mendapatkan inspirasi dari Triya, aku menyuruhnya untuk bercerita karena dia sedang patah hati. Memang butuh proses dalam pembuatan sajak, ditambah lagi perasaan kita harus menyatu dengan kalimat pada tiap baitnya.
Karya pertamaku sudah jadi judulnya adalah "Rasa yang Salah", aku meminta Kevin untuk merevisi keseluruhannya. Ya, memang ditemukan ke-tidak konsistenan pada penulisan kata. Seperti kata "kau" harusnya aku hanya menggunakan kata itu sampai baitnya selesai, namun aku juga menyematkan kata "kamu" dalam bait tersebut. Koreksian dari Kevin tidak banyak, hanya beberapa saja. Selain merubah kata, ada juga beberapa akhiran dan awalan yang harus aku perbaiki.
Kevin menyuruhku untuk membuat rekaman suaranya, tapi aku masih enggan untuk membuatnya. Karena aku masih belum percaya diri dengan karyaku sendiri, menurutku tidak sebagus karya orang lain.
"Put...percaya sama gue pasti bakal banyak yang suka" Kevin selalu men-support tapi tetap saja aku tidak PD."Aneh gak sih Vin hasil karya gue?"
Kevin menghela nafas panjang, terdengar sepertinya dia lelah denganku tapi dia tidak memperlihatkannya dengan jelas, dia masih saja terus mendorongku untuk lebih percaya diri.
"Put jujur ya, gue aja gak nyangka Lu bisa buat sajak bagus kayak gini. Kalo dibilang untuk pemula sih kayaknya gak...pemula gak akan sebagus ini put!"
"Gitu ya? Iya deh nanti gue record"
"Put gue mau live, lu masuk ya!" Kevin memang selalu memerintah dan perintahnya itu tidak bisa di tolak.
"Iyaa Vin"
Kemudian Kevin mematikan sambungan telfonnya, dan sekarang dia sudah berada di room live. Seperti biasa room Kevin akan dipenuhi oleh kaum hawa, yang membuatku sedikit kesal. Bagaimana tidak? Kevin selalu merespon kegenitan mereka, hal yang mustahil jika tidak ada listener yang menggoda Kevin. Sementara Kevin kelihatannya besar kepala di elu-elu kan listener nya yang hampir 90% itu kaum hawa. Ada 2 listener yang selalu aku pantau, dan menurutku mereka itu seperti ulat cabe yang kegatelan mereka adalah Cecil dan Ratu.
"Disini ada gak yang mau gabung sama gue buat kolaborasi sajak?" Kevin menginginkan agar orang-orang mau bergabung dengannya, berbeda denganku yang tidak setuju dengan keinginan Kevin.
Di tengah derasnya typingan yang di dominasi oleh Cecil dan ratu, justru Kevin mengabaikan mereka dan dia menanggapi satu listener nya yang sepertinya ingin bergabung bersama Kevin. "Rachel" namanya tertera dengan jelas di sebelah foto profil yang di pakainya.
"Rachel, lu serius mau gabung?" tanya Kevin karena dari banyaknya listener cuma Rachel yang sepertinya serius menanggapi tawaran Kevin.
"Iya kak, aku serius" jawab Rachel melalui ketikan di kolom chat.
"Oke, nanti gue kasih kontak wa. Ehh...tunggu, Rachel minta aja sama putrisa ya. Itu orangnya yang ada label "MJ" dia asisten gue hhhhh.."
"Sejak kapan gue jadi asisten lu Vin?" Ucapku melalui ketikan
"Sejak kemaren-kemaren, kan lu yang mau put"
"Mana pernah gue mau, lu yang tiba-tiba maksa!"
"eh iya ya? Hahaha. Put kasih gih sama si Rachel"
"Iya bentar" sebenarnya aku tidak ikhlas memberikannya ke Rachel, kenapa tidak Kevin sendiri yang memberikannya dan kenapa juga harus menambah partner, jujur aku tidak suka.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUNIA VIRTUAL
RomanceTepatnya pada pertengahan tahun 2020, sejak covid-19 lagi marak-maraknya. sehingga pemerintah menyarankan untuk social distancing, dan aku banyak menghabiskan waktu di kostan. karena di Landa rasa bosan dan ada larangan keluar alias lock down, akhir...