Jujur aku melupakan dunia nyataku, waktu itu aku tidak sadar tapi karena kondisi yang mendorongku hingga akhirnya aku nyaman berada di dunia virtual. Dan aku merasa bukan hanya aku saja yang merasakannya, orang-orang yang aku jumpai di dunia virtual juga pasti merasakannya.
Kondisi dunia nyata yang tidak baik dan mengharuskan mereka untuk tetap bertahan di dalam rumah pasti membuat psikologis mereka sedikit tertekan, stress, bosan, capek yang akhirnya memaksa mereka untuk mencari sesuatu yang bisa menghibur.Tepatnya awal bulan Agustus 2020, aku masih dengan aktivitasku di dunia penyiaran virtual. Di bulan ini juga aku menemukan sosok orang yang kala itu bisa membuatku merasa lebih bersemangat, aku menemukannya secara virtual melalui aplikasi yang aku gunakan. Waktu itu memang tidak sengaja bertemu dengannya pada saat dia melakukan siaran, kesan pertama saat aku mendengar suaranya sangat cempreng. Gaya bicaranya yang cepat, selingan humor saat menyampaikan konten yang dia bawa, sifat friendly nya yang membuatku tertarik dan juga good looking menurutku kala itu.
Awal perkenalan sama seperti penyiar lain pada umumnya, dia memperkenalkan dirinya terlebih dahulu dengan gaya bicaranya yang khas. Dia bisa mengucapkan satu kalimat panjang dengan satu tarikan nafas, sangat cepat menurutku. "Kevin" begitu orang-orang memanggilnya, kami pun berkenalan. Dia menyebutkan asalnya dari salah satu kota yang ada di Jawa tengah, dengan latar belakang sarjana dan fresh graduate yang waktu itu masih belum memiliki pekerjaan karena sulitnya mencari pekerjaan di tengah pandemi.
Saat berkenalan ternyata umur kami hanya terpaut jarak 1 tahun, dia lebih tua dariku. Dia sempat menanyakan kesibukanku waktu itu, dan aku memberitahukan dia bahwa aku mahasiswi semester akhir yang sedang menyusun skripsi. Mungkin horor banginya ketika aku mengetik kata "skripsi" dia sedikit terkejut dan memberiku kalimat penyemangat. Ya meskipun kalimatnya terlalu basic seperti yang sering di ucapkan banyak orang, tapi aku sedikit antusias mendengar Kevin mengucap kalimat itu "semangat ya putri" kira-kira begitu.
Saat di room Kevin tidak hanya dia yang menyapaku, ada Jojo dan Eca yang menyapaku karena sudah tugas mereka sebagai MJ (manajer) dan Kevin adalah DJ (penyiar). Jojo lebih muda dariku, dia juga seorang mahasiswi yang kala itu masih semester 4. Sementara Eca dia lebih muda diantara kami yang waktu itu masih duduk di bangku SMA, aku tidak tau tepatnya dia kelas berapa.
Dan mulai saat itu aku menjadi akrab dengan ketiganya, mereka sangat friendly. Dan sejak saat itu juga jumlah fans ku sedikit bertambah, serta pertama kalinya aku mempunyai circle virtual.Jam siaran Kevin start pukul 22.00 dan berlangsung 2 jam setiap hari, jika dirasa room nya seru tapi waktu sudah terlanjur habis pasti dia sering melakukan re-live. Setiap malam aku selalu join di room Kevin meskipun masih pasif, tapi mereka tidak membiarkanku tetap diam. Mereka selalu memancingku dengan banyak pertanyaan, aku masih belum terbiasa berbicara dengan stranger seperti mereka.
Tidak seperti Jojo dan Eca yang tampaknya mudah beradaptasi dan PD. Eca terlihat sangat antusias selama live berlangsung, dia terlalu caper ke Kevin. Ketika Kevin mengabaikannya dia pasti bakal ngambek, ya seperti itulah sifat bocil wkwk. Saat timer sudah menunjukkan sisa waktu tinggal 20 menit lagi, Kevin berhenti berbicara. Mungkin dia lelah dan hanya terdengar backsound musik yang dia putar, mungkin dilihatnya aku tidak muncul dan akhirnya dia memanggilku dengan typingan "putri".
Putri: "Iya Vin kenapa?"
Kevin: kirain udah tidur...
Jojo: Kevin buaya, hati-hati put wkwk
Putri : @Kevin belum sih, @Jojo wkwk
Kevin: @Jojo heh mana ada, @Putri kamu callan gitu put?
Eca : ihh kak Kevin lagi cari bini baru
Jojo : @Eca iya ca, makanya aku suruh si putri hati-hati
Kevin : berisik aja kalian -_-
Putri : mau callan sama siapa juga wkwk
Kevin : eh beneran gak ada temen call nya?
Jojo : tuh kan Kevin buaya, godain betina Mulu
Eca : kak Kevin inget anak udah 2 wkwk
Putri : wkwkwk
Typingan berlanjut sampai timer benar-benar habis, kali ini Kevin tidak melanjutkan siaran. Sepertinya dia benar-benar lelah, sementara aku yang tidak bisa tidur sama sekali masih berkeliling di beranda S-Live dan menemukan satu room dengan pemiliknya yang bernama Iqbal. Suaranya terlalu smooth, sepertinya suara Iqbal adalah mantra yang bisa membuatku mengantuk. Aku tidak sadar tertidur di roomnya sampai pagi, aku melihat layar ponselku masih menyala dan tertera dengan jelas pemberitahuan siaran Iqbal berakhir. Aku mematikan ponsel dan mengisi daya karena sudah hampir low, dan aku kembali melanjutkan tidurku karena tidak ada aktivitas yang akan dilakukan.
Aku merasakan ada sesuatu yang mengalir dari dahi hingga ke pelipis, perlahan ku buka mata dan masih terlihat buram. Aku kedipkan mata sekali lagi untuk bisa melihat dengan jelas, kemudian mengelap dahi yang basah karena keringat. Tenggorokan yang terasa kering membuatku terpaksa harus bangun, dan mengambil segelas air. Aku kembali duduk di kasurku dan meraih ponsel, "Ting.." aku langsung melihat layar ponsel, ketika nama Kevin muncul tanpa berpikir panjang aku langsung menemuinya di room siaran.
🌷🌷🌷🌷
Jangan lupa vote nya ya ☺️
Terimakasih sudah membaca 🌷Mohon maaf jika di part ini mungkin tulisanku sedikit berantakan, karena memang suasana hati author sedang tidak baik. Mungkin terlihat seperti tergesa-gesa untuk menyelesaikan part ini tapi memang benar seperti itu 🙏🏻
Saran dan kritiknya boleh kalian kirimkan di komentar untuk perbaikan di bab ini ataupun sebelumnya 🙏🏻
11 November 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
DUNIA VIRTUAL
RomanceTepatnya pada pertengahan tahun 2020, sejak covid-19 lagi marak-maraknya. sehingga pemerintah menyarankan untuk social distancing, dan aku banyak menghabiskan waktu di kostan. karena di Landa rasa bosan dan ada larangan keluar alias lock down, akhir...