16|Rasa Baru

3 2 0
                                    

Bermula saat Kiki mengirimkan pesan melalui Instagram, dia memberikan komentar mengenai sajak yang aku posting "suka puisi juga?" Aku membalasnya dengan "iya". Tidak berhenti disitu tentunya, cerita ini pun berlanjut, Kiki ingin mengirim rekaman puisi nya tapi berhubung  Instagram tidak menyediakan fitur untuk mengirim file rekaman, aku memintanya untuk dikirim via WhatsApp. "Aku yang kirim nomer wa atau kamu yang kirim?" Dari kebanyakan orang asing yang ku tau, jika itu pria pasti mereka akan lebih agresif untuk meminta nomer WhatsApp, tapi menurutku Kiki gak begitu agresif. Aku yang menyuruhnya untuk mengirimkan nomor wa, dia pun tidak mempermasalahkan. Awalnya aku mempunyai rencana, setelah aku mendengarkan puisi Kiki nomornya akan aku blokir karena tidak ingin kejadian seperti Kevin.

Puisi yang Kiki buat cukup bagus, puisi itu bertemakan "ibu". Tanpa sengaja aku melihat story WhatsApp yang Kiki posting, tampak sosok pria mengenakan jaket parasut, dengan celana jeans pendeknya beserta topi yang sedikit menutup matanya dan sepatu Eiger yang menjadi ciri khas para pecinta alam. "Oh suka muncak ternyata" lirihku dalam hati.

Malam itu aku membuka room live, aku mengirimkan link room pada Kiki. Setelah 15 menit berlangsung Kiki muncul, malam itu sangat ramai. Beberapa listener ingin aku menerima up call mereka, tapi aku menolaknya karena merasa tidak nyaman.
Aku berceloteh di telinga mereka, mengeluarkan keluhan yang begitu mengganjal pikiranku. Kemudian aku membaca kalimat di kolom komentar "mau telepon?" Sontak aku langsung membaca siapa orang yang mengetiknya, tenyata itu Kiki.
Hal itu membuat seluruh pendengar ku mengetikkan "cie..." di kolom komen.

setelah siaran berakhir, Kiki mengirim pesan "put sibuk gak? Boleh telfon?" Aku tidak langsung mengiyakan, aku sempat berpikir tapi berhubung tidak ada yang mengajakku ngobrol akhirnya aku menerima panggilan dari Kiki.
"assalamualaikum, gak ganggu kan put?" Suara Kiki benar² smooth berbanding terbalik dengan suara Kevin.

"Waalaikumsalam, gak kok" bagiku sangat akward saat pertama kali berbicara dengan Kiki.

"Put kamu asalnya darimana?" Sesekali aku mendengar suara hisapan dan hembusan dari mulutnya.

"Bukannya kemaren udah di kasih tau ya?"

"Maaf aku lupa put, yaudah kalo gak mau jawab lagi gapapa" ucap Kiki sambil kembali menghisap dan menghembuskan sesuatu dari mulutnya.

"Aku dari Bengkulu, kamu tau kan Bengkulu? kamu nge-vape ya?" 

"Oh iya, aku tau kok di Sumatera kan?  Iya aku nge-vape, kok tau sih "

"Kedengeran Ki, btw kamu pernah ke Sumatera?"

"Gak pernah sih, tapi saudara aku di sana di Lampung"

"Kamu suka muncak ya?" Aku teringat dengan story kiki beberapa waktu lalu

"Eh kok tau, iya suka banget malah. Kalo kamu suka gak?"

"Belum pernah sih, tapi pengen juga muncak"

"Kamu mau liat gak sunrise? Nih aku kirim fotonya" Kiki mengirimkan dua buah foto dari puncak gunung, foto tersebut hanya menampilkan saat matahari tengah terbit.

(Ini adalah foto asli yang di kirim Kiki)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Ini adalah foto asli yang di kirim Kiki)

"Bagus banget, tapi kayaknya cape kalo muncak"

"Mungkin kalo pertama kali iya, tapi kalo udah sering gak berasa cape nya. Apalagi setelahnya bakal di suguhi pemandangan yang luar biasa, capeknya bakal hilang"

"Gitu ya, kamu udah berapa kali muncak?"

"Banyak put, sering malah gak kehitung. Di Bengkulu ada gunung gak put?"

"Ada Ki, tapi gak tinggi-tinggi banget, orang-orang nyebutnya bukit kaba"

"Emang ketinggian nya berapa ?"

"Kurang tau Ki, cek di google aja hehe" jujur aku tidak tau menahu soal tinggi bukit kaba walaupun aku tinggal di Bengkulu.

"Kamu kesehariannya ngapain aja put?"

"Lagi nyusun Ki, skripsi. Kalo kamu?" ucapku dengan lesu, seperti memberikan isyarat pada Kiki untuk tidak membahas dunia perkuliahan ku lebih lanjut.

"Aku taruna, tau taruna gak?" Meskipun tidak secara detail Kiki memberitahukannya, tapi aku tau Kiki seorang taruna pelayaran. Aku sempat meng-stalk dan semua informasi tentang dirinya sudah aku ketahui.

"Iya tau, udah berapa lama?" aku bertanya karena tidak tahu menahu soal sekolah taruna.

"Udah 4 tahun, put kalo kamu misalkan dapet pasangan yang kerjanya di bagian pelayaran mau gak?"

Aku sedikit terkejut dengan pertanyaan Kiki, antara dia hanya sekedar bertanya atau aku yang terlalu percaya diri bahwa Kiki suka padaku. "emmm sebenarnya gak mau sih, pasti bakal ditinggal terus. Ketemunya setahun sekali, gak mau aku gak bisa. Maunya yang selalu ada di samping aku"

"Yaudah cari yang bisa deket aja kalo gitu"

"Kalo pelayaran bahaya gak sih, di laut terus. Kalo ada badai juga pasti bahaya apalagi kalo kapalnya karam, tenggelam"

"Semua pekerjaan pasti ada resikonya put, yaudah kamu cari yang kerjanya di darat aja"

"Ya kita gatau kalo soal jodoh ki"

"Iya juga sih, btw put kamu udah lama siaran di S-Live ?"

"Baru 2 bulan kok, kalo kamu?"

"Aku baru main put, langsung masuk room kamu kemaren"

"Waktu kamu up call di room aku kemren kayaknya di tempat kamu rame banget"

"Oh itu, aku lagi di asrama sorry ya kalo berisik" Kiki kembali menghisap vape miliknya

"Sekarang masih di asrama?"

"Sekarang di rumah, kan aku udah selesai"

Obrolan kami berlangsung sampai malam, sampai aku ketiduran dan tidak sadar kalau telfonnya sudah mati. Sepertinya Kiki bakal menggantikan Kevin, obrolan ku dengan Kiki juga cukup nyaman tapi tidak ada yang tau bagaimana kedepannya. Apakah Kiki benar-benar akan terus ada atau sebaliknya dia akan menghilang.

*****

Jangan lupa vote nya 🌟

Terimakasih sudah mampir
Tunggu part selanjutnya ya ☺️🌻

Sunday, 05 February 2023

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 05, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DUNIA VIRTUAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang