"Suami? " tanya Alia bingung
"Nama kamu Alia, umur kamu 22 tahun, dan saya suami kamu, kita menikah 2 bulan yang lalu" ucap Junghwan dengan wajah datar.
Sebenarnya Junghwan sendiri orang yang sangat cuek dan memiliki wajah yang terus datar, dan bersikap ramah di beberapa waktu dan orang orang tertentu.
"Aku... Aku gak ingat semua nya, aku...aku kenapa? " tanya Alia frustasi sampai sampai ia memukul kepalanya keras.
"Tenang Alia, kamu Amnesia wajar kamu gak ingat apapun" Junghwan berusaha menghentikan pergerakan Alia.
"Hiks... " setelahnya hanya sebuah tangisan yan terdengar di ruangan VIP tersebut
"Dimana rumah ku? Ayah sama ibu aku siapa, tolong kasih tau aku" Junghwan tersentak, jujur saja ia belum memikirkan sampai sejauh ini.
"Eumm, orang tua kamu tidak ada, kamu udah gak punya orang tua, dan rumah, kamu tinggal bersama saya" Junghwan menghela nafas di saat mulut nya berhasil memberikan alasan yang barus
...
Setelah 8 hari di rawat di rumah sakit, Alia sudah di perbolehkan pulang. Sekarang ia sedang menunggu jam pulang Junghwan yaitu jam 20.00 sambil mengayun-ayunkan kakinya di brangkar.
Ia sedang memikirkan, bagaimana nanti kehidupan nya, selama seminggu ini Junghwan sendiri rajin meneriksa dan banyak menanyakan kabar Junghwan.
Banyak yang ingin Alia tanyakan kepada Junghwan sebenarnya namun ia merasa rumah sakit bukanlah tempat yang pas untuk bertanya
"Alia, kamu udah siap? " tanya Junghwan begitu masuk ke dalam ruangan putih tersebut.
Alia tersenyum tipis
"Udah"
"Ya udah, ayo ikut dengan Saya ke mobil. Hari ini kita pulang" Alia hanya diam tak menanggapi dan mengekori Junghwan di belakang.
...
"Ini kamar kita, dan ini lemari kamu. Kita punya 2 pembantu disini, jadi kamu bisa manggil mereka kalo ada apa apa" jelas Junghwan.
Alia berjalan menuju lemari nya, namun ia sedikit mengernyitkan dahi nya kenapa baju di lemari ini tampak sangat baru?
"Baju nya kok kayak baru banget ya? "Ucap nya heran
" karena kita baru menikah, jadi saya membelikan banyak baju baru buat kamu" ucap Junghwan tenang, Alia mengangguk sambil membuat huruf O di mulutnya.
"Mendingan kamu bersih bersih dan ganti pakaian kamu, saya mau ke bawah sebentar" Alia menoleh ke arah pintu yang sudah tertutup
Tak lama kemudian ia mengambil baju yang di lemari dan bergegas masuk ke dalam kamar mandi yang tersedia di kamar ini.
Alia keluar dengan setelah piyama berlengan panjang berwarna Cream dan bawahan panjang berwarna coklat.
Karena ia tak tahu harus apa, ia berjalan ke arah balkon hanya untuk mencari udara segar.
"Kok aku ngerasa asing ya dengan semuanya" ia bergumam kecil sambil menatap bintang bintang.
"Ngapain? " Alia terkesiap saat suara Junghwan sudah berada di samping nya.
"Ngagetin" gerutu Alia kecil, jujur saja ia masih merasa segan dengan Junghwan.
"Ada yang ganggu pikiran kamu? " tanya Junghwan paham dengan raut wajah Alia.
"Umm aku ada beberapa pertanyaan, kamu mau jawab buat aku kan? " Junghwan mengangguk.
"Pertama... Kenapa hubungan kita gak kayak suami istri? Kenapa kita bisa menikah? Dan aku liat kamu juga canggung sama aku" tanya Alia mantap
"Huft" Junghwan menghebuskan nafasnya.
"Alia, kita menikah karena perjodohan, dan kamu itu dulu asisten rumah tangga saya. Saya... Saya mabuk saat itu, dan kita gak sengaja tidur bareng, kita kepergok sama ayah saya dan akhirnya kita di jodohkan"
Alia meneteskan air matanya, sudah tidak punya orang tua, kenapa alur pernikahan nya juga gagal?
"Saya minta maaf untuk itu, namun saya akan bertanggung jawab atas kamu Alia, saya sendiri tidak ingin menikah lebih dari satu kali maka dari itu saya akan menganggap kamu istri saya"
Jika kalian berfikir Junghwan jatuh cinta kepada Alia kalian salah, sebab Junghwan sendiri sudah mempersiapkan kata kata ini dari kemarin malam untuk menyakinkan Alia maka dari itu ia sangat tidak ragu dalam pengucapan nya.
"Hiks... " namun hanya suara tangisan tertahan yang Junghwan dengar.
Sedikit Merasa bersalah Junghwan menarik Alia di dalam dekapan nya, ia mengelus rambut se punggung Alia dengan lembut.
"Hiks hiks... " dan benar benar hanya suara tangisan Alia yang terdengar di malam sunyi itu..
...
Junghwan membuka kelopak matanya perlahan, ia hanya diam di atas tidur sambil menatap langit langit kamarnya.
Hari ini minggu, junghwan sama sekali tidak ada niatan untuk bangkit dari tempat tidur nya, ia menoleh sejenak menatap Alia yang sedang tertidur pulas sambil memeluk erat boneka beruang Junghwan.
Boneka beruang? Junghwan?
Itu boneka perayaan atas lahirnya junghwan, orang tua Junghwan berfikir bahwa Junghwan akan lahir dengan berjenis kelamin perempuan namun, ia malah keluar dengan jenis kelamin laki-laki.
Junghwan dulu sangat menempel dengan boneka tersebut sampai Kelas 2 SMP, dan alasan boneka tersebut ada di kamar Junghwan karena Junghwan tidak mau kehilangan teman kecilnya dan itu juga teman nya di saat ayah ibu nya sibuk dulu, sebagai pajangan tidak salah kan?
Karena Alia semalam tidak bisa tidur dengan inisiatif Junghwan, ia memberikan Alia boneka tersebut agar ia bisa tidur, dan benar saja hanya butuh waktu sekitar 5 menit Alia sudah terlelap dengan memeluk boneka tersebut.
Ia mengalih kan pandangan nya menjadi menatap wajah tenang Alia yang sedang tertidur, Alia berfikir, bagaimana nanti ia akan memberi tahu Alia jika ia hanya mainan Junghwan.
Jangan mainan, tapi alat bantu Junghwan agar ia tak di desak menikah oleh sang kakek.
Memikirkan itu membuat Junghwan pusing, lebih baik ia memainkan Handphone nya, sama seperti orang pada umum nya yang akan berselancar di media sosial ketika baru bangun tidur, apalagi ini adalah hari libur.
"Umm" sebuah lenguhan mengalihkan atensi Junghwan dari ponsel ny, ia menatap Alia sejenak lalu kembali fokus pada ponsel nya.
Alia terbangun, merasakan pancaran matahari mengenai matanya, ia menoleh mendapati Junghwan yang umm boleh kah Alia jujur? Junghwan begitu tampan dengan wajah datar dan tangan nya yang khmm menurut Alia sangat berotot (?)
Alia menepis pikiran liat nya, segera ie berdehem untuk mengalihkan atensi Junghwan, namun Junghwan tetap fokus pada handphone nya.
"Mau sarapan? " tanya Junghwan
Alia tersentak sedikit namun sedetik kemudian ia mengangguk.
"Aku akan masak" Alia berucap lugu, ia tak ingat bisa memasak atau tidak, namun jika dulu ia seorang pembantu pasti ia bisa memasak bukan?
"Tidak usah, kamu baru sembuh, biar bi Iyem yang memasak, kamu boleh mandi kalau kamu mau" Alia tersenyum canggung lalu bergegas masuk kamar mandi.
Tolong lah, Alia tak suka dengan situasi canggung, itu seperti membunuh Alia namun secara perlahan.
Junghwan menatap kamar mandi yang baru saja tertutup kencang, lalu melanjutkan aktifitas nya bermain ponsel.
...
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Wife [ON GOING] //Junghwan
Teen Fictiondi paksa untuk terus menikah membuat So Junghwan muak, dan berakhir memilih salah satu pasien nya yang terkena amnesia untuk menjadi seorang istrinya. awalnya rencananya ini hanya ia lakukan untuk beberap minggu, namun seiring dengan berjalannya wa...