16

161 19 2
                                    

Alia mengerjapkan matanya melihat sekeliling yang terasa asing. Ia mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi sebelumnya.

Alia yang menunggu bus, lalu tanpa sadar tertidur dan.... Alia melotot panik dan seketika bangun dari tempat tidur nya. kamar yang sangat asing membuat Alia semakin berfikiran yang tidak-tidak. Gadis itu menangis meraung-raung karena pintu kamar yang tak bisa terbuka.

ceklek

Pintu tersebut terbuka menampilkan seorang pria yang menatap Alia dengan tatapan dingin namun juga terkejut.

Alia yang mendengar pintu tersebut terbuka berdiri dengan panik, namun semua rasa paniknya sirna di gantikan dengan rasa terkejut sedikit lega. Ia berlari memeluk erat pria tersebut sembari menangis dengan pilu, entah lah Alia seperti memiliki trauma tersendiri namun gadis itu juga tak ingat.

"j-junghwan..." lirih nya.

Junghwan, pria yang mengangkat Alia yang tertidur di halte bus. Ia tak tau rumah gadis itu dimana, karena hujan yang deras ia membawa Alia menuju rumah lama nya. Rumah mendiang orang tuanya, karena alasan pekerjaan lah yang membuatnya harus kesini beberapa hari. namun ia tak menyangka bahwa akan menemukan Alia disini setelah Doyoung dan juga Karina yang tutup mulut karena perginya Alia dengan tiba-tiba. Junghwan pikir gadis itu benar-benar akan melupakan nya makanya Junghwan juga mulai berusaha untuk tak memikirkan keberadaan gadis itu.

Pelukan tersebut Junghwan lepas, ada perasaan tak tega melihat hidung memerah, wajah pucat dan bibir bergetar. Kentara sekali gadis itu tengah takut.

"Kamu ketiduran di halte, jadi saya bawa kesini." ucap Junghwan tanpa di pinta membuat Alia menjadi sedih.

saya-kamu itu mulai Alia dengar kembali. membuat Alia merasa berjarak dengan Junghwan walaupun pada kenyataannya mereka tidak ada apa apa sedari awal.

"Alamat kamu dimana, biar saya antar pulang atau kamu mau manggil keluarga kamu buat jemput?" tanya Junghwan datar membuat Alia yang di tanya begitu sedikit terisak.

"m-maaf..." lirih gadis itu, namun tak Junghwan hiraukan, ia tetap memasang wajah datar bahkan terlihat seperti menahan amarah.

"barang kamu masih ada di ruang tamu." setelahnya Junghwan pergi meninggalkan gadis itu sendiri di kamar. Merasa bahwa ia tak boleh berlama lama disini, segera Alia keluar dari kamar menuju ruang tamu, mengambil barang barang nya lalu pergi tanpa ijin Junghwan.

Gadis itu terlihat tergesa-gesa, dan Junghwan melihat semuanya dari dapur. Ia tengah menyiapkan sarapan untuknya dan Alia awalnya, tapi melihat gadis itu yang pergi dengan cepat membuat Junghwan kehilangan mood memasak nya dan juga makan nya.

.....

Alia berjalan dengan lesu menuju rumah nya, Ibu nya menatap anaknya tersebut dengan panik, ia segera menghampiri Alia dan memeluk gadis itu dengan erat. Ia tak mau kejadian Alia hilang terjadi kedua kalinya.

"sayang, kamu darimana aja?" tanya nya khawatir membuat Alia membalas pelukan ibunya itu sambil menenangkan nya,

"Alia kejebak hujan ma, terus nginep di rumah temen." jawab nya membuat ibunya menghela nafas lega.

"kenapa gak ngasih tau mama sih? kan ada hp nya." tegur sang ibu membuat Alia tersenyum kotak.

"HP nya lowbat mah, aku juga takut main hp pas hujan petir gitu" wanita paruh baya tersebut menghela nafas lalu tersenyum.

"ya udah yang penting kamu udah pulang."

setelah ijin masuk ke dalam kamar nya, Alia membuka tas nya mencari keberadaan handphone nya untuk ia isi daya. Namun, ia tak menemukan nya dimana pun. ia bahkan sudah dua kali membuka tas nya dan tak menemukan nya.

ketinggalan dimana?

Pikir gadis itu. Namun, mengingat ia yang baru saja dari rumah Junghwan membuat ia semakin pusing. Berniat untuk menghindari pria tersebut namun selalu saja peristiwa yang mengharuskan mereka bertemu.

Gadis itu memijit pelipisnya, ia rasa ia masuk angin karena hujan kemarin di tambah sekarang handphone nya yang kemungkinan masih berada di rumah Junghwan.

Ia tak mungkin kembali ke rumah itu, ia merasa malu untuk bertemu Junghwan. Mencoba ikhlas, Alia akan minta handphone baru saja nanti kepada Doyoung. Walaupun handphone itu juga baru karena pemberian dari Junghwan.

Sebentar, apakah handphone itu ingin kembali bersama pemiliknya? Alia berguling-guling di tempat tidur pusing nya semakin menjadi, dan ia malah menambah beban pikiran nya sendiri.

....

Junghwan baru selesai mandi, namun matanya tertuju pada benda kotak di meja rias nya. Itukan handphone Alia yang ia simpan di situ semalam, kenapa ia tinggalkan? apakah gadis itu lupa membawa nya?

mencoba tak peduli dengan pikirannya, Junghwan meraih ponsel canggih tersebut dan membuka layar kunci nya. Tanpa sadar ia tersenyum menatap wallpaper gadis itu untuk layar kunci nya, fotonya di pasar malam dulu yang ia ambil.

Junghwan ingat betul bahwa ini adalah handphone nya, lebih tepatnya handphone bekas Junghwan. Bukan nya pelit atau bagaimana, tapi saat itu Junghwan memang tidak terlalu memerlukan handphone nya yang ini dan jarang sekali ia gunakan, dan kebetulan Alia suka menggunakan nya karena handphone nya memiliki aplikasi game jadi Junghwan memberikan nya pada Alia.

Tangan nya berhenti ketika melihat wallpaper gadis itu, itu foto dirinya yang tengah tertidur. Di ambil menggunakan kamera depan karena ada Alia di dalam nya, ekspresi gadis itu terlihat lucu dengan gaya pura pura tidur sembari menunjuk Junghwan.

"jadi benar-benar suka ya dulu?"

Kata 'dulu' dalam fikiran nya sendiri membuat Junghwan menghela nafas. Kenapa gadis itu tidak mempertahankan perasaan nya saja sih? Junghwan sudah merasa bersalah, ia bilang ia juga sudah memaafkan Junghwan.

Junghwan sudah mengakui perbuatannya kepada kakeknya, walaupun respon kakeknya terlihat biasa saja bahkan cenderung ke tidak peduli membuat Junghwan merasa aneh.

handphone di genggamannya berdering, ada panggilan dari seseorang membuat Junghwan buru buru mengangkat nya karena itu dari ibunya Alia.

"h-halo??"

terdengar suara cicitan disana membuat Junghwan menarik senyumnya tanpa sadar.

"ya, kenapa?"

Tanya Junghwan basa basi dan mencoba usil kepada Alia yang kini menelpon nya jelas ingin menanyakan handphone nya.

"i-itu, anu, eum handphone aku..."

Terdengar tak jelas namun Junghwan yang mendengar nya menaikan sebelah alisnya menunggu Alia melanjutkan ucapannya.

"ak-aku mau a-ambil handphone ku. a-aku b-boleh ambil nya d-dimana?"

Gadis itu sangat gugup dan suaranya juga parau. Junghwan menduga pasti ia sedang sakit karena tadi pagi pun badan nya sangat panas.

"ini bukan nya handphone yang saya kasih ya?"

Junghwan mengatakan nya dengan nada datar dan tajam namun wajahnya justru tersenyum merasa puas mengerjai perempuan itu.

"itu, aku perlu sama handphone nya. nanti aku bayar ke kamu aja"

Junghwan terkekeh tanpa suara mendengar jawaban gadis itu.

"mana alamat kamu, biar saya yang antar. Kamu kayaknya lagi sakit"

......

Fake Wife [ON GOING] //JunghwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang