17

241 25 4
                                    

Tangan kekar tersebut mengetuk pintu kayu berwarna coklat tersebut. Matanya melirik kesana kemari sebelum akhirnya pintu terbuka menampilkan wanita paruh baya yang menatap Junghwan terkejut.

"Junghwan!" ucapnya.

Jelas, ibu Kim Doyoung itu mengenal Junghwan. Doyoung sering menceritakan pria tersebut dan ketika ibunya dulu menjenguk Doyoung di perantauan ia juga sering bertemu dengan Junghwan.

"siang tan." sapanya lalu memeluk wanita tersebut dengan erat, seperti memeluk ibunya sendiri.

"kamu kesini sama siapa?" Tanya wanita itu sembari mempersilahkan Junghwan masuk dan duduk di ruang tamu.

"aku sendiri Tan, ada urusan bisnis." Jawab Junghwan membuat ibu Doyoung tersenyum lebar.

"oh iya, kamu kesini ngapain ya?" tanya nya penasaran membuat Junghwan tersenyum canggung.

"Aku mau ketemu sama Alia tan, aku ada perlu." walaupun terkejut, ibu Doyoung tetap memberikan ijin untuk Junghwan bertemu dengan Alia.

"dia lagi di kamar, soalnya demam. kayaknya masuk angin soalnya kemarin kehujanan. Kamu kenal Alia darimana?" Tanya nya penasaran.

"Dari Doyoung Tan, kita sering ketemu dulu." Akhirnya setelah mendapatkan ijin untuk ke kamar gadis itu, wanita paruh baya tersebut pergi meninggalkan Junghwan dan Alia.

Junghwan hanya mendapati Alia yang bergelung di balik selimut tebal nya, teh yang ibunya siapkan tak ia minum. badan nya menggigil namun matanya terpejam seperti tengah tertidur nyenyak.

Junghwan mendekat ke arah gadis itu lalu meletakkan handphone tersebut di meja dekat kasur empuk itu. Tangan Junghwan tanpa sadar menempel di kening gadis itu bermaksud merasakan suhunya, Namun sepertinya ia lupa bahwa Alia adalah orang yang sangat mudah bangun dari tidurnya.

"eunhhh" lenguhnya, mata nya mengerjap perlahan saat melihat Junghwan yang kini menatapnya. seperti induk ayam yang sedang menunggu telur nya menetas.

"j-jung..." belum selesai panggilan tersebut terucap, tiba-tiba dan tanpa aba-aba bibir nya di bungkam oleh Junghwan yang terlihat memejamkan matanya menikmati kecupan yang ia berikan.

Alia membulatkan matanya terkejut, namun gerakan pelan dari bibir Junghwan membuat ia memejamkan matanya. Ikut terlena dengan bibir tebal Junghwan, tengkuknya juga di tahan oleh tangan besar itu. Hingga ciuman lembut dan hangat tersebut di putuskan oleh Junghwan yang kini menatapnya dalam.

Dengan mata sayu nya, Alia menatap bergantian mata dan bibir Junghwan yang terlihat mengkilap sama seperti nya.

Anggaplah Alia telah hilang akal, karena gadis itu kembali mendekat dan menempel kan bibirnya pada bibir Junghwan yang tentu membuat Junghwan kaku. Satu tangan Alia berada di tengkuk Junghwan, satunya lagi di kepala Junghwan. remasan pelan di rambut hitam pria tersebut Alia berikan untuk menyalurkan rasa malunya, ia hanya mengecup lama tanpa menggerakkan, matanya terpejam begitu pula dengan Junghwan.

Tersadar dengan apa yang ia lakukan, Alia segera mendorong Junghwan menjauh lalu menarik selimutnya hingga menutupi dirinya sampai kepalanya.

"kali ini saya benar-benar serius Alia, ayo menikah!!"

......

Junghwan menatap penuh ke Alia yang kini mulai menampakan dirinya di balik selimutnya setelah terdiam beberapa saat karena mendengar ucapan Junghwan.

Setelah pengakuan tersebut ibunya datang membawakan obat dan makanan untuk Alia. Lalu, Junghwan menawarkan untuk mengobati Alia mengingat pekerjaan nya adalah seorang dokter.

"kali ini, tolong jawab dengan serius." ucap Junghwan dengan wajah serius membuat Alia mengalihkan pandangannya ke segala arah.

"a-aku malu." cicit gadis itu sambil menggigit selimut nya.

Junghwan yang mendengar itu lantas terkekeh lalu mengusap rambut Alia dengan gemas sebelum berganti menjadi usapan lembut. Ia tersenyum mendapati Alia yang menatap nya dengan wajah polosnya.

"aku capek kalo harus kejar kejaran lagi sama kamu. Aku serius kali ini. Aku gak bakal ngulang kesalahan yang sama, Aku bener bener tulus sama kamu. Maafin aku sebelumnya, aku tau aku salah."  Terdengar nada putus asa dari Junghwan membuat Alia merasa bersalah karena telah menyakiti pria tersebut.

"maafin aku ya?" ucap Junghwan lagi. Alia tak bisa untuk tidak tersenyum melihat Junghwan yang memiringkan kepalanya agar mendapat respon dari Alia.

"aku juga minta maaf. Aku juga salah, gak seharusnya aku ngeraguin kamu." Ucap Alia kemudian membuat kedua bibir Junghwan tertarik membentuk lengkungan lebar.

"jadi-?" mendengar nada yang menggantung itu membuat Alia mengernyitkan dahinya.

"jadi apa?" tanya nya bingung.

"kamu mau kan nikah sama aku?" Alia tersenyum karena merasa tersentuh dengan ketulusan pria di hadapan nya ini.

Gadis itu mengangguk ribut. Junghwan tak bisa untuk tak mencubit pipi merona Alia yang tampak lucu dimatanya.

"mau sekalian minta restu sama Tante ya?" ijin Junghwan.

"emang berani?" Junghwan tersenyum mendengar nada jahil dari Alia.

"sama darah aja aku berani, masa cuma minta restu gak berani." Alia tertawa mendengar ucapan Junghwan, tidak lucu sebenarnya tapi ia hanya sedang menahan salah tingkahnya.

"restu apa?" tepat setelah itu, ibunya  Doyoung atau Diana datang dengan wajah yang kebingungan menatap bergantian Junghwan dan Alia.

"eum, gini Tante. Junghwan mau minta ijin dan minta restu Tante, Junghwan mau nikahin Alia. Saat ini Junghwan gak bawa apa apa buat ngelamar Alia di depan Tante, tapi secepatnya Junghwan bakal usahain bawa sesuatu nanti." Nada serius Junghwan tanpa sadar membuat Alia sedikit terenyuh, ia sangat beruntung dicintai oleh pria seperti Junghwan.

Diana tersenyum lembut lalu menghampiri Junghwan yang saat ini posisinya duduk di lantai menemani Alia yang terbaring di ranjang.

"Tante makasih banget kamu udah cinta dan sayang sama Alia dengan tulus. Walaupun bukan anak kandung, tapi Tante tetap sayang sama Alia kayak anak Tante sendiri." ucap wanita itu dengan lembut, ia mengelus rambut Junghwan dengan sayang sembari terus tersenyum.

"Tante gakpapa kalo kalian mau nikah, toh umur kalian juga pas. kalo nanti Alia gak bener, kamu pulangin ya jangan di kasarin!" nasehat nya membuat Junghwan mengangguk ribut.

"makasih banyak Tante" ucap Junghwan dengan nada serak karena menahan tangis. segera Dania memeluk nya karena memang ia selalu merasa Junghwan itu seperti anak sendiri.

"makasih juga udah nerima anak Tante apa adanya Junghwan"


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 31 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fake Wife [ON GOING] //JunghwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang