3.

1.6K 14 21
                                    

"Bi mau buah nya bawa ke kamar yah" ujar lelaki yang sering disapa raka tersebut
Sontak dean yang kaget membalikan badannya.

"Aaaaaaaaa" dean dan raka kompak berteriak karena kaget.

dean yang kaget dengan tiba-tiba hadirnya cowok tampan yang menggunakan jaket jeans itu, dan raka yang kaget dengan dean yang menggunakan mask sheet di wajahnya.

"Kamu yang siapa?" Tanya dean

"Elu yang siapa?" Tanya raka balik

"Aku dean" jawab polos

"Gua ga tanya siapa nama lu. Maksud gua lu kenapa disini" tanya raka masih kaget dan bingung

"Aku tinggal disini" kata dean kembali polos

"Heh mana mungkin, ini rumah gua. Bi bi inah" teriak raka

"Eh iya den, eh non dean sudah bangun. Non dean lapar yah, tadi bibi ketok kamarnya mau anter makanan ga di jawab. Kayak nya tidurnya pules " celoteh panjang bibi

"Eh iya bi maaf aku nya kecapean kaya nya" malu dean.

Raka yang merasa di cueki kembali menuntut jawaban

"Dia siapa bi?" Tanya raka ulang

"Oh itu non dean" jawab bibi

" saya ga tanya nama nya bibi, maksud saya dia kenapa disini?" Frustasi raka bertanya.

"Dia dean yang pernah ayah ceritain raka" ujar arya yang baru pulang bersama sinta

"Dia?" Tanya raka yang menatap arya memastikan kembali

"Iya dean, yang ayah bilang anak sahabat ayah itu" sambung arya

" yang.." raka tak sanggup menyabungkan kalimatnya

"Iya" jawab sinta tersenyum

Tiba-tiba saja raka kesal dan menatap dean dari ujung kaki ke ujung kepala

"Ga mau! Raka kan sudah bilang ga mau!Lagian mana mau raka sama anak kampung kaya dia!" Raka pergi meninggalkan dapur menuju kamarnya.

Jujur saja raka memang cowok yang tampan bagi dean, namun mendengar perkataan raka yang merendahkan dirinya itu membuat dean sedikit terluka.

"Maafkan raka ya dean, raka memang bandel anak nya, tapi sebenarnya dia itu baik kok. Kamu yang sabar yah" kata sinta menengkan dean.

Dean mencoba melupakan perkataan raka karena sinta dan arya sangat baik terhadap dirinya.

"Kamu laperkan , kita makan bareng yok" kata sinta mengajak dean makan

"Bi panggil raka untuk turun makan" kata arya

"Baik tuan" ujar bibi

---

Dean mengira raka setelah marah tidak akan untuk turun makan bersama. Namun nyata nya tidak, raka ikut turun makan bersama.
Raka yang kesal akan kehadiran dean , namun tidak bisa berbuat banyak karena peraturan keluarga. Mau masalah apa pun makan malam dan sarapan harus bersama kecuali ada kegiatan mendesak atau sakit. Dean yang sadar akan kehadiran nya menggangu raka juga tidak bisa berbuat banyak akan peraturan itu.

"Dean, besok kamu mulai sekolah di sekolahnya raka ya" jelas arya tiba-tiba

"Apa? Sekolahan raka?" Kaget raka

"Iya nak, besok kamu pergi bareng dean yah" kata sinta

"Ga mau lah bun, nanti apa kata temen-temen raka bareng anak kampung ini" kata raka

"Iya bun, yah nanti dean naik gojek ajah yah,bun" kata dean

"Ga apa-apa, bareng raka aja. Lagian kamu kan baru disini. Takut malah nyasar" kata arya yang melirik raka dengan penekanan. Raka yang di lirik dengan tajam itu bergidik ngeri dan tidak bisa membantah.

---

Seusai sarapan bersama raka dan dean berangkat menuju sekolah bersama, namun ternyata raka memberhentikan motornya yang tak jauh dari rumah.

"Turun lu. Gua mau berangkat sama cewek gua! Lu naek gojek aja" kata raka meninggalkan dean sendirian

"Huhh dasar. Dia dah punya cewek? Hmmm" dean kesal namun mencoba sabar

---

Sesampai raka dan pacar nya elin di sekolah.

"Baru sampe lu?" Kata bian teman akrab raka yang tak kalah tampan nya

"Eh ada anak baru loh di sekolah kita " kata yudo juga temannya raka

"Iya cantik lagi, anak kelas 10 " tambah bian

"Masih cantik gua, iyakan beb?" kata elin tidak mau kalah.

Elin memang seorang cewek populer di sekolah, selain populer elin juga merupakan anak orang kaya, tentu saja tidak sekaya raka.

"Iya " kata raka singkat

Sikap raka di sekolah dan dirumah sangat lah berbeda, ia di sekolah lebih terlihat cuek dan dingin. Meski begitu banyak cewek-cewek disekolah yang menggilainya, terutama saat dia bermain basket.

Senior & perjodohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang