"dipanggil nyonya dan tuan den" jawab bi inah
"iya ini aku bentar lagi juga mau kebawah" bohong raka
---
"malem tadi gue mimpi atau enggak sih? masa tu bocah kampung ngobatin gue!"
raka berkaca dan terlihat luka semalam telah sedikit mengering.
"ah bodo amat lah" bingung raka
---
raka yang turun dari tangga memperhatikan dean yang sedang membantu menyiapkan makanan.
"perasaan gua atau memang kepala gue pusing banget ya. apa semalem gua kena pukul? ah perasaan enggak deh" batin raka
"kamu ngapain bengong disitu" tegur arya yang membuyarkan lamunan raka
"ah enggak yah.." jawab raka sambil meringis karena lebam didekat pipinya semakin bertambah parah.
"kenapa pipi kamu tambah parah nak?" khawatir sinta
"ga tau bunda, raka ga ngerti" bohong raka
"tapi itu kayaknya bekas darah yah?" reflek tangan arya memegang muka raka
"au pelan-pelan yah" ringis raka
"his malem tadi perasaan ga kesakitan gitu" batin dean
"nanti kerumah sakit!" titah arya
"ga usah yah" tolak raka
"kerumah sakit aja raka, nanti tambah parah" bujuk sinta
"iya bun" singkat raka
---
"eistthh" desis raka sambil membalas chat dan sesekali memegang kepalanya.
Yudho
" gimana keadaan lu bos ? @raka"
10:25 ✓✓
Raka
"tadi malem tu bocah ada mukul kepala gua ga?"
10:35✓✓
Yudho
"hah gimana? ga adalah. lu cuma kena muka doang"
10:36 ✓✓
Yudho
"yang ada tu bocah yang remuk sama lu!"
10:37 ✓✓
Bian
"
emang ada salah apa sih tu bocah sampe lu hajar ke orang kesurupan?"
10:37✓✓
Raka
"ga ada, gua cuma mabok doang"
10:38✓✓
Bian
"yakin lu?"
10:38✓✓
Raka
"terserah deh lu mau percaya atau engga"
10:39 ✓✓
kesal raka melempar handphonenya di kasur.
"terus ini kepala kenapa sakit banget yak?" gerutu raka sendiri
tak lama terdengar ketukan dari pintu kamarnya.
"siapa?" teriak raka
"aku" jawab pelan dean
raka berjalan membukakan pintu
"kenapa?" ketus raka sambil memegang kepalanya.
"kepala kamu kenapa?" khawatir dean
"bukan apa-apa" singkat raka
"oh aku kira sakit"
"kok lu tau kepala gue sakit?" selidik rakaa
"eeeee ituuuuu..." bata dean
"apa? ngomong yang bener!" tegas raka
"kamu ga inget malem tadi kamu masuk kamar aku?" pelan dean takut
"hah? malem tadi? "Samar-samar raka memang merasa semalam masuk ke kamar dean.
"terus kok bisa gue ada di kamar gue sendiri?" heran raka
"eee ituu kamuu aku seret" tunduk dean tak berani menatap raka
"hah gue diseret" raka tak habis fikir dengan kelakuan dean
"ya habisnya gimana, kalo kamu di kamar aku, aku takut paginya kamu bakal macem-macem" ceplos dean tanpa sadar dia salah bicara.
"Macem-macem yang gimana?" raka tiba-tiba tersenyum
"ga ada aku mau kekamar dulu" saat dean hendak berbalik badan persekian detik tangannya langsung ditarik raka kedalam kamar raka.
raka memepetkan tubuh dean tepat dibelakang pintu kamarnya.
"ka.. kamu mau a.. apa?" dean terbata
"Jawab dulu pertanyaan gue" tatap raka dengan smirk nakalnya.
"ga tau raka " bohong dean tanpa berani memandang raka
raka menganngkat dagu dean agar menatap matanya
"jawab atau gue gigit tu bibir" ancam raka
sontak dean mengatup rapat bibirnya, raka yang melihat itu semakin senang menggodanya.
"yakin ga mau jawab?" ancam raka kembali
"Mi.. misalnya ka..ka..kamu ci.. ci.." dean masih susah melanjutkannya lagi
"ci apa?" goda raka masih menatap dean berusaha menunduk walau ditahan telunjuk raka
"ci.. ci.. um aku lagi" dean menghela nafas dan berharap raka memelapaskan genggamannya.
__________________________________________________________________
Mau next vote dulu yak 😛
KAMU SEDANG MEMBACA
Senior & perjodohan
Teen Fiction"Kaku banget kek kanebo kering, ini bukan yang pertamakan?" Raka menarik satu ujung bibir nya. Dan pertanyaan nya tidak di respon dean. Melihat dean masih mematung raka pun menyimpulkan sendiri. "Ok kaya nya emang yang pertama. kalo gitu ga bisa di...
