Dean yang baru pulang dari rumah, di lihatnya rumah sangat sepi
"Eh non dean sudah pulang" sapa bi inah
"Ia bi. Sepi banget ni rumah bi, yang lain pada kemana?" Tanya dean
"Oh rumah emang selalu sepi non. Tuan arya kerja di perusahaannya, nyonya sinta juga kerja di butiknya, aden raka sering balik habis magrib biasa nya. Jadi bibi sama mang dayat aja sering di rumah" jelas bibi panjang lebar
"Oh gitu" jawab dean singkat.
"Non dean mau makan? Atau mau buah?" Tawar bibi
"Buah aja deh bi, tadi udah makan di sekolah" minta dean
---
"Tadi kalian pulang bareng kan?" Tanya arya ke dean dan raka sambil makan bersama
"Iya yah" bohong raka
Dean melirik raka dengan sinis
"Bener dean?" Tanya sinta
"Iya bunda" terpaksa dean bohong karena raka menginjak kaki dean
Seusai makan, dean beranjak ke kamar di susul oleh raka
Creek
dean yang sedang membuka buku matematika itu melihat langsung ke arah pintu
"Kenapa?" Tanya dean datar
"Jangan ngadu macem-macem ya sama ayah, sama bunda. Awas kalo ngadu, di sekolah ga akan aman lu" ancam raka
"Iyaa" jawab dean datar
Melihat reaksi dean yang datar raka meyakin kan kembali
"Dengar ga?" Raka
"Iyaaaaaaaaaaaaa " panjang dean membuat raka tertawa dan keluar kamar nya dean
"Dih ga jelas" celoteh dean
---
Creekk
Raka yang tengah mabuk masuk ke kamar dean yang sudah tertidur pulas menggunakan tanktop.
Kebiasaan raka memang terkadang mabuk bersama teman-temannya, dan pulang malam tanpa sepengetahuan orang tua nya yang sudah tidur. Raka yang tak sadar langsung masuk selimut dan tidur memeluk dean. Sebelum dean tinggal, raka memang sering tidur di kamar atas semaunya.
---
Dean yang masih terpejam merasa ada tangan yang melingkar di perutnya, perlahan di bukanya mata, di lihatnya wajah tampan raka tepat di hadapannya."Anak ini kenapa masuk kedalam mimpi aku segala sih?" Polos dean
Mendengar suara itu raka pun ikut membuka mata. Kedua nya saling pandang untuk beberapa detik . Dean yang sadar bahwa ini bukan mimpi langsung duduk dan melotot. Ingin teriak, namun reflek di tutup mulut nya oleh tangan raka.
Tangan dean memukul-mukul tubuh raka, dan mengigit tangan raka yang menutup mulut nya, sontak raka kesakitan. Namun di tahan nya karena ia sadar dean masih akan berteriak, secepat kilat ia menutup mulut dean dengan mulut nya. Tangan dean yang tadi nya memukul-mukul raka sontak berhenti seketika dan mematung.
Raka yang melihat dean sudah tenang, langsung berlari ke arah kamarnya dengan dean yang masih mematung.
---
Dean dan raka yang naik motor ke sekolah bersama hanya diam tanpa kata apa pun, kembali raka menurun kan dean di pinggir jalan seperti kemarin. Dean pun sudah mulai hafal dan tidak berkomplain apapun.
---
Saat di kantin dean,ayu,carla tidak sengaja berpapasan dengan raka,yudo,dan bian.
"Ganteng banget sih mereka, kek oppa-oppa korea" kagum ayu
"Iya bener" kata carla
Dean hanya diam tidak merespon. Melihat hal itu ayu bertanya ke dean
"Menurut lu gimana de, mereka ganteng ga?" Tanya ayu
"Biasa aja" kata dean. Yang ternyata di dengar oleh raka,bian, dan yudo. Sontak mereka menoleh ke arah dean.
Baru kali ini ada orang yang mengatakan mereka biasa. Bahkan carla dan ayu pun tidak percaya.
Karena kesal raka duduk di meja tempat ayu,dean, dan carla di susul oleh yudo,dan bian. Membuat semua cewek-cewek iri
"Terus yang menurut lu ganteng siapa?" Tanya raka menyunggingkan senyum sinis nya. Yang membuat semua cewek-cewek histeris .
"Papah aku lah" kata dean polos
"Maksud kita selain bokap lu" yudo menepuk kening nya tak percaya dengan jawab dean.
Tanpa langsung berfikir dean langsung menyeletus " kak eren "
"Eren?" Tanya raka sedikit kesal
"Eren ketua osis?" Beo bian
"Hmmm" angguk dean
tampak nya dean tidak tau bahwa raka sangat kesal dengan jawaban itu.
"Kok bisa?" Tanya carla heran
"Ya bisa lah, ka eren kan keren, di siplin, ramah, jago main piano pas upacara kemaren, terus juga yang paling penting pinter lagi" senyum dean .
"Beb, kamu ngapain disitu" tiba-tiba elin datang dan menarik raka.
Raka masih kesal dengan pujian dean yang membandingkan nya dengan eren. Dan menganggapnya biasa saja.
"Awas lu yah" batin raka
"Kamu ngapain sih duduk di sana" kesal elin
"Dia anggap raka, yudo, sama bian biasa aja lin" jelas rika teman geng elin yang ternyata sedari tadi ikut mendengar
"Biasa, maksudnya?" Elin bingung
"Kata nya raka, yudo, dan bian ga lebih ganteng dari eren" jelas hana yang juga teman geng elin.
"Dih buta dia! dasar anak kampung! ga usah di fikirin beb, Buat apa? Perlu aku kasih pelajaran kah beb?" Tanya elin dengan centil ke raka.
Raka hanya diam karena masih kesal
"Kamu kesal beb? Ga usah di tanggepin lah beb. Aku aja yang kamu tanggepin. Apa jangan-jangan kamu suka sama anak kampung itu?" Tanya elin
"Hah? Ga akan pernah, jangan mimpi!" Kata raka pergi di susul elin cs , bian dan yudo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senior & perjodohan
Ficção Adolescente"Kaku banget kek kanebo kering, ini bukan yang pertamakan?" Raka menarik satu ujung bibir nya. Dan pertanyaan nya tidak di respon dean. Melihat dean masih mematung raka pun menyimpulkan sendiri. "Ok kaya nya emang yang pertama. kalo gitu ga bisa di...