"Dean mana?" Tanya raka kepada bibi inah
"Di kamar nya den, tumben aden jam segini udah pulang?" Tanya bi iniah
Raka mengacuhkan pertanyaan bi inah dan langsung ke kamar dean.
Creek
pintu kamar terbuka dengan kasarnya."Aaaaaa" teriak dean yang menggunakan balutan handuk sehabis mandi sore.
Raka langsung keluar menutup pintu.
"Kalo ga peke baju kamar di kunci bodoh!" Protes raka .Jujur saja, meski raka sering melihat beberapa wanita yang bertelanjang di depan nya, entah kenapa hanya melihat dean menggunakan handuk membuatnya jantungan.
Secepat kilat dean memakai baju
"Kenapa?" Tanya dean
"Apanya?" Raka tak konek dengan pertanyaan dean karena masih terbayang dean dengan lilitan handuk putih yang membuat kulitnya semangkin cerah.
"Kenapa ke kamar aku?" Tanya dean lebih rinci
"Udah pake baju belum lu?" Raka memastikan
"Udah" singkat dean
Creek
"Kenapa?" Tanya dean datar
"Lu tadi bilang gua biasa aja?" Tanya raka
"Biasa aja apa?" Bingung dean
"Di kantin" raka coba menjelaskan
"Ohh itu" ingat dean kemudia ia hanya mengangguk membuat raka kesal.
"Jadi eren lebih ganteng?" Tanya raka lagi
"Iya" singkat dean. Emosi raka memuncak
karena menurut raka, dean hanya gadis kampung yang tidak ada apa-apa nya. berani-berani nya mengatakan dia biasa saja.
"Oh ok... cup" raka mencium bibir dean.
Membuat mata dean membesar berasa ingin keluar, perlahan raka melepaskan ciuman itu."Kau tidak menampar ku?" Raka melihat dean tidak bereaksi membuat ia kembali mencium bibir dean.
kali ini ia mengigit bibir mungil itu membuat dean terpaksa membuka mulutnya dan membiarkan lidah raka masuk tanpa permisi.
Mata dean perlahan terpejam, ia tak tahu harus berbuat apa. Lidah raka mecari lidah dean, namun dean tetap diam. Raka perlahan menghentikan ciuman itu dan beralih ke leher. Di gigit kecilnya leher dean hingga meninggalkan bekas kemerahan. membuat dean sedikit mendesah pelan.
Toktoktok...
"Non mau cemilan enggak, ni bibi bawa" ketok bibi dari luar
sontak menghentikan aktifitas raka dan dean pun tersadar.
Dean hendak menjawab namun kembali di tutup bibir nya oleh bibir raka
"Ga ada suara, tidur kali ya. Coba ke kamar den raka aja siapa tau mau" bibi berbicara sendiri di balik pintu.
"Hmm aden juga ga ada suara nya. Pada tidur kali, tumben banget aden jam segini tidur" suara bibi terdengar sambil menuruni tangga.
Raka yang memastikan ke adaan aman. Melepaskan ciumannya dan tersenyum.
"Kaku banget kek kanebo kering, ini bukan yang pertamakan?" Raka menarik satu ujung bibir nya.
Dan pertanyaan nya tidak di respon dean. Melihat dean masih mematung raka pun menyimpulkan sendiri.
"Ok kaya nya emang yang pertama. kalo gitu ga bisa di lupain dong?" Kekeh raka dan pergi dari kamar dean.
Beberapa menit setelah raka keluar dari kamar nya, terasa jantung dean kembali berdetak
"Aku bisa mati kalo begini!" Dean kesal dan memilih untuk tidur.
---
"Raka,dean malem ini bunda sama ayah mau berangkat ke jepang sebentar, paling lusa sudah pulang. Ada urusan pekerjaan, bisa di tinggalkan?" Tanya santi
Raka tersenyum mendengar perkataan bunda nya.
"Bisa lah bun, biasa nya kan aku juga di tinggal sendiri" sindir raka
"Beda lah nak, kemarin kan kamu sendiri. Lah ini kan ada dean" jelas sinta
"Apa beda nya?" Protes raka
"Beda kamu laki-laki, dia perempuan. Ga bisa di tinggal sendiri" tegas arya.
Mendengar penjelasan itu raka tidak peduli.
Dean yang tidak fokus masih memikirkan perihal ciuman tadi.
"Kemarin cium bibir, tadi pake lidah, besok apa lagi? Bisa gila aku kalo gini terus! Eh tapi kenapa tadi rasa nya aneh, seperti ada lintah di dalam mulut. Hih" dean bermain dengan fikirannya sendiri.
"Dean, bisa kan sayang?" Tanya sinta.
Dean yang masih tetap asik dalam fikirannya masih tetap diam.
"Dean?" Tanya sinta ulang
Dan membuat dean tersadar
"Iya bunda" sadar dean
"Kamu kenapa nak? Sakit atau ada apa?" Khawatir sinta
"Oh ga papa kok bunda, tadi ada tugas matematika dari sekolah yang dean kurang ngerti maka nya kefikiran" bohong dean
"Kamu ini, jangan terlalu dipaksakan dean. Nanti kamu jadi sakit" kata arya
"Iya dean" beo sinta.
Di sisi lain raka yang seperti tau akan fikiran dean menarik satu sisi di bibir nya
"Dasar bocah" gumam raka
"Kalo ga minta tolong raka aja dean, raka kan kakak kelas kamu, jadi dia pasti tau pelajaran kelas 1. Iya kan raka?" Tanya sinta dengan ramah
Entah apa yang di rencanakan raka, iya mengganguk dan tersenyum.
"Iya nanti gua ajarin" jawab raka membuat sinta dan arya senang. Lain hal nya dengan dean jantung nya berasa mau copot.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senior & perjodohan
Teen Fiction"Kaku banget kek kanebo kering, ini bukan yang pertamakan?" Raka menarik satu ujung bibir nya. Dan pertanyaan nya tidak di respon dean. Melihat dean masih mematung raka pun menyimpulkan sendiri. "Ok kaya nya emang yang pertama. kalo gitu ga bisa di...