----------------
|PENGINAPAN WOLFSBURG LEON|
----------------Beruntung, mereka telah meminum pil pengetahuan "Bahasa Dunia" sehingga tidak merasa kesulitan saat memahami tulisan yang terpampang di depan mata sekarang. Khasiat dari pil tersebut sangat luar biasa hingga dapat berbicara dalam bahasa penduduk setempat.
"Fyuh, syukurlah kita masih hidup dan bisa menemukan penginapan di tengah malam," ucap Kim lalu melanjutkan. "Teman-teman! Aku tidak peduli dengan pendapat kalian, mulai besok kita akan membeli kuda! Tenang saja, uangku masih banyak!"
Zhang dan Annchi tidak menanggapi. Mengingat mereka dikejar oleh sekelompok Hyena ... adalah suatu keberuntungan masih hidup dan bernapas. Urusan keuangan nanti saja dipikirkan.
Suasana mendadak hening ketika Tiga Sahabat melangkah masuk ke dalam ruangan. Semua tatapan mengarah kepada Zhang dan teman-temannya, mungkin merasa aneh dengan fisik mereka. Postur tubuh lebih kecil, mata lumayan sipit dan ber--iris hitam, serta seorang pemuda tampan memakai penutup mata, apakah ia buta?
"Annchi, Mengapa mereka terus memerhatikan kita? Apa karena aku tampan?" Kim berbisik pada Annchi, tapi gadis itu hanya membalasnya dengan tatapan tajam.
"Ekhem, permisi. Kami ingin memesan dua kamar." Zhang memecahkan keheningan, resepsionis tersebut hanya mengangguk lalu menunjukkan kamar kepada mereka bertiga.
"Huft! Sungguh melelahkan, semua otot-ototku terasa kram." Kim menghela napas seraya merebahkan dirinya ke atas tempat tidur, netranya kemudian tertuju pada Zhang yang hendak membongkar tas ransel usang miliknya dengan tergesa.
"Kim! Gawat! Petanya hilang!" Zhang panik, Kim bangkit dari tempat tidur.
"Serius Kau jangan bercanda, Zhang! Ini sama sekali tidak lucu!"
"Apa mukaku terlihat seperti sedang melucu? Tidak, Kim. Peta itu benar-benar hilang dari tasku. Coba kau periksa kalau masih tidak percaya."
Kim mulai panik, jari-jarinya bergerak cepat menggeledah isi tas temannya itu. Tapi nihil, barang yang mereka cari tidak ada sama sekali.
"Kau bagaimana, sih, Zhang? Kenapa peta itu bisa hilang? Kita akan tersesat tanpanya."
Brak.
Pintu terbuka lebar, menampilkan seorang gadis berambut kucir kuda, dengan raut wajah datar, ia berkata.
"Dwarf. Peta itu ada pada seorang Dwarf tua, ia di sini. Mungkin berada di bawah sekarang."
Annchi melenggang pergi setelah mengatakan hal tersebut seraya menutup pintu dengan keras, meninggalkan dua orang lelaki yang hanya mengelus dada. Annchi memang seperti itu, selalu menutup pintu dengan keras tanpa memikirkan dampaknya bagi orang lain. Sesaat kemudian, mereka tersadar akan sesuatu, lalu saling menatap satu sama lain. Sebuah spekulasi mendadak muncul di benak mereka.
"Bagaimana dia bisa tahu? Mungkinkah dia memiliki kemampuan lain lagi?"
.
.
.Suara Kim hampir habis akibat berteriak memanggil Zhang yang semakin jauh di depan. Lelaki itu Bahkan tidak peduli kepadanya yang tengah terjebak di antara sekumpulan makhluk-makhluk sedang berpesta ria. Kim berdecak kesal, berusaha pasrah dengan keadaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFREENEIA: The Mystical Flowers
ПриключенияEntah apa yang tersembunyi di balik kain penutup mata berwarna hitam. Mungkinkah sesuatu yang luar biasa? Pasti. Rela minggat dari rumah demi menemukan kebebasan dalam artian rumah yang sebenarnya? Ya, bangsawan aneh. Namanya berarti Bidadari Canti...