𝙲𝙷𝙰𝙿𝚃𝙴𝚁 𝙸𝙸𝙸

38 3 0
                                    

_GARIS-GARIS TERSEMBUNYI_

🍁

Pagi itu, aroma sup Porchini spicy mushroom merebak ke segala penjuru Leon. Hindangan khas pertengahan musim gugur wilayah itu membuat siapa saja yang yang mencium baunya akan merasa lapar.

Pohon-pohon maple berjajar satu persatu di pinggiran jalan setapak, daun dengan bentuk menjari yang menguning ke-orengan jatuh menyentuh tanah. Seperti tumpukan sampah dedaunan. Tetapi, fenomena ini menyebabkan panorama oranye yang sangat indah dipandang mata.

Ketiga sahabat itu juga ada di sana, mengamati bagaimana sabarnya mereka yang menggerakkan tangan menggores batang maple perlahan dan hati-hati, dengan tujuan cairan kental berwarna oranye mengalir teratur menuju timba kecil yang menggantung di batang pohon.

Zhang, Kim, dan Annchi beranjak dari kursi, mulai berjalan mendekati pohon-pohon itu.

"Mister, bisakah Anda memberitahu kami untuk apa semua cairan ini?"

Orang itu menatap Zhang dengan kerutan jelas di dahinya, merasa heran bagaimana seorang pemuda memakai kain penutup berwarna hitam yang menutupi seluruh matanya bisa mengetahui bahwa itu adalah cairan. Kim dan Annchi yang melihat reaksi pria paruh baya itu langsung menimpali.

"Dia bisa melihat, mister"

Lelaki paruh baya itu bergumam pelan. Meski secuil perasaan aneh masih menyelimuti hatinya, dia memilih untuk tidak bertanya.

"Cairan ini adalah komoditas utama kami. Setelah diolah akan ikut menghasilkan Maple Syrup, sirup termanis di dunia. Kalian bisa mencicipinya bersama Pancake yang lezat," jelas pria paruh baya itu tersenyum. Caping, sarung tangan berwarna kuning, serta sepatu boot berwarna senada menjelaskan bahwa ia adalah seorang pekebun yang sedang menyadap getah cairan kuning ke-orengan itu.

"Pancake? Kedengarannya enak. Dimana kami bisa mendapatkannya?" tanya Kim dengan raut kelaparan.

Pria paruh baya itu menjawab, "Setiap restoran di sini menyajikannya, Aku menyarankan sebaiknya kalian pergi ke Apam's Restaurant, meski harganya cukup mahal-tetapi kualitas hindangan mereka adalah yang terbaik di sini."

Kim ingin membuka mulut. Sebelum itu, pria paruh baya melanjutkan kalimatnya yang terhenti.

"Hoho, aku yakin kalian tidak mengetahui dimana tempatnya. Baiklah, kalian hanya perlu berjalan kaki dari sini, kemudian belok kanan, lurus terus, setelah itu kalian akan menemukan persimpangan, belok kanan sekali lagi, dan ... kalian akan melihat sebuah papan besar bertuliskan 'Apam's Restaurant'. Sudah, itu saja."

Zhang dan Kim tersenyum. " Terima kasih banyak, mister."

.
.
.

🌹

.
.
.

"Aku tidak mau makan di sini," ucap Annchi dengan nada datar.

"Kenapa? Menu makanannya terlihat enak, lho, Annchi."

Annchi menatap Kim tajam.

"Matamu buta? Tidak melihat berapa harganya? Asal kau tahu, makanan di sini setara dengan sebulan untuk makan Kaya-Baozi*, dan setengah bulan untuk Jiaozi* di Chang'an!" cerocosnya.

AFREENEIA: The Mystical FlowersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang