𝙲𝙷𝙰𝙿𝚃𝙴𝚁 𝚇𝙸

1 1 0
                                    

LELAKI TUA

Kuda coklat itu meringkik, mengagetkan dua pemiliknya. Freissy melihat air muka keduanya yang jatuh dengan perasaan heran, gadis kecil itu bertanya tentang apa yang sebenarnya terjadi di hutan sampai membuat mereka menjadi kikuk seperti itu.

Annchi hadir di antara mereka, bahkan perempuan itu sempat melirik pada Kim yang bergeming di tempat, tidak biasanya anak itu diam, pikirnya.

Ringkikan kuda semakin keras, Zhang dan Kim menjauh dan mengikat binatang itu di batang kayu. Keduanya masih terlarut dalam pikiran mereka sendiri.

"Zhang ... kau sadar, kan?" tanya Kim melamun, yang kemudian diangguk oleh laki-laki itu.

"Kim ... katakan padaku bahwa kejadian tadi itu tidak nyata!"

Annchi dan Freissy berpandangan dengan dahi yang berkerut, mempertanyakan kejadian ini dalam diam.

"Ingin bermalam lagi di sini, anak-anak?"

Semua orang yang ada di situ hampir kejantungan, melihat dengan pandangan terkejut kepada seorang kakek berambut dan berjanggut panjang acak-acakan.

"Siapa kau sebenarnya, kenapa kau muncul di sini?!" Kim menunjuk dengan emosi, ia merasa kebingungan dengan semuanya.

Annchi melirik Kim sekilas.

"Hoho, gadis kecil itu tahu siapa aku," seringainya. Sontak, semua orang menatap Freissy penuh tanda tanya.

Hening.

"Bagaimana perjumpaanmu dengan sang Rose? Pasti menyenangkan, bukan?" Kakek itu menampilkan seringainya yang menyeramkan.

"Si Cantik nan Mematikan ... ya, kan, 'nak?" sambung sang Kakek.

Annchi tetap diam dengan wajah datar, pikiran gadis itu kosong.

"Ey, Roserum Lurette!"
"Y-ya, kakek?" Freissy mengerjap. Lelaki tua itu mendengus.

Zhang tak tahan dengan semua ini, ia angkat bicara. "Maaf, siapa Anda sebenarnya hingga membuat kami bingung dengan kejadian tadi? Tiba-tiba saja mendapati kuda di samping kami tanpa tahu darimana asalnya." Zhang sejenak berhenti sembari menatap mata sang Kakek dibalik kain penutup mata hitamnya.

"Dimana rumahmu Kakek? Rasanya Leon sudah cukup jauh dari sini, hutan sekering ini juga tidak mungkin ada yang menempatinya, 'kan?"

Skakmat

"Anda penyihir? Atau manusia jadi-jadian?"

Atmosfer menegang, Zhang dengan serius menunggu jawaban dari lelaki tua itu, Kim tersenyum sinis, Annchi tak bereaksi, wajah datar lah yang ia tampilkan. Freissy tersenyum masam ke arah sang Kakek.

Tiba-tiba saja lelaki tua itu tertawa lepas, membuyarkan suasana panas yang datang sedari tadi. Zhang mengernyitkan dahi.

"Apa yang lucu?" batinnya.

Para kuda meringkik, bersamaan dengan sang Kakek yang terus tertawa terbahak-bahak. Sudah lima menit berlalu, tapi tak ada tanda-tanda tawanya akan berhenti, burung gagak beterbangan.

"A-air, a-mbilkan aku air, uhuk!" Miris, lelaki tua itu tersedak tawanya sendiri.

"A-air!"

Freissy menyerahkan air, dengan cepat ia raih dan menenggaknya hingga batuknya mereda.

"Sudah lama aku tidak dicurigai seperti ini, rasanya nostalgia," ucapnya disambut dengan perasaan aneh semua orang di sana.

Senja menerpa mereka dengan cahayanya yang indah, saking keriputnya sang Kakek, saat tersenyum pun netranya tampak menghilang.

AFREENEIA: The Mystical FlowersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang