TANAH TAK BERTUAN
“”“”“”“”“”“”"Kalian ingat kejadian di bukit Matahari Terbenam tempo hari?"
Mendengar ucapan mendadak sahabat mereka, Zhang dan Annchi berpikir tentang bukit yang dimaksud, kemudian keduanya mengangguk kompak.
"Sulit dipercaya itu Elf Es. Mengingatnya saja membuatku merasa dingin seperti waktu itu."
Ketiganya saling berjalan beriringan di bawah pancaran rembulan. Annchi berada di tengah dengan Freissy yang tertidur di belakang, diapit oleh Kim di sebelah kiri dan Zhang di sebelah kanan.
Tiga manusia itu terus berjalan di atas kuda mereka, menuju tempat yang bahkan tidak mereka ketahui. Di malam yang dingin, tubuh mereka disapu angin, sebentar-sebentar tangan mereka mengusap-usap lengan, memberi perasaan hangat yang mungkin tidak kunjung datang.
Semakin berjalan, semakin kabur pandangan. Rupanya, angin terus berhembus kencang tatkala mereka terus maju, alam seolah-olah menolak kehadiran ketiganya.
"Annchi!" Zhang setengah berteriak, kain penutup matanya berkibaran. "Ini mungkin rute yang salah. Ayo putar balik!"
Annchi menghalau angin masuk ke dalam matanya, hatinya ragu. Mungkinkah ini jalan yang salah? Tidak mungkin.
"Pergilah ke Tanah Tak Bertuan dan jangan menoleh ke belakang."
"Utara, Utara, Utara...."
"Naiklah ke kudamu, berjalanlah ke Utara. Apapun yang terjadi, jangan menoleh ke belakang."
Bisikan-bisikan para pohon memenuhi kepalanya.
"Tapi mereka ma–"
"Bukankah itu bagus? Pasti mereka selamat."
"Utara saja, di sana ada hal-hal yang tidak pernah kalian bayangkan sebelumnya."
"Annchi! Ayo putar balik!"
Itu suara Kim, pemuda itu telah menapak tanah sembari mengelus-elus tubuhnya sendiri. Rambut hitam panjang Kim berkibaran akibat sepoi angin kencang.
Gigi Annchi bergemelatuk menahan dingin, gadis itu ingin sekali menoleh ke belakang, tapi mengingat pesan para pohon membuatnya ragu. Untuk mencegah hal yang tidak-tidak, diulurkanlah tangan kirinya ke belakang, mencoba memastikan Freissy baik-baik saja.
Hatinya sedikit lega, tetapi ... dalam kondisi seperti ini kenapa anak itu tidak mengeluarkan suaranya?
"Teman-teman! badai akan menghempaskan kita semua! Ayo putar balik!!" teriak Zhang, ia terpisah dari kedua sahabatnya.
"Ayo!" Kim menarik tali kuda, memaksa kuda itu untuk berbalik. Anehnya, hewan itu tak kunjung berbalik juga.
Angin semakin kencang menerpa, Annchi mencoba menepuk pipi Freissy. Berhasil, tapi gadis kecil itu tidak juga terbangun.
"Kim, kudaku tak mau putar balik!"
"Kudaku juga!"
Kedua pemuda itu berdecak kesal. Tak ada pilihan lain, mereka menghampiri Annchi dengan susah payah agar tidak terjengkang. Pandangan mereka menyipit agar dapat melihat jelas dalam malam yang berangin.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFREENEIA: The Mystical Flowers
AventuraEntah apa yang tersembunyi di balik kain penutup mata berwarna hitam. Mungkinkah sesuatu yang luar biasa? Pasti. Rela minggat dari rumah demi menemukan kebebasan dalam artian rumah yang sebenarnya? Ya, bangsawan aneh. Namanya berarti Bidadari Canti...