𝙲𝙷𝙰𝙿𝚃𝙴𝚁 𝚅𝙸

28 2 0
                                    

KUASA

Malam masihlah panjang dengan purnama yang membingkai di cakrawala, sesekali terdengar suara burung gagak yang bertengger di dahan-dahan pohon tanpa daun. Entah sudah berapa lama ketiga sahabat itu tertidur dengan begitu nyenyak nya, yang pasti kini bukanlah pagi.

"Anakku sayang~
Bangunlah~
Petang telah datang~
Membawa sinarnya menuju ujung dari dunia~"

Zhang kecil terbangun, ia tersenyum melihat ibundanya yang begitu cantik bagai bidadari. Gaun putihnya berkibar tertiup angin sore, begitu juga dengan rambut keriting cokelatnya.

"Ibunda...." serak suaranya bersuara.

"Iya, anakku sayang, ada apa?" Ibundanya membalas seraya menciumi rambut hitam anak lelakinya itu.

Zhang kecil menggeleng, matanya membulat kemudian tatkala melihat dentuman dahsyat di belakang ibundanya. Anehnya, wanita itu tetap tersenyum seolah tidak mendengar apapun.

Zhang kecil berteriak kesakitan, telinganya berdenging keras hingga tak mendengar apa-apa. Dia membuka mata saat rasa sakitnya mereda, anak kecil itu tak melihat apapun, sekitarnya sangat gelap, tak ada penerangan.

"Ibunda!"

Zhang kecil memanggil ibunya berkali-kali tapi tak juga kunjung mendapat sahutan. Ia mulai menangis dalam kegelapan yang sangat amat pekat.

Tangis anak lelaki itu berhenti ketika terdengar gema suara entah darimana.

"Maafkan aku, sayang. Aku memiliki alasan untuk membuatmu menjadi seperti ini...."

"Ibunda?!"

Sebuah danau tiba-tiba muncul, juga datang cahaya entah darimana. Hati Zhang takut, dengan perlahan ia mendekati danau itu.

Zhang menjerit.

Dia melihat seorang anak lelaki di sana yang serupa dengannya, kedua matanya tertutup oleh selembar kain berwarna hitam. Zhang kecil makin ketakutan, ia menjauh dan meraba wajahnya sendiri. Apa yang terjadi? Dia menabrak sebuah dinding, dan saat itu ia menyentuh matanya. Sayangnya, apa yang di pegang adalah apa yang dia lihat saat di danau itu.

Zhang kecil bingung, ia menarik-narik kain penutup tersebut tetapi tak berhasil di lepas. Apa ini?! Kenapa kedua matanya ditutup begini?! Zhang menangis dan berteriak.

"IBUNDA! AKU TAKUT!"

Zhang terbangun dengan terengah-engah, jantungnya berdetak kencang, apa itu dirinya di masa lalu? Atau hanya sebuah mimpi semata? Mungkinkah itu adalah kenangannya yang hilang? Zhang tidak tahu, pemuda itu kebingungan, kenapa ia mengalami mimpi seperti itu?

Diluar ekspektasi, ia pikir hari telah pagi, ia pikir semua yang terjadi hari ini hanyalah sebagian dari mimpi buruknya tadi. Tidak, Zhang salah, ini adalah realita.

Pemuda berpenutup mata itu menatap sekeliling, terdapat puluhan burung gagak bertengger dan berbunyi "kwak". Ia baru menyadari, semua pepohonan di hutan ini tidak memiliki daun sama sekali, sungguh, menyeramkan.

Syukurlah, kuda mereka masih ada di sana. Duduk terpekur dan tertidur. Dari kejauhan tampak cahaya kecil lentera pemukiman penduduk, tak disangka mereka kini telah jauh dari manusia.

"Kau telah terbangun rupanya, Kakak Buta." Suara gadis kecil memecahkan keheningan.

"Kau sangat keren saat mengendalikan kuda tadi, Kakak Buta, aku takjub padamu!"

AFREENEIA: The Mystical FlowersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang