Author Point Of View
Mark berhenti dan menumpahkan kemarahannya dengan menjambak rambutnya sendiri agak brutal. Orang yang melihatnya pasti akan mengiranya gila dan menyedihkan.
Tidak pernah terbayangkan olehnya, apabila Zendaya akan berselingkuh darinya. Terlebih dengan temannya sendiri. Mark benar-benar kecewa dan marah.
Melihat ada kaleng soda yang menganggur di tanah, akhirnya dia jadikan pula itu sebagai lampiasan dari kemarahannya saat ini. Sialnya, kaleng itu justru mengenai kepala Rocky yang barusaja memilih untuk duduk sambil memasang earphonenya. Rocky pun jadi kesal karena waktu bersantainya terganggu.
TOENG!
“Sekonyong-konyongnya orang nggak pernah ada yang berani lempar gue!” marahnya berteriak ke sekeliling sambil mencari siapa pelakunya.
“Siapa yang lempar gue pake kaleng?!” teriak Rocky berdiri.
Mark menghela napas sial dan langsung menghampiri Rocky untuk meminta maaf. “Maaf, gue nggak sengaja tendang itu. Gue lagi dalam kondisi nggak baik,” kata Mark pada Rocky.
Rocky menimpal, “Dalam kondisi nggak baik sih, dalam kondisi nggak baik! Tapi, jangan sampai nyelakain orang kali!” katanya sebal.
“Iya, sorry. Gue minta maaf,” kata Mark meminta maaf lagi.
“Kenapa lo?” tanya Rocky. Kemudian, memilih mengikuti Mark yang duduk lesehan di rumput.
Mark menggeleng terlihat enggan untuk bercerita sekarang. Rocky memahami itu. Toh, mereka juga tidak begitu dekat.
"Sebelumnya kita belum pernah kenalan secara resmi. Gue, Rocky Lukey si cowok keren.” Rocky menjulurkan tangan pada Mark dan Mark menerima jabatan tangan itu.
“Iya,” kata Mark menjabat tangan Rocky.
"Lo temennya Isabella, kan?” Mark mengangguk sebagai jawaban iya dengan ekspresi terlihat aneh melihat Rocky. Pikirnya, kan udah tau kenapa masih tanya? Aneh banget.
"Soal cewek?” tebak Rocky. Mark menoleh lagi sebentar melihat Rocky, tapi masih memilih untuk enggan menjawab pertanyaan dari Rocky.
Rocky menepuk pundak kiri Mark singkat dan bilang, “Kalau memang dia bukan yang terbaik buat lo pasti bakal diganti sama yang jauh lebih baik. Jangan khawatir,” kata Rocky. Meski kalimat itu sudah sering kali Mark dengar, tapi itu cukup berhasil membuat perasaan Mark mereda.
Mark melihat Rocky. “Bentar lagi kita bakal tunangan. Tapi, itu nggak akan terjadi karena dia selingkuh sama temen gue sendiri,” kata Mark akhirnya memilih untuk bersuara.
Rocky menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal itu dan bilang, “Soal itu gue cukup prihatin. Tapi, lo jangan terlalu lama sedihnya. Kalau mau nangis ya nangis aja untuk lampiasin rasa amarah dan kecewa biar lega tuh hati,” kata Rocky. Sejatinya, dia sudah tahu tentang perselingkuhan antara Zendaya dan Jeffran sejak beberapa bulan kemarin. Makanya, Rocky sempat bingung kok bisa sih sampai mau tunangan segala. Padahal, si cewek nggak sepenuhnya cinta.
“Thanks,” balas Mark sebagai bentuk keperdulian Rocky padanya.
“Gue dengar ada rapat organisasi. Lo nggak dateng?” tanya Rocky.
Mark menggeleng “Iya. Tapi, kayaknya gue nggak bisa datang sekarang.”
Rocky memaklumi itu. Mungkin, karena perasaan Mark yang sedang tidak stabil sekarang. Kan kasihan juga di dia kalau pas ditanya sama ketua rapat apa? eh, dia malah jawabnya apa? Malu di dia juga. Cukup itu pernah kejadian sama Catur aja. Karena pernah sewaktu mereka rapat HIMA, catur ditanya sama anggota lain soal kepengurusan yang baru, tapi Catur malah bahas tentang pulang nanti dia mau istirahat. Kan, tidak nyambung!
“Lo mau nggak kalau ada waktu, ikut gue main futsal bareng anak-anak? Hitung-hitung, nambah lingkup pertemanan lo, wawasan lo, pengalaman lo, dan sebagai wadah untuk lo cairin suasana hati lo yang lagi gundah. Hiburan lah!” saran dan ajak Rocky. Rupanya, Mark mau.
"Oke. Kapan-kapan gue ikut gabung,” jawab Mark mau.
“Rocky, anj∙ng!” Tiba-tiba mereka dikejutkan dengan kedatangan Catur yang mengatai Rocky dengan kata-kata sakral.
“Apa, B∙bi?!” balas Rocky kesal dengan mata menyalang.
“Lo dicariin, bangsat! Tugas makalah gue yang dititip ke lo mana??” kata Catur dan gabung bersama Mark dan Rocky dengan duduk bersila di antara keduanya.
“Ini ada dalam tas gue! Sengaja gue bawa, nggak gue tinggal di kelas. Kalau hilang entar lo nyalahin gue. Masih untung gue perduli!” jawab Rocky dan mengeluarkan makalah tersebut dari dalam tasnya dan memberikannya kepada Catur.
Catur menerima dan bilang, “Hehe, makasih.”
“Kenalan dulu lo sama Mark!” pinta Rocky.
Catur bilang, “Udah tahu gue. Cuma, emang belum pernah jabat tangan aja. Kenalin, gue Catur Argoputra. Wakil ketua HIMA.”
Mark menerima jabatan tangan itu dan kembali memperkenalkan dirinya. “Gue, Mark dari jurusan sastra.”
“Oh jadi lo anak sastra?” kejut Rocky.
“Iya. Kalau kalian ambil jurusan apa?” tanya Mark. Sepertinya perlahan dia telah melupakan masalahnya.
“Ekonomi bisnis,” jawab Rocky dan Catur.
“Satu jurusan?” tanya Mark menunjuk Rocky dan Catur bergantian. Mereka mengangguk sebagai jawaban, iya.
Cartur bertanya, “Jurusan sastra itu kan macem-macem, ya. Lo sendiri ambil sastra apa?”
Mark menjawab, “Sastra Inggris.”
Rocky berdeoh ria. “Kalau lo ada waktu mau nggak ajarin gue bahasa enggres? Soalnya, sekarang gue lagi berusaha belajar supaya bisa ngomong Inggris biar kayak orang-orang bule.”
“Kapan aja gue bisa bantu,” jawab Mark dengan senang hati.
Catur menyambung, “Asal lo tahu Mark, alasan dia belajar bahasa inggris supaya bisa deketin gebetannya yang katanya sih orang luar negeri. Kayak pede aja bisa dapet!”
Rocky menimpal, “Muka gue jaminannya karena cakep! Jelaslah, cewek-cewek pasti bakal klepek-klepek sama gue. Banyak cewek-cewek bilang, kalau muka gue ini tuh manis. Gantengnya Indonesia banget! Kayak Adipati Dolken,” katanya.
Catur bergaya seperti orang ingin muntah. Membuat Mark jadi tertawa meski sebentar. “Kalau lo emang cakep kenapa sampai sekarang lo masih ngejongos― eh ngejomblo, maksudnya!” Rocky melotot karena perkataan itu dia cukup syok. “Kenapa dari sekian banyak cewek yang lo tembak semuanya nolak lo?” kata Catur lagi. Dan, itu benar-benar menyakiti perasaan Rocky, bahkan sampai Rocky menangis dan mengadukan itu pada Mark. Tepatnya, dia pura-pura menangis alias akting. Mark yang merasa risih itu pun berusaha menjauhkan dirinya dari Rocky. Untung, berhasil.
Rocky hampir tersungkur ke belakang karena ulah Mark. Cepat-cepat, Mark membantu dan kembali meminta maaf.
“Sorry!” paniknya.
“Hampir ke jengkang gue,” omel Rocky. Catur tertawa.
“Coba lo nggak usah bantu dia, Mark! Biarin aja dia ke jengkang!” kata Catur tertawa.
“Emang busuk hati lo dari kecil!” semat Rocky kepada Catur.
Catur sih masih asik tertawa.
Author POV Off
KAMU SEDANG MEMBACA
IN A LOST YOU / INALOSTYOU!
Teen FictionKisah mengenai konflik anak muda dan cara mereka berdamai dengan masa lalu, serta ikhlas dengan apa yang sudah lewat. Dalam cerita ini kalian akan mengenal Isabella, Prince, Mark, Catur, dan Rocky. Yang memiliki karakter dan permasalahan mereka masi...