7

3 0 0
                                    

Semenjak hari itu, Mark dan Zendaya resmi berpisah. Mark memutuskan untuk membatalkan pertunangannya meski sempat mendapatkan ketidaksetujuan dari orangtua Mark.

Mark menjelaskan kepada orangtuanya, jika alasannya berpisah dengan Zendaya dikarenakan tidak memiliki kecocokan lagi satu sama lain. Mungkin menurut orangtua Mark itu adalah alasan yang sangat klise. Mereka pikir, kalau hanya itu alasannya kenapa tidak dari kemarin-kemarin? Kenapa baru sekarang merasakan ketidakcocokan itu?

Batalnya kabar pertunangan Mark dan Zendaya itu sampai melebar ke seantero kampus. Meskipun, orang-orang belum mengetahui kapan waktu yang pasti tadinya mereka akan bertunangan.

Gilanya, banyak orang mengira, jika putusnya hubungan antara Mark dan Zendaya dikarenakan orang ketiga. Ya, emang benar sih. Tapi, tuduhan itu malah disematkan padaku! Padahal bukan aku!

Sudah hampir satu minggu aku menjadi bulan-bulanan dari omongan orang. Aku bahkan sempat merasa malu dan tidak percaya diri saat bertemu dengan siapapun selama di kampus meski apa yang dituduhkan orang-orang itu tidaklah benar. Padahal, Mark sudah bilang kepadaku untuk tidak memikirkan apa yang orang-orang tuduhkan. Aku juga berusaha untuk mengabaikannya.

Namun, lainnya halnya dengan Prince. Cowok itu justru berniat mencari tahu siapa yang sudah menyebarkan informasi yang tidak benar tentangku. Aku sudah berusaha untuk menyuruhnya berhenti mencari. Aku bilang padanya, jika berita bohong seperti ini tentunya akan hilang seiring berjalan waktu. Tapi, Prince tetap gencar untuk mencari tahu pelakunya.

Dan, sekarang. Aku terkejut saat melihat Prince tiba-tiba menghampiri Mark dan menarik kerah baju cowok itu kasar.

Aku yang baru saja keluar dari gedung fakultas ekonomi langsung berlari untuk memisahkan mereka agar keributan tidak terjadi.

“Lo kayak nggak ada rasa bersalah ya sama Bella! Gue lihat nggak ada niatan lo untuk cari tahu siapa yang nyebarin berita sampah kayak gitu! Jelas, itu mencoreng nama sahabat gue dan lo nggak ada sama sekali untuk selesaikan itu semua!” marah Prince dan hampir saja menghajar wajah Mark andai aku tidak datang tepat waktu.

"Udah, Prince!” tengahku menarik cowok itu agar menjauhi Mark.

Mark menatapku dan bilang, “Maaf.”

“Padahal lo tahu kebenarannya! Kenapa nggak lo pake kebenaran itu untuk nutup mulut semua orang! Lo pikir, gue nggak tahu betapa brengseknya temen lo si Jeffran itu, huh?!” kata Prince yang diselimuti amarah.

“Bel, maaf.” Mark menatapku dengan penuh rasa bersalah.

“Kamu nggak sepenuhnya salah di sini,” kataku padanya membuat Prince menatapku tajam.

Kemudian, Prince menghadap penuh ke arah ku dan bilang, “Lo masih belain dia?!”

“Dia nggak salah!” jawabku cepat.

“Jangan kasar ke dia,” tengah Mark bicara pada Prince.

Sebelum Prince mengangkat suara, aku segera menyambar dengan bilang, “Udah jangan diperpanjang!”

Prince tertawa sinis. “Gila, ya?? Lo masih bisa belain dia padahal lo tahu karena dia lo dituduh yang nggak-nggak sama orang-orang. Lo sadar nggak sih kalau lo adalah pihak yang paling dirugikan! Gue nggak suka semua orang mandang lo negatif karena perbuatan yang nggak lo lakuin!” kata Prince. Kemudian, memilih untuk pergi meninggalkan kami begitu saja.

"Bella, aku minta maaf atas semua kekacauan ini. Tentang kamu yang dituduh merusak hubungan aku dan Zendaya. Padahal, bukan kamu tapi Jeffran. Terus, maaf juga karena masalah ini kamu dan Prince jadi ribut. Aku benar-benar merasa bersalah banget sama kalian,” kata Mark setelah kepergian Prince. Dia meraih dan menggengam tanganku sebagai sikap dari rasa bersalahnya.

IN A LOST YOU / INALOSTYOU!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang