8

2 0 0
                                    

Malam ini aku kedatangan tamu kata ayahku.

Aku yang sedang membantu ibuku menyusun piring di dapur pun segera menuju ke depan teras rumah.

Setelah aku cek, ternyata Mark.

Cowok itu kini terlihat berdiri sambil bersandar pada pilar dengan hodie putih yang pernah dia pakai saat di kampus.

Aku merapikan penampilanku yang terasa acak-acakan sebelum akhirnya memanggil, "Mark,"

Dia menoleh dan tersenyum berbalik badan. "Hai, Bel. Maaf ganggu malam-malam gini," katanya.

"Duduk dulu," kataku mempersilakannya menduduki kursi yang memang sengaja disediakan di teras untuk tamu yang datang ke rumah.

"Ada apa?" tanyaku.

"Sebenarnya kebetulan aja lewat sini. Sekalian mampir," jawabnya.

Aku mengerti. "Oh, gitu."

"Ganggu nggak?" tanyanya sedikit terdengar ragu.

Aku jawab, "Nggak lah. Bentar ya aku ambil minum dulu."

"Nggak perlu, Bel!" cegahnya mengurungkan niatku berdiri.

"Kenapa?" tanyaku melihatnya.

"Nggak pa-pa. Aku juga udah banyak minum tadi dari rumah temen," jawabnya.

Aku pun kembali duduk dengan baik. "Kamu habis dari rumah temen?"

"Iya. Ngerjain tugas bareng dari tadi sore malah," jawabnya.

"Jadi, dari tadi sore kamu belum pulang ke rumah?" tebakku.

"Iya. Tapi, Orangtuaku tau kok kalau aku emang bakal pulang agak malem," jawabnya.

"Kamu bilang?" kataku tidak percaya. Ternyata, masih ada anak lakik yang kalau keluar bilang sama orangtuanya soal jam pulang.

"Iya." jawabnya.

Entah kenapa kok aku merasa akward sekarang. Padahal, kami juga sudah biasa bertemu dan bicara berdua. Tapi, entah kenapa malam ini sedikit berbeda dan berkali-kali aku merasa aneh dengan diriku sendiri.

"Ngomong-ngomong, gimana sama orangtua kamu, Mark. Jadi, operasinya?" tanyaku memecahkan kecanggungan.

"Iya. Lusa mereka berangkat. Doain semoga lancar, ya."

Aku mengamini. "Kamu nggak ikut antar?"

"Aku tadinya ada rencana mau antar mereka. Tapi, ternyata nggak bisa karena jadwal kuliah, Bel. Orangtuaku juga udah bilang untuk nggak perlu antar. Toh, ada Kakakku dan Suaminya juga yang bakal jagain mereka," jawabnya.

Aku mengangguk paham. "Terus, kamu bakal tinggal sendirian dong?"

"Nggak. Aku tinggal sama Andy. Sekarang, dia kan tinggal di rumah kami karena rumah mereka lagi di renovasi sementara waktu," jawabnya. Aku baru tahu soal itu.

Sejak tadi aku yang kebanyakan tanya. Tapi, sekarang kali ini dia. "Kangen, nih. Gimana kabar, Bisnis dan Bank?"

"Kamu mau lihat mereka?" Mark mengangguk antusias.

"Okay. Tunggu bentar, ya!"

Masuk ke dalam rumah ingin mengambil kandang hamster yang ku taruh di kamar.

Ayahku yang baru saja datang dari arah dapur bertanya, "Lho? Kok, masuk kamar. Temennya udah pulang emang?"

"Belum. Bella cuma mau ambil hamster dulu. Dia mau lihat anak-anaknya," jawabku.

"Oh, jadi temen kamu yang itu yang kamu ceritain ke Ayah?"Aku mengangguk arti iya.

Tidak lama kemudian, aku kembali menghampiri Mark di teras rumah. Begitu aku datang, dia terlihat nampak melamun. Bahkan, sampai tidak sadar, jika aku sudah hadir. Sengaja aku mengejutkannya dengan sekali kejut.

IN A LOST YOU / INALOSTYOU!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang