Saat ini, aku dan Andy sedang menunggu Mark yang pergi ke toilet.
Selama menunggu cowok itu selesai dengan urusannya, aku dan Andy saling berbagi cerita mengenai film seru yang sedang tayang di bioskop minggu ini.
Bicara dengan Andy lantas mengingatkanku pada sosok Almarhum adikku― Ranu Pramuja Angkasa.
Ya, asal kalian tahu, aku punya saudara kandung yang umurnya terpaut tiga tahun lebih mudah dariku. Sayangnya, adikku Ranu telah meninggal dunia akibat terjatuh dari wahana permainan kora-kora yang disebabkan karena pengamannya terbuka.Pada saat kejadian, aku dan orangtuaku tidak ada. Kami diberitahukan informasi tersebut dari kakek kami yang waktu itu memang sengaja mengajak cucu-cucunya untuk pergi ke taman bermain. Wahana yang memiliki kapasitas maximum 54 orang hari itu, naasnya mengalami kejadian fatal dan membuat beberapa nyawa anak melayang dan luka-luka. Termasuklah adik laki-lakiku Ranu yang waktu itu masih berumur empat belas tahun.
Tak selang beberapa menit kemudian Mark pun kembali.
Aku pikir, kami akan segera masuk ke ruang bioskop begitu dia datang, tapi ternyata kini giliran Andy yang tiba-tiba mendadak ingin ke toilet. Mau tidak mau, lagi-lagi memutuskan untuk menunggu.
Kalian punya tidak teman modelan Andy?
"Andy mirip Ranu," kataku setelah Andy ijin pergi.
Mark berdehah, "Hah?? Ranu siapa?" tanyanya tidak tahu.
Aku melihatnya dan bilang, "Ranu itu Adik kandungku," jawabku.
Mark mengangguk mengerti. "Jadi, kamu punya Adik?" tanyanya lagi menyakinkan.
"Iya. Tapi, dia sudah meninggal," jawabku dan itu mengejutkannya. Aku tersenyum tipis.
Aku tahu dari ekspresi dan bahasa tubuhnya, jika dia sepertinya ingin tahu lebih soal Ranu, tapi cowok itu memilih untuk memendam perasaan ingin tahunya. Mungkin menurutku, karena muncul rasa ragu untuk menanyakannya lebih lanjut. Takut aku sedih, mungki?
Selang tujuh menit, Andy pun kembali. Kami pun langsung menuju ke ruang bioskop. Kali ini, kami akan menonton film horror yang judulnya, 'Umma'.
Kalian pernah tonton?
Mark menyuruhku untuk duduk di tengah antara dia dan Andy. Pilihan tempat yang nyaman menurutku setelah kami siap duduk, yakni di kursi deretan tengah.
Aku menoleh melihat Mark yang tiba-tiba bilang, "Duh! Kita lupa beli popcorn!" katanya.Aku pun juga sama lupanya. Mungkin, karena tadi kami terburu-buru, makanya jadi lupa. Kami datang begitu waktu filmnya tujuh belas menit lagi akan tayang. Anehnya, masih sempat menunggu mereka ke toilet.
"Ya. udah. Untuk kali ini nggak usah pake popcorn dulu," timpalku padanya.
"Sayang banget! Padahal kita nonton film horror," katanya dengan nada sesal.
Andy rupaya mendengar obrolan kami, "Fokus nonton aja udah! Daripada kalau ada popcorn malah fokusnya ngemil."
"Filmnya udah mau dimulai jadi mohon jangan berisik lagi, ya!"
Tiba-tiba, ada salah satu penonton yang menegur kami bertiga. Sontak, kami pun langsung terdiam. Mark terlihat meringis karena tidak enak pada orang itu dan sedikit mengangguk singkat atas tanda permintaan maafnya. Aku pun melakukan hal demikian.
"Bawel amat," gumam Andy yang bisa aku dengar.
Aku terkekeh mendengar itu. Jangan lupakan ekspresinya yang sangat julid melihat orang itu.Aku menyenggol siku kirinya pelan, Andy lantas melihatku dan menunjukkan ekspresi seolah bertanya kenapa? Tapi, aku justru menjawabnya dengan gelengan pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
IN A LOST YOU / INALOSTYOU!
Teen FictionKisah mengenai konflik anak muda dan cara mereka berdamai dengan masa lalu, serta ikhlas dengan apa yang sudah lewat. Dalam cerita ini kalian akan mengenal Isabella, Prince, Mark, Catur, dan Rocky. Yang memiliki karakter dan permasalahan mereka masi...