16

4 1 0
                                    

Hujan yang perlahan mulai mereda ini aku terobos begitu sampai di kantor kepolisian. Mark berkali-kali berteriak memanggil tidak aku hiraukan, karena saat ini aku ingin cepat-cepat bertemu dengan sahabatku.

Asal kalian tahu, ternyata hari ini, Prince dan mamanya diam-diam kembali ke Indonesia setelah melakukan pengobatan rutin di Singapore.

Namun, sewaktu mereka berdua tiba di Bandara, Prince ditangkap oleh pihak kepolisian dengan alasan selama ini dia berusaha untuk kabur dan lepas tanggung jawab dari jeratan hukum yang menimpanya akibat permasalahan kemarin. Dimana dia dikatakan telah mengendarai mobil dalam keadaan setengah sadar dan sampai menewaskan nyawa seorang ibu.

Mendengar kabar itu dari Catur tentunya membuatku terkejut bukan main.

Sampai di depan ruang penyidik. Aku langsung mendapati kehadiran Catur dan mamanya Prince. Saat aku datang mereka berdua langsung menyambutku. Aku sendiri langsung menanyakan tentang Prince.

Mereka menjawab, jika Prince sedang ada di dalam ruangan penyidik untuk dimintai keterangan.

Tak lama dari itu, Mark datang menyusul dengan rambut dan kaos yang sedikit basah. Sepertinya, dia juga ikutan menerobos hujannya.

Aku benar-benar khawatir dengan sahabatku bagaimana kalau betulan dia ditahan?

Bagaimana dengan kuliahnya?

Lebih penting lagi, bagaimana dengan pengobatan rutin yang sedang dia jalani ini? Pastinya, jika dia betulan akan ditahan pasti itu akan sangat menghambat segalanya.

Setengah jam berlalu. Akhirnya, pintu ruangan penyidik terbuka dan langsung memperlihatkan Prince beserta beberapa anggota polisi yang mengawalnya. Aku semakin terkejut saat melihat kedua tangan Prince telah terborgol.

Aku bertanya, "Ini maksudnya apa?"

Salah seorang polisi yang memiliki kewenangan akhirnya menjawab, "Dia terbukti bersalah. Sehingga, harus ditahan."

Jangan tanya betapa syoknya kami semua. Terutama, mamanya Prince.

"APA?!"

Polisi itu bilang lagi, "Senang tidak senang, tersangka harus menjalani hukuman atas perbuatannya. Untuk informasi lebih lanjut akan diumumkan di persidangan nanti."

"Pak! Tapi, Putra saya ini sedang sakit! Mana bisa dia ditahan. Bagaimana dengan pengobatannya, Pak!" kata mamanya Prince memohon agar polisi itu bisa mengerti kondisi sang putra.

"Kami sudah katakan tadi, untuk informasi lebih lanjut akan diumumkan di dalam persidangan!" tegas polisi itu dan segera membawa Prince bersama mereka.

Sedangkan, Prince hanya diam dan menurut.

"Prince!" panggil mamanya Prince. Namun, tidak mendapatkan respon apapun.

***

Hari persidangan pun dilaksanakan.

Saat ini telah ada mamanya Prince, aku, Catur, Rocky dan mbok Sadiah. Mark sendiri tidak bisa datang karena harus menjemput orangtuanya yang pulang dari Amerika ke Bandara. Namun, cowok itu bilang, jika sudah selesai dengan urusannya dia akan segera menyusul ke kantor pengadilan.

Tidak pernah terbayangkan dalam hidupku, jika aku akan melihat sahabatku kini mengenakan baju tahanan dan sekarang duduk sendiri di tengah-tengah menghadap meja pengadilan. Apalagi, Prince yang mengalaminya sendiri. Sedih sekali melihatnya saat ini.

Sejak memasuki ruangan ini, aku sudah berusaha menahan tangisku. Namun, begitu waktu pertama kali melihat Prince muncul dan dikawal oleh beberapa petugas air mataku lolos begitu saja. Sepertinya, Prince tahu itu. Dia tahu keberadaan kami, tapi memilih untuk bungkam dan berpura-pura tidak melihat.

IN A LOST YOU / INALOSTYOU!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang