5. RANGKAK

5K 196 4
                                    

"Bara J'Vegas" Ucap seorang wanita berkacamata yang berada di depannya.

"Nggak kamu, nggak temen temen kamu semuanya sama aja, gak ada yang beres" Buk Desi memijat kepala nya tak habis fikir dengan kelima remaja didepannya ini.

"Kalian udah besar mau jadi apa sih" Lanjut Bu Desi berdiri menghadap kelima nya.

"Apa aja yang penting bukan ibuk" Ceplos Haqqy membuat Buk Desi melotot.

"Nah bener tuh buk" Ucap Aldo dan Naka serempak.

"Ngapain kalian serempak begitu" Ucap buk Desi yang meninggikan suara nya.

"Kan kami cees kental Buk" Jawab Aksa tersenyum menaikan alisnya.

"Cees cees, kamu Bara gudang sama toilet di lantai dua" Ucap Desi menunjuk Bara, Bara yang semulanya diam pun kaget.

Pasal nya sedari tadi ia hanya diam kenapa dia yang disuruh.

Aldo, Naka, Aksa, dan Haqqy mendadak tertawa lepas saat mendengar permintaan buk Desi apalagi saat berubahnya ekspresi Bara.

"Kalian berempat juga sama, bersihin gudang dan toilet di lantai dua dan tiga" Ucap buk Desi duduk kembali di kursi nya.

"Loh buk?, Bara nggak bersihin lantai tiga?" Tanya Naka spontan.

"Gak!, makanya jangan jawab aja kamu nanti saya tambah mau?!" Ucap buk Desi yang sudah emosi.

"Masih pagi udah buat ribut sama anak osis, kalian ini punya masalah apa sih sama mereka"

Sebagai Guru BK di WHS jujur saja Desi sudah sangat letih melihat kelima rombongan pria ini masuk keluar BK hampir setiap hari.

Namun ia bisa buat apa, Bara adalah anak dari Keano J'Kalix, yang merupakan orang berpengaruh dan penting di sekolah dan di negara ini.

Desi menghembus kan nafas nya gusar, menatap kelima remaja berandalan di depannya ini mulai keluar dari ruang BK.

"Oy bersihin lantai tiga dulu yok" Ucap Naka.

"Lo berempat aja, kalau udah bantuin gue dibawah" Ujar Bara pergi dari sana.

Bara memasuki gudang dan menutup kembali pintu tersebut, banyak sekali sarang laba laba bergantung disana disini.

Bukannya mulai membersihkan gudang, Bara memulai dengan menghidupkan korek nya dan menyalakan rokok.

Cowok itu menghembus kan asap rokoknya ke sembarang arah.

෴'෴'෴

Sheila kini berada dikelas, mendengarkan Pak Johan yang sedang menjelaskan pelajaran geografi di depan.

Sheila rasanya sangat lemas hari ini, kepala nya pusing dan perut nya mulas.

"Pak saya permisi ke toilet" Ucap Sheila.

Sheila keluar dari kelas dan berjalan menuju toilet, ah kenapa harus di sekolah sih perut nya mulas.

Sheila menunduk kan badan nya dan setengah membungkuk sembari memegang perut nya yang terasa mulas.

Sheila keluar dari toilet dan melangkan kan kaki nya.

"Aa..mmpth" Sheila melotot seseorang membekap mulutnya dari belakang, dan menarik nya ke dalam ruangan.

Sheila menarik tangan tersebut dari mulut nya, dan berbalik mendapati Bara di belakangnya yang sedang tersenyum padanya.

Sheila membuang muka nya, rasanya tak ingin ia menatap pria ini, karena hal semalam saat ia tidak sengaja mencium bibir lelaki ini.

Namun salah siapa?, Bara ahli dalam hal itu. Ingin menyebut ini pelecehan namun Sheila juga membalas ciuman tersebut.

"Dari mana?" Tanya Bara dan tidak dijawab oleh Sheila.

"Kenapa lo ngusir gue semalam, setelah lo ciu-" Ucapan Bara terpotong.

"Itu nggak sengaja yah kak" Bantah Sheila cepat.

"Kalau sengaja emang kenapa?" Tanya Bara melihat Sheila mulai berjalan menelusuri gudang.

"Ya nggak wajar lah kak"

"Ciuman itu wajar Shei, normal"

"Nggak normal dong kak, kan gue bukan pacar lo" Ucap Sheila membuat Bara terkekeh sinis.

"Siapa bilang?, lo sekarang udah jadi cewek gue" Ucap Bara memeluk Sheila dari belakang.

Sheila bergerak ingin melepaskan pelukan Bara namun tenaga nya kalah, "Kak nanti ada yang lihat" Ucap Sheila.

"Yaudah kunci aja Shei, gak ada yang bakal tau kita di dalam ngapain" Ucap Bara membuat Sheila panik.

"Shei coba aja gue kenal sama lo deluan dari pada Arthan deluan yang kenal sama lo" Ucap Bara melepaskan pelukan nya.

Sheila berbalik menatap Bara yang lebih tinggi dari nya.

"Kak Bara suka sama aku?" Tanya Sheila, Bara mengangguk cepat.

"Kenapa bisa?, kita baru kenal beberapa hari yang lalu kak" Ucap Sheila.

"Lo tau Shei pertama kali gue liat lo masuk bareng Arthan di kantin, gue nggak bisa ngalihin pandangan gue selain ke lo"

"Dari saat itu gue janji, kalau gue bakal dapatin lo, dan lihat yup gue berhasil" Ucap Bara mengelus elus puncak kepala Sheila lembut.

"Cuma karna itu kak?" Tanya Sheila.

"Lo cantik"

"Kalau aku nggak cantik berarti kak Bara nggak bakal suka ke aku dong" Ucap Sheila, Bara menggeleng.

"Nggak ada alasan buat gue nggak suka sama lo Sheila, kalau gue udah suka sama satu orang mau seburuk apapun dia gue tetap bakal suka" Ucap Bara.

Sheila mengangguk.

"Kak aku mau balik kelas" Ucap Sheila menjauhi Bara, dengan cepat Bara langsung menahan lengan Sheila.

"Nanti malam jam delapan gue jemput" Ucap Bara.

Sheila tidak menjawab dan melanjut kan jalannya.

"Berani lo ngelangkah tanpa jawab pertanyaan gue, jangan harap setelah keluar kaki lo baik baik aja" Ucap Bara yang membuang puntung rokok nya.

Bara membalikan badannya, dan menatap ke arah Sheila yang baru saja membuka pintu keluar.

"Kak aku nggak ngelangkah, aku ngerangkak" Teriak Sheila yang sedang merangkak di luar.

-END-

B.J'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang