7. AYO NIKAH

3.5K 141 3
                                    

    Minggu pagi sekitar pukul sembilan pagi, Sheila masih didalam kamarnya tak kunjung keluar, padahal Arsen sudah mengetuk pintu itu beberapa kali.

    Perasaan Sheila masih campur aduk rasanya, pemandangan apa apaan semalam itu yang ia lihat, Arthan emang ketua osis WHS yang dikenal dengan keramahan nya, dan dirinya yang humble, namun jika di luaran sana ia bukan bagian dari ketua organisasi itu lagi bukan.

    Namun menurut Sheila, Arthan bukanlah cowok yang seperti itu, apalagi sampai pergi ke arena balap, bukan Arthan banget!.

"Pusing banget nih kepala rasanya kayak dioseng oseng" Gerutu gadis itu.

    Sadar lah Sheila jangan terpengaruh karena satu orang yang tiba tiba berubah, lagian banyak yang masih mengantri di belakang sana, lupakan soal Arthan saja mulai sekarang.

    Ah tapi tidak semudah itu, setelah satu setengah tahun mereka menjalin hubungan, tidak segampang itu untuk melupakan setiap kejadian yang terjadi.

    Ketukan pintu kamar Sheila lagi lagi berbunyi, "Shei sarapan dulu" Ucap Arsen dari arah luar.

    Sheila menoleh jujur saja nafsu makan nya berkurang, tapi tidak boleh sampai tidak makan yang ada Arsen hanya tambah susah jika kondisi Sheila tidak sehat nantinya.

Ceklek

Sheila keluar dari kamar nya dengan mata sembab.

    Sheila duduk di meja makan di samping Arsen.

"Itu mata kenapa sembab?, nangis?" Tanya Arsen yang menyadari hal tersebut, Sheila mengangguk.

"Drakor tadi malam sedih kali kak, si cowok mati" Ucap Sheila berbohong.

    Arsen menggeleng geleng kan kepala nya, berbeda dengan Sheila yang suka menonton Drakor, Dracin, Drathai, Draturk, maupun Drama Philippines, jika tentang menonton Arsen lebih suka Film movie Dark komedi, Action, dan Romance.

"Habis makan mau ikut ke tempat Natha?" Tanya Arsen.

"Nggak deh kak, mager lagian belum mandi" Ucap Sheila cengengesan.

"Yaudah gue siap siap dulu" Setelah itu Arsen langsung pergi menuju kamarnya.

Ting tong

"Siapa sih ini pagi pagi" Batin Sheila segera beranjak pergi ke sumber suara.

    Sheila membuka pintu besar bewarna putih itu, ehh tunggu tunggu kok ada Arthan?, mau apa cowok itu kemari sepagi ini.

"Morning Sheila cantik" Sapa Arthan ramah, Sheila hanya tersenyum kik kuk tak tahu harus bereaksi seperti apa.

"Jalan yuk" Ucap Arthan, tak ada jawaban dari Sheila.

    Gadis itu masih membayangkan cowok ber wajah rupawan didepannya ini saat malam tadi.

"Gue gak mau kak" Tolak Sheila.

"Oh udah pakai gue lo yah, Bara yang suruh?" Tanya Arthan menyandarkan satu tangan nya di pintu.

"Kak Arthan ngapain kemari?"

B.J'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang