Sheila turun dari anak tangga dengan dress bewarna beige, rambut terurai dan tak lupa senyum ramah yang terukir di bibir nya, itu membuat kesan sempurna pada Sheila.
Hari pernikahan Arthan dan Natha sudah tiba, banyak tamu undangan yang hadir.
Adat nikah dan upacara adat sudah dilakukan, kini sudah memasuki acara resepsi pernikahan yang diselenggarakan pada malam hari.
Teman teman sekolah Sheila juga banyak yang hadir.
Sheila kini tengah berdiri seraya memegang satu gelas koktail bebas alkohol, hanya untuk membuat suasana hati lebih ringan, apalagi sebentar lagi ia akan sendiri.
"Are u ok?" Tanya Jena yang masih menemani Sheila.
"no i'm amburadul total", ingin sekali Sheila menjawab seperti ini namun tak jadi.
"Oke dong Jen, kalau kak Arsen bahagia gue juga pasti ikut bahagia" Jawab Sheila tersenyum gentir, Jena mengangguk anggukkan kepalanya.
Bohong, Jena tahu Sheila itu gimana.
"Gue bakal sering main ke rumah lo kok" Ujar Jena memeluk Sheila.
"Jen, ayo buruan papa kamu udah nelpon mami" Ujar seorang wanita paruh baya yang mendekat ke arah Jena.
"Eh Sheila makin cantik aja, tante harus buru buru pulang nih, biasa paksu udah nunggu" Ucap Halen, ibu Jena yang tersenyum pada Sheila.
"Gue balik dulu ya Shei" Pamit Jena pada Sheila.
Sheila meneguk koktail itu dua kali lagi pandangan nya lurus ke arah dua orang yang sedang mengambil foto seraya tertawa dan tersenyum bahagia.
Sheila mengukir senyum di bibir nya, sudah lama tidak melihat Arsen sebahagia ini.
Sheila meletakkan gelas koktail itu di meja, berniat ingin pergi tapi tak sengaja menabrak seseorang.
"Do you want to kiss me babe" Ucap Bara yang kini berada di hadapan Sheila dan merangkul pinggang gadis itu agar tidak jatuh seraya menyunggingkan senyum dibibir nya.
Jantung Sheila bergetar hebat bukan main karena jarak kedua nya sangat dekat, ditambah lagi saat hidung mancung bak perosotan Bara bersentuhan dengan hidung nya.
"Nggak liat gue sumpil" Ujar Aksa yang berdatangan bersama anak Sialtern lainnya.
Segera Sheila membenarkan posisinya dan mendorong tubuh Bara.
"Ganggu lo anjing" Ucap Bara sinis lalu pergi mengikuti langkah Sheila yang mulai menjauh.
"Tuh Bara kemari cuma buat liat Sheila dah kek nya" Sahut Naka menggeleng geleng kepala nya.
"Tau ah anjing, kawan lo nya tuh" Papar Aldo mengambil satu buah cake di dekat meja.
෴・◉❍❍◉・෴
Hari ini kembali sekolah seperti biasa, Sheila turun dari mobil bersamaan dengan Deera.
Mereka berdua berangkat bersamaan hari ini karena permintaan Deera, Sheila berjalan meninggalkan Deera yang masih di dalam mobil.
Deera tak ikut turun bersamaan karena beralasan masih menonton karakter fiksi nya di handphone, dan tak ingin diganggu saat menonton.
Sheila berjalan masuk ke gedung WHS.
"Heh lo" Ucap seseorang mendekat ke arah Sheila.
Tanpa babibu gadis itu langsung menarik rambut Sheila kasar.
"Lo jadi cewek gausah gatel sama Bara ya bangsat" Ucap gadis kini mulai menambah tenaga tarikan nya.
"Masih adik kelas aja udah sok belaga lo" Cibir gadis berkepang dua disampingnya.
Sheila menghempas tangan Razta kasar, dan kini terbalik malah Sheila yang kini menarik rambut Razta kasar.
"Woi lepasin kawan gue njing" Ucap Saphia yang melihat Razta meringis.
"Diam lo ondel ondel jembatan ancol" Ucap Sheila menunjuk ke arah Saphia, entah dari mana keberanian Sheila tiba tiba muncul.
Banyak siswa/i WHS yang menyaksikan kejadian itu namun malah berseru bergirang, salah seorang gadis mengukir senyum licik di bibir nya dan mendekati keributan itu.
"Wah adik kelas gak ada sopan santun nya emang" Ucap gadis itu bertepuk tangan seraya melangkah mendekat.
Plak
Suara tamparan keras mendarat di pipi Sheila membuat nya hampir terhuyung ke belakang.
"Woi Reyna bangsat lo" Suara teriakan dari Aldo menggelegar disana.
Tadinya Aldo ingin menyusul anak Sialtern ke kantin namun saat menuruni anak tangga malah melihat Reyna yang menampar keras pipi Sheila.
"Gausah ikut campur lo" Ucap Reyna menolak dada Aldo ketika cowok itu mendekat.
"Lo gila?" Ucap Aldo mendorong bahu Reyna.
"Kalau sempat Bara tau, Lo mau dia benci sama lo?" Ucapan Aldo membuat Reyna bungkam.
"Mampus yang di bilang datang" Ucap Saphia yang ikut panik melihat kedatangan anak Sialtern.
Sheila yang tadinya terduduk di lantai mulai berdiri dan merapikan pakaian nya, pipi nya panas bukan main.
"Kok tumben pada kumpul kumpul" Sahut Naka yang melihat kerumunan anak WHS.
"Loh Do kok malah disini?" Tanya Haqqy, Aldo diam.
Bara melihat Sheila yang berada disamping Aldo, ini pasti ada yang tidak beres. Ditambah lagi pipi Sheila yang terlihat merah.
Kalau bukan ulah Razta dan Saphia ya pasti ulah Reyna, mana ada lagi siswi perempuan WHS selain mereka yang akan membuat masalah.
"Kenapa ini?" Tanya Aksa pada salah satu siswa.
"Tadi awalnya kak Razta sama kak Saphia buat ribut sama Sheila, ga lama setelah itu kak Reyna datang nampar Sheila" Ujar cowok itu, Bara menegaskan rahangnya.
Lidah nya bermain di dalam mulut nya, nafas nya bergemuruh.
1
2
3
Brak, Bara menendang bangku panjang yang didekatnya.
"Nah mampus" Sahut Saphia lagi lagi kaget melihat Bara yang menendang bangku panjang itu.
Bahkan Reyna yang tadi nya menatap semua orang dengan angkuh kini menunduk saat Bara berjalan mendekat ke arah nya.
"Bar aku bisa jelasin"
"Ini nggak kayak penjelasan yang lo dengar tadi kok" Reyna panik bukan main, apalagi saat Bara tersenyum kearah nya.
Bukan tersenyum ramah, namun ia malah merinding.
"Munafik" Ucap Aldo pelan.
"Bara gue sayang sama lo, gue mau ngelakuin apa aja buat lo" Ucap Reyna yang mulai takut kalau Bara akan menjauhi nya.
"Minta maaf"
"Bar gue salah gue minta maaf" Ucap Reyna memegang lengan Bara.
"Ke dia" Ucap Bara menunjuk ke arah Sheila.
"Lo gila Bar?, gue rela rela in datang kemari buat lo dan sekarang ini balasan lo buat gue?" Ucap Reyna, mata nya memanas menahan air mata.
"Lo jahat Bar, gue udah kasi semuanya buat lo dan sekarang lo gini ke gue?"
"Kalau sakit hati urus sendiri, gausah ganggu orang lain" Ucap Bara yang melihat kedramatisan akting Reyna, sudah biasa di lihat jadi alur nya tetap sama.
-END-
KAMU SEDANG MEMBACA
B.J'
Teen FictionBara J'Vegass cowo badboy, kasar, pemaksa dan segala sikap kepenguasaan nya yang tiba tiba mengeklaim Sheila menjadi pacar nya. "Cerita ini hanya imajinasi dan fiktif belaka‼️"