LL : chap 5

914 168 17
                                    

Dua hari terhitung sudah, Jisoo belum juga bangun dari komanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua hari terhitung sudah, Jisoo belum juga bangun dari komanya. Taehyung senantiasa mendapingi sang istri di samping bahkan ia meminta izin pada Jimin untuk mengerjakan pekerjaannya dari rumah sakit agar bisa sekaligus memantau Jisoo.

"Tae, kau terlihat kurus sekarang. Makanlah yang teratur, kau hanya akan membuat Jisoo sedih jika bangun dan melihat keadaan mu seperti ini." Tegur Jimin.

Dua hari belakangan ini Taehyung hanya makan sekali dalam sehari, bahkan ia sempat di beri infus karena kekurangan cairan. "Tenang saja, aku akan makan nanti." Jawab Taehyung.

Jimin berdecih, "Kemarin kau juga berkata seperti itu," Ucap Jimin, Taehyung sedikit terkekeh.

"Bagiamna penyelidikannya?" Tanya Taehyung.

Jimin memang sudah memberitau tentang penyelidikan penyerangan ini kepada Taehyung, mau bagaimana pun Taehyung berhak mengetahui hal ini.

"Sebelum Jisoo bangun, kita tidak tau pasti apa yang terjadi." Ucap Jimin.

"Tapi menurut cctv di lorong, ada satu orang dengan pakaian serba tertutup mengetuk pintu unit mu kemudian keluar setelah beberapa menit di dalam unit mu." Lanjut Jimin.

Jimin dan Taehyung saling melihat satu sama lain, paham dengan tatapan masing-masing keduanya pun mengangguk. "Tidak salah lagi, dia pelakunya." Ucap Taehyung.

Jimin mengangguki perkataan Taehyung, matanya tak sengaja menangkap jari-jari Jisoo yang terlihat sedikit bergerak. "Tae! Jari Jisoo." Pekik Jimin menepuk lengan Taehyung.

Taehyung dengan sigap menoleh dan menggenggam tangan Jisoo, "Jis, Jisoo." Panggil Taehyung lembut.

Jari jemari yang Taehyung genggam terlihat semakin bergerak, mata Jisoo pun terlihat tengah berusaha membuka dengan sempurna.

"T-tae." Kata pertama setelah dua hari ini Jisoo terbaring di atas branka.

Taehyung tersenyum haru saat mendengar suara Jisoo, walau lirih namun dapat membangkitkan semangat Taehyung yang sempat hilang.

"Syukurlah,"

•••

Kini Jisoo sedang makan dengan Taehyung yang menyuapinya, matanya sembab setelah berjam-jam menangis saat dokter memberitahu jika sudah tidak ada lagi janin di dalam tubuh Jisoo.

"Bersabar lah, Jis. Aku tau ini berat untuk mu, tapi perlu kau ketahui aku akan selalu bersama mu." Ucap Taehyung.

Jisoo tidak merespon perkataan Taehyung, pikirannya kusut bak kaset rusak, tatapan begitu kosong ke arah depan seakan sudah tidak ada lagi semangat untuk hidup dan bertahan di dunia yang kejam ini.

"Aku ingin mati, Tae."

Taehyung tersentak mendengar nada putus asa dari Jisoo, ia taruh mangkuk di tangannya lalu beralih mengenggam kedua tangan Jisoo.

Life & Love | [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang