Back home

848 121 1
                                    


_______~£♡£~_______


"Kamu yakin nan? Aku gak yakin buat nyerahin anak kita lagi. Karina putri kita satu satu nya" Satya duduk di kursi meja makan mendiskusikan apa perjodohan putrinya akan tetap berjalan?

"Kejadian ini bukan salah Jevan, Satya" Maurene mencoba menjelaskan

"Aku tau ini bukan salah Jevan, tapi kamu liat? Kita kecolongan kan?" Maurene menghela nafas mencoba sabar dengan bapak yang super possesif itu

"Tya... Jevan itu manusia biasa, wajar dia lalai sedikit, kita juga sama manusia biasa kita juga lalai sebagai orang tuanya"

"Maka dari itu... akan lebih baik jika kita langsung yang mengawasi karina"

Maurene mengangguk mengusap lengan suami nya "Baiklah... kita serahkan saja keputusan pada mereka, apa mereka tetap mau melanjutkan perjanjian nya?"

Lalu beberapa saat setelahnya Jevan turun membawa nampan mangkuk makanan yang sudah kosong

"Karina... sudah mau saya bujuk" Ucap Jevan

Maurene tersenyum senang kemudian tatapan nya beralih pada suami nya, wanita itu mengangkat sebelah alisnya seakan berkata 'kamu lihat kan?'

Sedangkan Satya tetap memasang wajah tegasnya "Nggak kamu paksa paksa kan anak saya?"

Jevan terkekeh pelan "Enggak om"

"Terus gimana tuh? Kok bisa sama kamu jadi mau?" Kini Maurene yang bertanya dengan nada sedikit meledek

"Nggak tau juga tante, Jevan cuma coba nenangin gak nyangka juga bakal mau Karina nya"

"Kayanya kita gak salah jodohin kalian berdua haha" Maurene terkekeh

"Em yaudah tan ini Jevan mau cuci---"

"Eh gak usah, sini biar tante aja" Maurene mengambil alih nampan yang di pegang Jevan

Satya masih menatapnya tajam. Lantas Jevan merasa mungkin harus mengucapkan maaf lagi

"Maaf om Jevan udah lalai" Jevan menundukan kepala

Satya mengangguk menghela nafas "Om juga lalai, bukan seharus nya kamu yang menjaga dia, tidak seharusnya kami memaksa kamu melakukan itu karena ini kewajiban kami sebagai orang tua"

"Tapi om---"

"Mulai sekarang, Karina akan kembali ke rumah, mungkin lebih baik jika rencana perjodohan ini di batalkan saja, kalian juga bisa bebas memilih hak kalian mencari pasangan"

Jevan kini tak bisa berkata kata, mendengar tuturan itu entah mengapa dada nya terasa sesak. Seakan tidak rela melepaskan nya begitu saja

"Kamu bisa pulang Jevan terimakasih atas usaha kamu menjaga Karina, saya minta maaf juga jika kamu terpaksa dengan semua ini"

Tidak. Jevan sama sekali tidak terpaksa dia melakukan ini dengan segenap jiwa dan raganya dari dalam hati dan perasaan nya

"Masalah perjodohan kamu jangan khawatir, saya akan berbicara pada orang tua kamu"

Jevan masih terpaku, teramat berat untuk melangkah pergi rasanya

●○》CIRCLE 《○●Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang