Pemuda itu terduduk di tepi kolam renang, setengah kaki nya ia celupkan ke kolam. Hari harinya nya kini terasa kosong, ada yang berbeda... rasanya seperti ia terlalu berat saat ia kembali ke rumah ini. Mungkin karena satu bulan dia tinggal bersama Karina, Jevan sudah terbiasa bergantung pada gadis ituSetiap perilakunya, setiap kebiasaan nya, setiap kesukaan dan ketidak sukaan setiap hari hari nya kehadiran gadis itu sudah melekat pada Jevan padahal hanya waktu satu bulan mereka tinggal bersama dan baru beberapa hari mereka berpisah bahkan ia sudah seperti tak ada gairah hidup, sangat hampa, ia merasa kesepian padahal di rumah ada Mama, Papa, Nava, David namum rasanya tak lengkap
Sheilla menatap putra sulung nya yang terlihat dari arah dapur sembari memotong buah buahan mereka baru saja selesai makan malam
"Sayang... ngapain?" Theo datang kemudian memeluk nya dari belakang
Sheilla mendengus "Nggak liat?"
"Hehe aku kangen loh..." Theo menduselkan kepalanya di ceruk leher sang istri sesekali mengecupnya
"Diem deh nanti diliat David"
"Enggak ada, dia di atas lagi main sama Nava"
"Tuh liat anak sulung mu. Samperin gih, galau kayaknya dia" Ucap Sheilla melihat ke arah kolam renang
"Biarin aja biar mereka sadar sendiri, aku mau pacaran aja sama kamu"
"Ck. Yo anak lagi sedih tuh di hibur atau kasih masukan malah di diemin nanti dia tambah frustasi gimana?"
Mattheo menghela nafas "Ya salah mereka juga ngapain masih gengsi? Kalau udah suka mah suka aja"
"Nggak semua orang peka sama perasaan nya, siapa tau mereka denial Yo apalagi aku denger mantan mantan mereka hadir lagi, aku takut Jevan salah ambil langkah"
"Mantan Jevan? Yang kasus di LA itu?"
"Hm... bukan nya aku nentang tapi aku takut dia nggak baik buat Jevan" Ujar Sheilla
"Apa kita jodohin Jevan sama gadis lain aja? Anak nya kak Tama? Dia baik gak kalah cantik juga dari Karina"
Sheilla berbalik kemudian Tukk dia menyentil dahi suaminya
"Nggak ada. Aku mau nya Jevan ya sama Karina bukan sama orang lain"
"Orang mereka sama sama gak mau"
"Feeling aku mereka bukan gak mau tapi gak yakin sama perasaan mereka. Tugas kita itu ngeyakinin mereka. Feeling aku nggak pernah salah Yo"
"Yaudah aku coba bicara sama dia... tapi kiss dulu"
"Ck. Nggak ada apaan sih!"
"Yaampun pelit banget" Pria itu merengut kesal namun tetap saja ia mencuri satu kecupan di bibir istrinya dan langsung berlalu menghampiri putra sulung nya
"Jadi beneran di kiss nggak Shei hahaha" Tawa Reina terdengar dari sebrang sana. Mereka tengah melakukan voice calling grup
"Ck. Tau lah laki laki gimana"
"Eh Zetta si El ada di rumah lo gak?" Ujar Alice
"Wahhh bau bau Alice sama Zetta bakal jadi besan nih" Ucap Joe
"Lo juga jadi besanan sama kak Rei Jo?" Ujar Jennie
"Gak tau nih mereka gimana" Jawab Joe
"Kenapa Lis?" Ucap Yazetta
"Dia pergi dari rumah tumben banget mau keluar malem"Kata Alice
"Anak nya Alice diem banget ya nggak kayak dia" Ujar Rose
"Eh enak aja! Si bungsu emang nurun gen bapak nya dia malesan. Beda kalo Rachel kayak beda dunia mereka berdua"
KAMU SEDANG MEMBACA
●○》CIRCLE 《○●
Fiksi PenggemarMembentuk lingkaran di atas kertas memang mudah, namun membentuk lingkaran di atas pertemanan itu susah Lingkaran yang terbentuk oleh ikatan kebersamaan. Mereka bukan hanya sekedar kerabat melainkan sebuah sahabat. Mereka bukan hanya dekat namun jug...