_______~£♡£~________
Wilona menghela nafas ia kesal pada mami nya yang malah memaksa untuk mendatangi unit apartement yang ada di hadapan nya saat ini. Niat hati Wilana ingin menyuruh kurir saja namun sang mami mengancam nya jika bukan ia sendiri yang menjemput sang mami uang jajan tak akan turun lagiBerakhir ia harus berdiri di depan pintu unit itu kemudian mempersiapkan diri memencet bel unit
Ting tong
Tak kunjung ada yang membuka. Lantas Wilana kembali memencet bel
Ting tong ting tong
Cklekk
Pintu unit terbuka menampakan persepsi seorang pemuda dengan keadaan cukup berantakan. Alvaro seperti mayat hidup yang tak terurus, pemuda itu terlihat pucat, rambut berantakan, tubuh sedikit mengurus, kantung mata yang tercetak jelas, dan kumis tipis nya yang mulai terlihat, Wilona tercengo melihatnya. Sebegitu menurun drastiskah kondisi nya?
"Ehm... m-masuk?" Al merasa sangat canggung apalagi saat menyadari gadis itu memperhatikan kondisi nya yang sudah seminggu ini tak sempat merawat diri
Wilona melangkahkan diri kedalam apartement itu
"M-mami mana?" Tanya Wilona gugup
"Oh mami--- eh maksud gue tante tamara tadi katanya harus ke toko ada keperluan mendadak"
Wilona menghela nafas dalam memejamkan matanya astaga dia ingin mengumpat tapi takut durhaka "Astaga mami gue!" Gumamnya geram. Ini maksudnya apa sih? Mami nya sengaja menjebak dia disini atau gimana?? Jika saja tau kejadian nya seperti ini dia lebih memilih uang jajan tidak turun, karna demi apa pun suasana nya sangat canggung, tidak enak!
"Oeeee oeee..." Suara tangisan bayi terdengar dari dalam kamar
"Eh bentar ya..." Alvaro melangkah menuju kamar. Sementara Wilona mengamati isi apartement tersebut dari yang ia lihat. Unit nya cukup elit karna berada di gedung apartement berkelas. Iya lah dia percaya keluarga Cavelino tak akan sekejam itu mengusir Al menjadi gelandangan mestinya pemuda itu diberikan tempat tinggal yang sagat layak hanya saja Al dibiarkan terasingkan, ada sedikit rasa empati Wilona saat melihatnya
Al keluar sembari menggendong bayi yang masih saja menangis itu sepertinya sang anak merasa kehausan "sssttt sstt... iya sayang bentar ya... papa buatin kamu susu... sabar anak pinter..." Ucap Al pelan
Entah mengapa melihatnya perasaan Wilona menghangat. Al terlihat begitu mencintai anak tersebut
"Al..." Panggil Wilona, Al mendongak sembari melangkah kearahnya
"Lo bawa yang mami pesen?" Tanya Alvaro
Wilona mengangguk sembari mengangkat satu kantong plastik berisi beberapa box susu bayi dan pampers
"Makasih ya..." satu tangan Al mengambil kantong kresek itu dari Wilona dan tangan lainnya menggendong Elian
"Gue aja yang gendong, lo... buatin susu nya" Ucap Wilona
"Eh? Ngga papa?"
"Iya"
Al memindahkan gendongan anaknya pada Wilona dengan sangat hati hati "Awas hati hati..." peringat Al
KAMU SEDANG MEMBACA
●○》CIRCLE 《○●
FanfikceMembentuk lingkaran di atas kertas memang mudah, namun membentuk lingkaran di atas pertemanan itu susah Lingkaran yang terbentuk oleh ikatan kebersamaan. Mereka bukan hanya sekedar kerabat melainkan sebuah sahabat. Mereka bukan hanya dekat namun jug...