"Lo gapapa kan?"
"Gapapa sih, cuman agak sedih aja."
"Lagian sih Ju, gue udah bilang kan kalo Jeno suka Anna tapi Anna suka sama lo, keduluan lo." Kevin menyodorkan selembar tisu untuk Julian yang lagi menangis sambil gendong Ken. Kabar Jeno sama Anna yang bertunangan masih jadi hal yang mengejutkan buat dia.
"L-lagian gue kira Anna sukanya sama Jeno."
"Ah bego, lo gak inget waktu lo berdua kekunci itu? Itu udah kode keras banget. Udah gue bilang ambil aja Anna, udah pinter, baik, cakep lagi." Julian mengangguk lesu.
"Sakit hati gue, cuman gimana ya. Mungkin emang gue yang kalah deh sama Jeno. Gue liat Kak Jeno ae udah insekyur duluan, gak sanggup gue dateng ke acara mereka," kata Julian.
Iya, Julian suka Anna tapi keduluan sama Jeno.
Mulai sukanya kapan? Ya sejak hari pertama itu.
Suka pada pandangan pertama.
Julian hanya dapat meratapi nasibnya sekarang, tidak mungkin kan kalau dia tiba-tiba menghentikan pertunangan antara Jeno dan Anna? Toh dia bukan siapa-siapa juga. Julian mendengus, ia membuang tisu itu dan bangkit dari sana. "Udahlah, Ken yang paling penting sekarang. Bodo amat lah mau tunangan atau nikah kek, kalo emang udah jodoh mah sampe kakek nenek juga masih gue jabanin," kata Julian.
"Yang bener dek?"
"Iya."
"Liat deh," ucap Kevin sambil memperlihatkan sebuah foto wanita yang sudah berumur.
"Kenapa?"
"Jodoh lo nih, iya kan."
"Gak gitu konsepnya anjir!" Julian menoyor kepala Kevin dengan kasar. Sialan, lagian siapa juga yang mau sama nenek-nenek berumur?
"Tadi kayanya sampe kakek nenek juga mau. Oh, gue tau. Mungkin karena gue tunjukin foto nenek-nenek kali ya, makanya lo gak tertarik. Kan lo sukanya kakek-kakek yang masih hot."
"Anj—"
"Pipi!!" Ken berseru sambil mengangkat kedua tangannya.
"Pipi, makan!" Kevin tertawa terbahak-bahak.
"Anak lo minta jatah, kasih dulu sana. Kasian belom makan, bapakmu bego dek. Lagian bukan urus anak malah nangis buat hal yang gak penting," cibir Kevin sambil mendelik tajam ke arah Julian. Julian memutar kedua bola matanya malas, ia pun menuju ke dapur dengan Ken di gendongannya.
"Kamu makin berat ya? Apa perasaan Pipi aja sih? Tapi gapapa, tandanya itu sehat." Julian mengecup singkat pipi tembam Ken. Kalau dilihat-lihat walaupun Ken bukan anak kandungnya, wajah anak itu cukup mirip dengannya loh. Apalagi di bagian mata, sama-sama kecil.
"Sabar ya, Pipi aduk dulu buburnya biar agak dingin." Julian mengaduk bubur yang akan diberikan untuk Ken, tetapi untuk sesaat aktivitasnya berhenti tatkala dia kepikiran sesuatu.
"Mampus, Ken bukan anak kandung gue," gumam Julian.
"Kalau pas dah gede dia tau gue bukan bapaknya, gue dibuang ke panti jompo mana ya anjir?" Julian mulai overthinking.
SIALAN LO KAK JEENAN.
"Ken, Ken sayang Pipi gak?" Ken mengedipkan matanya lucu.
"Iya, Ken sayang Pipi." Julian bernapas lega.
"Gak tau nanti." Ken tersenyum dengan watados.
"Anak sekarang dikasih micin makin kritis aja gue liat-liat," dumel Julian.
Di sisi lain, Anna terlihat begitu bete seharian. Wajahnya begitu masam bak jeruk nipis.
"Kak, lo tau kan gue sukanya sama Julian? Tolonglah bantu gue bujuk mama, lagian ini acara jodoh-jodohan udah gak zamannya lagi cuy. Lo kata zaman Siti Nurbaya kali ya," kata Anna menggebu-gebu.
"Ya lo kan tau gue udah bantu lo, Dek. Lo gak liat tadi gue dah berkoar-koar depan bonyok?" Jaya membela dirinya. Ah, baru saja dia selesai liburan langsung dihadapi hal sepele dari adiknya.
"Tapi tetep aja kak, cobalah bilang lagi ke mama. Sumpah gue naksirnya Julian cuy, bukan temennya! Gue mana tau Jeno yang mana hih." Jaya mengelus dadanya sabar, walaupun dia memang tidak terlalu tau dengan Jeno tetapi ya kalau ibu mereka sudah berkata seperti itu, mau dibantah seperti apapun akan sulit. Toh orang bisnis lebih pentingkan bisnis ketimbang anaknya.
Anna tidak suka itu, ibunya terlalu fokus pada keinginan duniawinya tanpa melihat kebahagiaan sang anak. "Yang sabar ya, jalanin aja dulu. Kalau lagi marah-marah biasanya gak bakal ketemu jalan keluar."
"Iya iya, cuman gue gak tahan aja sama sikap mama yang terlalu memonopoli hidup gue. Iya gue tau biar makin kaya dah, tapi iya cuy korbanin gue? Bapaknya Julian juga—"
"Dah bangkrut bego." Anna terdiam.
"MANTAP, GUE TAU CARANYA GIMANA."
"Apa nih, jangan ngadi-ngadi lo. Gue tau nih gimana akal bulus lo." Jaya mulai wanti-wanti. Biasanya kalau Anna sudah seperti ini maka ... idenya itu buruk sekali.
"Enggak, Kak! Kali ini gue yakin mama sendiri yang batalin pertunangannya."
"Apa? Lo mau pake cara sinetron? Pura-pura hamil dari anak Julian terus—"
"Lo pilih golok apa traktor nih?" Anna menatapnya tajam, Jaya hanya cengengesan.
"Iya, maaf. Yaudah apa ide lo?"
"Cari bapaknya Kak Julian, kita bantu dia buat masalah investasi modal, intinya buat perusahaan bapaknya bangkit lagi, dan suruh bapaknya kerja sama dengan mama. Tapi ini agak susah, soalnya bapak Jeno orang kaya cuy," kata Anna sambil memegang pelipisnya.
"Ya iyalah, lo liat sendiri cabangnya udah di mana-mana. Gak keburu kalau kita bantu bapaknya—"
"Keburu, gue bakalan minta syarat untuk acara tunangan dan mama pasti suka. Buka usaha, nanti gue minta modal 2/3 nya gue kasih ke bapak Kak Julian, sisanya ya buat gue lah! Tugas lo nih kak, gak usah berlagak miskin dah. Gue tau lo guru privat, tapi gaji lo lumayan kan. Ada kali itu 2 digit sebulan, belom lagi ditambah uang jajan dari mama, terus usaha-usaha lo tuh. Bagi kali," ucap Anna.
"Otak lo ... gue gak tau itu solusi atau buat meras duit gue doang," ucap Jaya.
"Beneran weh, makanya cariin dulu bapaknya Kak Julian di mana." Jaya menghela napasnya berat.
"Ya terus gue harus cari ke mana anjir? Negara luas, lo yakin bapaknya masih ada di satu negara ama kita?!" Anna diam.
"Cari dulu, Kak. Lo mau gue entar abis selesai tunangan malah kena toxic relationship? Kagak kan." Jaya tertawa.
"Ya nasib lo. Kok jadi gue? Lo yang bego kok."
TBC
HAII
Apa kabar nih klean?
Gimana gimana kesan buat chapter ini? Semoga aja suka ygy
Dah ah, babaii
KAMU SEDANG MEMBACA
Papa | Park Jisung (On Going)
Fanfiction(bahasa; au) Julian Andika hanyalah seorang bujang yang menjadi papa muda. Lika-liku dari kehidupan yang cukup curam sudah dia rasakan, dan ia berjanji akan merawat anaknya sebaik mungkin. [ Park Jisung alternative universe ] #4 in fandom #4 in fiks...