0.6 Ketemu

953 149 10
                                    

- P A P A -

- P A P A -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.

"Ih sumpah, Ken ke mana sih?" Julian semakin panik bukan main ketika dia belum menemukan tanda-tanda tentang Kenzo. Anak itu benar-benar hilang. Bahkan teman-temannya belum mendapatkan petunjuk apapun setelah 30 menit berkeliling.

"Udah, Ju. Sabar dulu, nanti juga ketemu," timpal Jeno.

"Ih, lo gak ngerti! Ken masih kecil, kalau diculik habis itu dijual gimana?! Bisa kena azab gue karena ngelanggar wasiat kakak gue," ketus Julian sambil mengusap kasar air mata yang mengalir di wajahnya. Iya, Julian nangis lagi.

Kalau kata Jeno, "Muka garang tapi hati hello kitty."

"Udahan yuk balik aja, mana tau anak lo tiba-tiba muncul dibalik pintu ya kan," usul Rey yang tampak kelelahan.

"Engga! Anak gue belom ketemu sampe sekarang gimana mau pulang, hah?! Gila aja lo." Julian semakin gencar menangis. Kelima temannya hanya bisa menepuk jidat. Mereka benar-benar tidak habis pikir dengan Julian. Khawatir sih boleh, tapi ini sedikit ... ya begitu.

"Lo pada bilang gue lebay atau apa kek gapapa. Soalnya kalian belum ngerasain rasanya jadi ayah itu gimana. Lo kira enak kalau anak ilang? Kagak woi. Kena mental," ungkap Julian.

"Kalian kalau emang gak niat buat nyari Ken, yaudah pulang aja. Gak usah bantuin gue, gue bisa sendiri." Julian bangkit dari duduknya. Ia kembali menyalakan motornya untuk mencari keberadaan Ken lagi. Kevin yang mengerti bagaimana perasaan temannya itu langsung menyusul Julian.

"Gue balik ke rumah Juju deh, laper banget," ucap Rey. Jeno dan Mark mengangguk. Jemmie juga ikut menyusul Rey.

"Lo gimana? Balik atau apa?"

"Kita kabur aja yuk, mampir ke warteg dulu. Laper juga gue," ucap Jeno. Mark mengangguk.

Akhirnya mereka berpencar. Jemmie dan Rey menghentikan motor mereka ketika sampai di rumah Julian. Tak mau membuang waktu, Rey langsung mengetuk pintu rumah. "Hera, buka pintunya! Udah balik nih!"

Ceklek!

"Nah, lo—eh?" Jemmie dan juga Rey saling melempar pandang ketika pintu itu dibuka oleh sosok perempuan asing.

"Pacar Hera? Lah, maaf. Siapa ya?" tanya Rey.

"Oh, temannya Kak Hera. Saya Anna, adik dari Pak Jaya." Rey dan Jemmie yang mengenal siapa itu Pak Jaya pun mengangguk kecil.

"Iya mirip, gak mungkin juga mau pacaran sama Hera. Eh iya, kenapa ke sini? Pak Jaya mana?" tanya Jemmie yang sudah merebahkan tubuhnya ke sofa empuk di tempat tinggal Jisung.

"Awalnya mau ngajarin Kak Juju, tapi Ken tadi minta jalan-jalan. Maka—"

"Ken?!" sahut kedua pemuda itu.

"Iya, Ken."

"Jadi tadi Ken sama kamu?" Anna menganggukkan kepalanya.

"Ken udah tidur kok di kamar sama Kak Hera. Aku gak berani buat bangunin Kak Hera, dia tidurnya—" Ucapan Anna terpotong ketika Jemmie dan Rey beranjak dari sofa. Keduanya sama-sama masuk ke kamar Julian. Tampak di sana ada sosok Hera yang tertidur pulas di atas kasur empuk Julian.

"Anak ayam," ketus Rey sambil menarik kasar baju Hera.

"Eh, Kak!" seru Anna.

"Diem lo di sana, ini urusan kita berdua!" ketus Rey. Anna bungkam, alhasil dia hanya diam di ambang pintu.

"BANGUN WOY ANAK SIALAN, DASAR!" pekik Jemmie sambil menampar pelan pipi Hera.

"Hah?"

"Oh, kalian udah balik?" tanya Hera yang baru saja sadar. Pemuda itu mengusap pelan kedua matanya baru menatap kedua temannya.

"Maksud lo apaan sih, He?! Ken udah balik ke rumah, kenapa lo gak hubungin kita dah?! Lo gak tau gimana frustrasinya si Juju?!" tukas Jemmie. Hera yang mendengar penuturan itu hanya bisa terkekeh tanpa dosa.

"Lupa. Tadi hp gue juga mati gegara kecemplung di WC. Anna juga gak bawa hp, jadi yaudah," jelas Hera.

"Yaudah, kalian hubungin Juju lah. Punya hp kan, keluar sana. Gue mau tidur," usir pemuda itu. Jemmie mendengus kasar, ia pun menarik lengan Rey ke ruang tamu. Tangannya kini merogoh saku celananya dan membuka ponsel.

"Lo udah lama di sini berarti?" Tatapan Rey kini tertuju ke arah Anna.

"Lumayan sih, Kak."

"Lo adik kelas kita ya? Apa gimana?" Anna mengangguk.

"Juju udah gue teleponin, tuh bocah langsung kegirangan sendiri. Bentar lagi nyampe kayaknya deh, tungguin aja. Oh iya, lo pada udah makan belom?" kata Jemmie. Rey menggeleng kecil, begitu juga dengan Anna.

"Mau makan apa? Biar gue pesenin buat kalian. Mumpung lagi lurus saraf otak gue." Rey terkekeh kecil, ia duduk di sofa dan menyalakan televisi.

"Pempek enak tuh gan. Boleh dong satu porsi kapal selam, hehe."

"Kalo lo? Mau makan apa?" Anna menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali sambil tersenyum kikuk.

"Gak usah, Kak. Aku bisa makan di rumah aja kok, lagian sebentar lagi aku pulang."

"Bentar lagi? Kenapa gak sekarang aja?" celetuk Rey.

"Nungguin Kak Juju dulu, aku mau klarifikasi biar gak ada yang salah paham nanti—"

"KEN PAPA PULANG!!!" Suara lantang dari Julian langsung menggelegar di seisi ruangan. Baik Rey ataupun Jemmie keduanya langsung menutup kedua telinga mereka.

"Eh, Anna?"

"Halo, Kak. Ken lagi tidur di—"

"Kok gak bilang sih kalau Ken sama kamu? Panik tau pas ngira Ken diculik, soalnya Ken lucu. Pasti banyak tante-tante girang yang suka sama dia," ucap Julian.

"Iya, Kak. Maaf, aku lupa bawa hp. Hp Kak Hera tadi jatuh ke WC, jadinya begitu deh."

"Loh, Hera?" gumam Julian. Anna mengangguk.

"Mana Hera? Mau gue bakar tuh orang!"

"Di kamar, lagi ngebo."

Halooo!!! Apa kabar kalian semua?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Halooo!!! Apa kabar kalian semua?

Maaf banget baru update sekarang T_T, akhir-akhir ini lagi sibuk betul soalnya sampe lupa mau publish:')

Gimana nih kabar klean? Semoga sehat selalu yak, jangan lupa jaga kesehatan dan stay happy kawan💚💚

Papai!

Papa | Park Jisung (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang