The Beginning of Everything; Bagian 01.

669 31 2
                                    

...
Jalan adil bagi kakinya yang menjelajah,
dan langit diterangi matahari untuknya,
tampaknya dia masih sangat manis di hatiku.
...

--Kata Pengantar--

Menjadi arkeolog memang bukan hal mudah. Namun, Nattawat Adler sangat menikmati pekerjaannya, karena sedari kecil dia telah memiliki minat di bidang arkeologi. Orang tua yang kurang menyetujui, pernah sempat menjadi hambatan bagi Nattawat untuk menggapai cita-citanya. Tetapi ia tetap gigih demi masa depan yang di ingin kan-nya. Melihat Nattawat yang pantang menyerah, cukup mengetuk hati orang tua nya. Dia melanjutkan pendidikannya di University of Edinburgh, dan tinggal di sana sendiri. Setelah lulus, Nattawat memilih untuk menetap dan mencari pekerjaan di Edinburgh, Skotlandia.

Beberapa kali ia berkeliling ketempat-tempat yang menjadi bagian dari sejarah. Untuk melakukan penelitian dan penggalian apakah ada sisah peninggalan dari lokasi kejadian.

Saat ini, dia berumur 26 tahun. Lusa, dia akan berusia 27 tahun. Bertepatan dengan jadwal dan rencananya untuk pergi ke markas besar Beaumont perbatasan Prancis-Belgia. Tempat bekas peperangan yang dipimpin oleh Napoleon Bonaparte, yang berhasil merebut kota Charleroi.

--

Rumah Nomor: B31, Edinburgh, Skotlandia.

Pagi yang cerah dan hangat. Alunan merdu para burung-burung yang hinggap di pohon pinus depan jendela kamarnya. Cahaya matahari menyelinap dengan sopan melalui celah-celah jendela yang sedikit terbuka, menembus masuk ke mata Nattawat.

Hari Senin mungkin hari yang tidak di minati dan ditunggu orang-orang. Tetapi, Senin yang sekarang sangatlah di nanti Nattawat. Hari dimana ia bertambah usia dan projek penggalian di markas besar Beaumont.

Rasa semangat yang menggebu-gebu membuat debaran hatinya semakin cepat. Setelah lama menanti kedatangan hari ini.

Ia beranjak dari tempat tidur tanpa merapihkan kasurnya, dan berjalan menuju dapur untuk sarapan. Tentu saja sorot matanya tertuju pada meja makan. Tidak ada yang spesial di sana, hanya ada roti, selai dan beberapa buah yang di belinya tiga hari yang lalu.

"Haaa... Aku rasa sarapan pagi ini akan sama seperti beberapa hari yang lalu. Apa sudah 2 Minggu, ya?"

Itu bukan masalah besar baginya, karena Nattawat memang tidak pilih-pilih dalam makanan, selagi masih layak untuk dimakan... Kenapa tidak? Katanya.

Terlebih pada dasarnya Nattawat memang menyukai roti-rotian, itu membuatnya sering menyetok roti untuk pribadi.

Nattawat selesai membuat sarapan, dan tak lupa untuk menyeduh teh Chamomile tanpa gula yang telah lama menjadi seduhannya di pagi hari.

Selesai dari sarapan. Nattawat lanjut untuk mandi sebelum melakukan aktifitas kerjanya.

"Ah, aku pikir pagi ini cukup dingin, sebaiknya aku menggunakan blazer."

Seusai mandi ia pun langsung memilih baju yang pantas untuk ia gunakan pagi ini.

Sepertinya cuaca akhir-akhir ini memang tak seterik biasanya. Mungkin Edinburgh akan memasuki musim dingin? Entahlah.

Selesai dengan acara memilih bajunya, tak butuh waktu lama, Nattawat memutuskan menggunakan setelan kemeja warna cream tanpa dasi, blazer coklat tua dengan celana kain berwarna hitam, dan tak lupa ikat pinggang yang membuatnya merasa terlihat seperti pria dewasa.

Yah, walaupun bisa dibilang wajah Nattawat masih terlihat sangat muda dan tak sesuai dengan umurnya yang hari ini telah menginjak 27 tahun.

Tingkahnya juga terkadang menggemaskan. Ah, maaf. Terlihat ambigu, ya. maksudku, dia sewaktu-waktu masih suka merengek kecil karena suatu hal, dia masih sensitif dan mudah menangis.

Nattawat adalah tipikal yang susah untuk menyembunyikan ekspresi wajah aslinya. Apapun yang dia rasakan dipikirannya selalu terlihat dari air wajahnya. Seperti saat dia sedang kesal, dia tak jarang melakukan pout.

Tapi, meski begitu, Nattawat benar-benar memiliki pemikiran dewasa dan tidak childish sama sekali.

Makanya dia mendapat pekerjaan tetap sebagai arkeolog. Bisa dibilang, gaji nya juga terpaut cukup tinggi. Oh, memang sungguh kekasih idaman.

Ctek.

Nattawat mengunci pintu rumahnya, dan masuk ke bagasi mobil yang terletak tepat di serong depan posisi rumahnya, lalu mulai mengeluarkan Lexus pemberian orang tuanya yang masih berfungsi dengan baik setelah 9 tahun dikendarai oleh Nattawat sendiri.

Perjalanan menuju kantor tempat Nattawat bekerja dibilang jauh tidak dibilang dekat juga tidak, itu membutuhkan waktu 35 menit dari rumahnya untuk pergi ke kantor.

Ia menyetir sembari mendengarkan lagu lagu dari penyanyi rock legendaris asal Amerika yang dia gemari. Yup, Bon Jovi.

"Now your pictures that you left behind. Are just memories of a different life."

Adalah bait lagu Bon Jovi berjudul Always yang di senandungkan Nattawat.

Pada dasarnya, Nattawat memang suka bernyanyi dan memiliki suara yang merdu. Ia suka bermain musik di waktu senggang, tak lain tak bukan, gitar.

Ring Ding Dong Ring Ding Dong

"Hm? Tumben sekali Helen menelponku pagi-pagi."

Pandangannya teralihkan saat melihat handphonenya berbunyi.

"Halo, ada apa Helen?"

"Natta! Bisa tolong belikan satu Caramel Strawberry Frappuchino di Coffee Shop langgananmu? Kemarin lusa aku mampir dan membeli itu, ternyata sangat enak."

"Baiklah, hanya itu saja?"

"Iya, terimakasih, nanti uangnya akan aku ganti, hehe."

"Ya, ya."

Tut-

Panggilan telepon pun berakhir.

Helen adalah teman satu kantor Nattawat yang berada di Divisi sama. Ia seorang wanita berparas cantik dengan rambut blonde yang panjang. Sering mengenakan sepatu high heels karena tingginya hanya 155cm, Helen juga lebih tua dari Nattawat, mereka terpaut 2 tahun, umurnya sekarang 29 tahun.

Nattawat di panggil Natta oleh teman-teman kantornya, jadi jangan heran jika terkadang di sebut Natta atau Nattawat.

--

Burr & Co. CoffeeHouse, Edinburgh

Sesampai di Coffee Shop, Nattawat mengantri 3 menit, lalu ia langsung memesan.

"Selamat Pagi, kak, mau pesan apa?"

"Aku ingin dua Caramel Strawberry Frappuchino."

Nattawat ikut penasaran dengan rasa Caramel Strawberry Frappuchino yang digadang-gadang Helen bahwa rasanya sangat enak. Karena biasanya dia hanya memesan menu kopi-kopian terutama Americano. Sudah tak terhitung berapa kali ia membeli Americano.

"Itu saja, kak?"

"Ya."

"Atas nama siapa?"

"Apa dia karyawan baru? Rasanya aku tak pernah melihatnya, dia bahkan tak tahu namaku. Dia juga... Terlihat sangat cantik?" Pikir Nattawat.

Karena memang sudah beberapa tahun coffee shop ini menjadi langganannya, para karyawan juga mengenalnya.

"Nattawat Adler."

"...Baik kak. Sepertinya kakak akan mendapatkan kejutan." Kata penjaga kasir baru itu sambil tersenyum.

"Begitukah?" Balas Nattawat sambil tersenyum juga.

-°•°-

Lost and Found - [GeminiFourth]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang