--Nattawat POV--
Quatre-Bras, Brabant Walonia, Belgia.
Di sekeliling mata memandang, aku hanya melihat perbukitan luas yang di hiasi rerumputan hijau, sedang bergoyang mengikuti irama angin yang berhamburan.
Terdengar suara langkah kaki dari arah belakangku, tentu tak segan aku menoleh ke asal suara itu.
Aku melihat seorang laki-laki mengenakan jas hitam rapih, dengan tubuh yang tinggi dan senyuman lebar yang mengambang di pipinya, terlihat gigi yang tersusun rapih, menambah keindahan dalam senyumannya. Ia menghampiriku dengan larian kecil sembari berteriak.
"Fourth!"
Ketika sudah dekat, ia memelukku, memelukku dengan erat. Seperti insan yang seakan takut kehilangan rusuknya. Dengan membisikkan lirih nama yang terdengar sangat asing di telingaku. Dibisiknya telingaku dengan nama itu. Berulang kali.
"Fourth..."
"Fourth... Aku merindukanmu..."
Entah mengapa, aku juga membalas pelukan darinya. Air mataku menetes tanpa seizinku, benakku selayak terbuai di peluknya. Pelik, rasanya. Dadaku semakin sesak saat menghirup harum cinnamon dari tubuhnya.
"Fourth... Kekasihku..."
---
"Hah!"
Nattawat terbangun dengan mata yang terbelalak, tubuh sekaligus wajahnya di penuhi keringat, dan pipi yang sudah basah.
Ia telah di bawa ke salah satu pos tenda yang memang sudah di siapkan untuk antisipasi, jikalau terjadi hal-hal yang tidak di inginkan, contohnya seperti beberapa jam tadi, Nattawat tak sadarkan diri dari 3 jam yang lalu. Sekarang pukul 04.00 dini hari dan projek masih tetap berlangsung. Padahal matahari sudah mau menampakkan diri.
"Pak Nattawat? Pak Nattawat, sadar kah anda?" Tanya seorang perawat wanita paruh baya, untuk memastikan Nattawat benar-benar sadar, dengan bantuan tangannya yang di jentikkan beberapa kali tepat di arah pandang Nattawat.
Nattawat hanya membalas dengan anggukan, masih dalam keadaan shock, ia tetap mengatur dan menarik nafasnya dalam-dalam. Sementara ibu perawat tadi keluar memanggil seseorang.
Allan berlari dan masuk menghampiri temannya dengan ekspresi runyam.
"Natta! Ya Tuhan. Aku benar-benar shock kau tiba-tiba pingsan! Apa kau baik baik saja?" Seru Allan membuat Nattawat yang masih terdiam membatu pun berkutik.
"Ugh... Aku, baik-baik saja. Hanya, sedikit pusing." Jawabnya dengan kalimat yang masih terbata-bata.
"Syukurlah kalau begitu, ini minum lah air terlebih dahulu." Allan cukup lega dengan pernyataan Nattawat, sambil menawarkan dan menyuapinya air. Meski ia tahu bahwa temannya tak sepenuhnya dalam kondisi baik.
"Terimakasih."
Yang hanya di balas dengan anggukan oleh Allan.
"Allan, sepertinya ini terjadi karena aku kelelahan dan melewatkan waktu makan. Mungkin kau benar jika maag ku sedang kambuh, sekarang pun aku merasa sangat lapar." Jelas Nattawat mengenai terkaannya.
"Hah... Kau memang tak pernah mau mendengarkan nasihatku. Jagalah kesehatanmu, Natt. Kau hanya perlu makan yang rutin."
Nattawat terkekeh dan melakukan pose permintaan maaf kepada temannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost and Found - [GeminiFourth]
RomanceNattawat Adler adalah seorang arkeolog muda berusia 27 tahun yang berasal dari Edinburgh. Melakukan penelitian dan penggalian di lokasi markas besar Beaumont perbatasan Prancis-Belgia. Dimana, disana lah terjadinya Perang Napoleon yang berhasil mere...