Banquet On the Snowfall; Bagian 02.

168 16 4
                                    

...
Sampai musim dingin tiba lagi, kau yang akan mengadakan pesta liar?
Kalau begitu sekarang cibirlah karangan kemilau bunga mawar, saat itulah bulan Desember merekah.
Karangan bungamu tetap utuh.
...

Mansion Nomor: NE43. Quatre Bras, Hexham, Northumberland, awal November, 1813.

Laki-laki dewasa itu berjalan dengan tergesah, untuk segera pergi keluar dari aula penuh lautan manusia, dan menghindar dari pria tak beradab yang baru saja menggodanya.

Fourth Jirochtikul, namanya. Anak dari Baron Jirochtikul yang ikut datang pada pesta malam ini. Fourth menggantikan kakaknya yang sakit untuk pergi bersama ayahnya dikediaman keluarga Viscount Titicharoenrak.

Ia mengeluarkan kotak sigaret yang selalu dibawanya kemana-mana. Fourth aktif menghirup sejak umurnya menginjak 19 tahun, berarti sudah 2 tahun semenjak kotak sigaret itu tersimpan rapih di sakunya kemanapun ia pergi.

Fourth merogoh sakunya, mencari pemantik untuk membakar ujung barang yang terselip di bibirnya.

Nihil. Fourth tak menemukan pemantik di sakunya sama sekali, mulutnya berdecik, mengingat nasibnya hari ini buruk sekali, penenang andalannya bahkan tak bekerja.

"Tck. Sial."

Tek

Suara pemantik dinyalakan, tepat di sampingnya. Fourth menoleh, dan mendapati keberadaan makhluk yang paling menyebalkan. Gemini tetap berhasil menemukannya, yang padahal sudah pergi jauh dari kerumunan dan berada dipinggir air mancur depan mansion mewah itu.

"Butuh ini?" Tawar Gemini.

Fourth kesal, tapi tetap mencondongkan wajahnya kearah Gemini untuk membakar ujung sigaret yang masih terselip dipinggir bibirnya.

Fourth menghirup dan menghembus secara berulang kali. Merasa keadaan terlalu sepi, mau tak mau untuk menjaga etika agar tak seperti orang bisu, Baron pun memulai pembicaraan.

"Kau tak mau?" Fourth mengeluarkan dan menawarkan kotak yang ada disakunya itu kepada Gemini.

"Aku bukan pengguna." Katanya.

Fourth berjalan mendekat kearah laki-laki di sampingnya, Fourth ingin menggodanya balik? Iya.

"Benarkah?" Tanya Fourth meyakinkan dan mendekatkan wajahnya pada Gemini.

"Mhm."

Fourth menghirup batang sigaret itu dan meniupkannya tepat di wajah Gemini, Gemini langsung terbatuk-batuk karena asap yang mengepul di wajahnya. Fourth puas.

Cup.

Gemini mencium bibir Fourth, geram melihat senyum manisnya dibalik kepulan asap.

Mata Fourth terbelalak, segera ia menepis tangan Gemini yang membelai pelan rahangnya, Fourth mendorong bahu Gemini dengan kasar.

"Kurang ajar! Apa kau gila?!" Teriak Fourth dengan wajah yang memerah, antara marah dan merona.

Gemini hanya tersenyum lalu kembali kedalam aula dansa, meninggalkan Fourth sendiri dibawah dinginnya salju.

Dua kali bertemu dalam sehari? Mungkin mereka berjodoh.

---

Rumah Nomor: B31, Edinburgh, Skotlandia.

Sudah tiga hari sejak penampakan itu hinggap di rumah Nattawat, sosok itu tak kunjung pergi dan selalu mengajak Nattawat untuk berbicara dengannya, tak jarang ia memanggil dan menyebut Nattawat sebagai "Fourth".

Malam pertama saat mereka bertemu dan sosok itu menampakkan dirinya dengan sangat jelas, mereka bercerita hingga malam benar-benar larut, itu malam yang sangat panjang. Mulai dari siapa namamu. Ah, belum kuberitahu, ya? Gemini, namanya, ia mengaku dulu dia adalah Viscount.

Darimana kau berasal, Nattawat cukup terkejut saat Gemini bilang bahwa ia berasal dari tempat dimana ia melakukan penelitian, Charleroi. Sesuai dugaannya. Gemini juga mengatakan jika dia hidup 200 tahun lebih yang lalu.

Dan, mengapa Gemini selalu mengikuti Nattawat, mengapa Gemini selalu memanggilnya "Fourth", siapa dia? Banyak sekali pertanyaan yang diutarakan Nattawat.

Gemini pun menjawab satu persatu dengan sabarnya. Menjelaskan secara rinci mengenai pertanyaannya. Di akhir percakapan, ia berkata.

"Intinya kita memiliki ikatan takdir, dan tuhan mungkin sengaja mempertemukan kita kembali. Membantuku untuk memenuhi keinginanku sebelum mati, namun semuanya terlambat. Dan 200 Tahun kemudian, tuhan mengirimkanmu, atas jawaban dari segala pertanyaanku."

Begitu katanya sambil menatap mata Nattawat yang sedang termangu dalam ketakjuban, bahwa ternyata hal seperti ini bisa terjadi di dunia nyata? Dan Nattawat pemeran utamanya? Begitu pikirnya pada malam itu.

Apa keinginannya sebelum mati? Gemini belum mau menjawab pertanyaan ini.

Setelah melihat Gemini, dan banyak berkomunikasi dengan sosok itu. Saat Nattawat tidur, kilasan-kilasan masa lalu tentang Gemini dan Fourth mulai terlihat di mimpinya. Dia semakin yakin, bahwa dirinya saat ini, adalah reinkarnasi dari Fourth. Seperti yang di katakan Gemini saat awal bertemu. Berbeda dengan Gemini yang sedari awal sudah menyadari bahwa Nattawat dan kekasihnya, Fourth. Bersangkut paut.

Nattawat masih tak terbiasa dengan penampakan didepannya ketika bangun tidur, wajah Gemini yang selalu tepat depan wajahnya.

Sosok misterius yang tampan menawan, garis wajah sempurna, rambut dan mata yang hitam legam, dengan balutan baju serta penampilan pria era 1800an, tutur kata yang lembut dan sopan. Nattawat mengingat bahwa pria ini adalah kekasihnya di masa lalu.

Tanpa di sadarinya, bahwa ia... Jatuh cinta.

---

Nattawat bangun dari tidurnya, dengan hati yang berdegup, karena mimpinya barusan. Pandangannya tak luput dari sosok yang berada tepat di pinggir kasurnya.

"Ada apa, mengapa kau berkeringat?" Tanya Gemini.

"Mimpiku kemarin malam berlanjut tadi malam."

"Syukurlah kau bisa melihatnya dengan jelas."

Nattawat terdiam, ingin bertanya, tapi ragu.

"Mengapa malam itu kau mencium Fourth?"

"Hm... Mengapa, ya?" Katanya sambil tersenyum dan menopang dagu di tangannya.

"Lihat lah kaca, tatap dirimu sendiri. Hanya itu jawaban yang bisa aku berikan."

Nattawat menatap kaca, begitupun Gemini.

"Ini adalah wajah kesayanganku, Fourth." Bisik Gemini hingga membuat Nattawat merinding, dan lagi-lagi, ia memanggil Nattawat sebagai Fourth.

Pipinya merona.

"Saat itu salju turun di malam hari secara perlahan, mereka bisa terlihat di bola matamu, melihatmu tersenyum kembali setelah kejadian di aula dansa. Entah kenapa salju yang turun jatuh di kulitku, terasa panas. Aku menciummu."

"Aku yakin, kau pikir itu hanya efek samping dari alkohol, alasan mengapa aku bersikap semberono. Tapi nyatanya tidak, engkau yang membuatku mabuk, bukan alkoholnya."

Bahaya. Nattawat berdegup kencang, mungkin Gemini mendengarnya, tapi ia diam, ini sama seperti pemandangannya 200 tahun lalu.

Nattawat berdiri, dan berjalan dengan cepat kearah kamar mandi. Wajahnya terasa panas, lagi-lagi, ia merona karena makhluk itu.

"Sial, ini tidak baik. Dia terus menerus membuatku tersipu." Serunya sembari menatap kaca kamar mandi.

-°•°-

Lost and Found - [GeminiFourth]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang