Under the Camellia Tree with Blooming Feelings; Bagian 01.

131 15 5
                                    

Wellesley, Belgia, Pertengahan Desember, Tahun 1813.

Fourth tergesah dari danau di Massachusetts, berjalan agar segera sampai kemansionnya, yang memang tidak terlalu jauh dari danau itu. Baron Fourth Jirochtikul, saat ini benar-benar kacau, merasa ada yang aneh pada hati dan pikirannya sendiri. Ia dapat merasakan jika dadanya berdegup kencang, telinganya pun ikut memanas.

"AAAAA!! KENAPA AKU JADI BEGINI?!" Serunya sambil melangkah cepat menginjak salju-salju yang masih rajin turun, namun tak lebat. Wajahnya memerah bak tomat, disusul gerutuan lain yang keluar dari bibirnya.

"Kenapa juga aku harus mengatakannya? AAA!! LAIN KALI AKU AKAN BELAJAR UNTUK MENAHAN MENGELUARKAN APAPUN ISI PIKIRANKU!" Fourth bahkan tak habis pikir dengan dirinya sendiri. Bisa-bisanya menawarkan Viscount itu untuk hadir kerumahnya, mustahil jika ia tidak datang esok, lagi pula... Itu sudah tersusun rapih di bagian tahap awal dari harapan Gemini dan taktik romansa buatannya yang beberapa sudah di coba, kepada calon pendamping, katanya.

"Apa apaan... 'Temui aku, besok hari, di rumahku.' Hah... Lama-lama aku ikutan menjadi gila jika di dekatnya." Fourth mencibir dan mengulang kalimat ajaibnya sendiri.

Ia terus berjalan dengan tergesah, masih sebal dan kebingungan, membayangkan apa yang akan terjadi jika Viscount Gemini datang, dan apa yang harus ia lakukan? Apa yang harus kami lakukan besok? Berdua dengannya lagi bahkan lebih buruk ketimbang terciprat darah hasil panahan burung-burung, baginya. Fourth merasa bodoh karena langsung menyuruh Gemini untuk datang kemansionnya.

--

Mansion nomor; B91, Timur Laut Charleroi, Wellesley, Quatre Bras, Belgia. Pertengahan Desember, 1813.

Keesokan hari setelah akhir pertemuan yang dramatis antara Gemini dan Fourth, dengan dinginnya pagi yang cukup mencekik, pada pukul 07.10 di kediaman Baron Jirochtikul, di kamar putra bungsu mereka, Fourth. Ia sudah mandi, juga berganti pakaian. Bukannya turun kebawah untuk sarapan bersama keluarganya, ia malah duduk termenung di depan kaca rias, diam memandangi diri dan celah-celah sudut yang terlihat di setiap pantulannya.

"Hah..." Fourth menghela nafas, ia kurang tidur, semalaman hanya memikirkan hari esok yang beberapa jam lagi telah berganti hari. Wajah Gemini yang baginya menyebalkan itu terus menerus muncul ketika kelopak matanya terasa berat dan mulai memejam, mungkin ia hanya tidur selama 4 jam.

Tok Tok Tok.

"Monsieur, Baron Jirochtikul meminta anda untuk segera ke meja makan." Ucap seorang pelayan yang ada di seberang pintu.

"Ya, aku segera kesana."

Fourth bangkit dari lamunannya, menutup pintu kamar, lalu turun menyusuri satu persatu anak tangga megah itu. Dapat ia lihat jika anggota keluarganya sudah berada di mejanya masing-masing, dan sesi pembagian pembuka inti, yaitu sup, juga sudah dituang, hanya tinggal menunggu kedatangan Fourth. Kegiatan sarapan bersama ini sudah menjadi tradisi turun temurun di lingkungan bangsawan.

Ia duduk di bangku yang telah disediakan, lengkap sudah anggota keluarga Jirochtikul. Tak banyak bicara, mereka langsung melanjutkan sarapan bersama. Akan melanggar etika jika ada yang mengeluarkan sepatah kata apapun itu, kecuali jika sarapan sudah selesai dan menyisakan duduk santai, sembari menunggu para pelayan mengangkut piring-piring kotor sisah lauk, yang akan diganti dengan camilan ringan hingga buah.

Sarapan selesai, prosesinya sesuai dengan yang tadi. Fourth membuka topik kepada ayahnya, ia belum bilang jika akan ada tamu.

"Ayah, hari ini ada tamuku yang akan datang."

Lost and Found - [GeminiFourth]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang