Mansion nomor; B91, Timur Laut Charleroi, Wellesley, Quatre Bras, Belgia. Pertengahan Desember, 1813.
Buliran es terjun lembut kepermukaan, bersama gradasi warna dari langit mulai memeluk rata secara perlahan. Fourth memberhentikan seluruh kegiatannya saat pelayan mengantarkan surat yang dikirim pria bernama Gemini Titicharoenrak, untuk pertama kalinya Fourth berkeinginan membuka surat darinya.
Tiga hari berlalu setelah kejadian di bawah pohon Camellia menjulang itu. Malam yang seharusnya dingin, bahkan tak mempan untuk memadamkan rona dari suhu keduanya. Saat itu Fourth kembali ke-mansion dan bergegas masuk kamarnya, ia membanting tubuhnya sendiri di kasur. Merentangkan tangannya yang perlahan meraih selimut, memandangi atap tak lama, Fourth membalikkan badan menenggelamkan merah padam wajahnya kedalam hangatnya selimut.
"Huft..." Fourth menghela nafas merenggangkan badannya, mengambil secarik surat yang masih tertutup rapih, lalu mulai membacanya.
Senyum Fourth mengambang sumringah saat membaca dua bait pertama, itu sangat manis. Setelahnya pemuda itu menyerinyit membaca kelanjutan surat tersebut, ia kembali membaca ulang untuk memastikan. "Ah... Begitu, ya." Batinnya.
Surat dari Gemini berisi;
Teruntuk: Baron Fourth Jirochtikul.
Halo, Lelaki paling manis di negeri ini, Baron yang kucintai. Bagaimana kabarmu? Do'a malamku senantiasa menyertaimu, aku harap kau selalu baik-baik saja.
Tahukah engkau, tentang makna dari kalimat yang kulontarkan saat kita berhasil mencuri sinar rembulan hari itu? 'Bulannya terlihat cantik, bukan?' Ingat, kan. 'The moon is beautiful, isn't it?' Frasa ini digunakan untuk mengagumi dan menyatakan cinta, malam itu kau terlihat sangat indah, Fourth. Kau bagai mencuri 43 bintang di langit yang lalu bermuara dibinar matamu.
Ada hal penting yang aku ingin kau ketahui. Maaf, ini terlalu mendadak. Aku harus dinas dalam waktu lama keluar negeri karena urusan bisnis... Mungkin 3 bulan tergantung situasi.
Hanya ini yang dapat aku sampaikan, suratku tidak perlu kau balas, aku tak tahu apakah sempat terbaca, dalam waktu dekat aku akan berangkat. Semoga kita segera bertemu kembali. Aku akan selalu merindukanmu, Fourth. Jangan lupakan aku, ya.Tertanda: Viscount Gemini Titicharoenrak.
Fourth mendesah lirih namun tetap tersenyum senang, karena setidaknya Gemini masih memberi suatu kabar untuknya. Ia menyingkir melipat ulang surat seperti sediakala dan meletakkannya di sisi pinggir meja yang berpasangan dengan bangku di duduknya.
--
Rumah Nomor: C33, Edinburgh, Skotlandia.
"Gemini dan aku sempat berkelahi kemarin lusa, lebih tepatnya aku yang marah padanya..."
"Dia menghilang secara tiba-tiba, ya?" Tu menebak.
Nattawat menatapnya bingung. "Kau barusan melihat...?"
Tu menggeleng pelan. "Tidak, itu sudah biasa terjadi. Aku beberapa kali berhubungan dengan makhluk yang seperti itu juga, seperti hanya sekedar berbicara, dan terkadang aku membantu mereka tentang hal-hal kecil yang diinginkannya."
"Apakah kau tahu mengapa mereka tiba-tiba menghilang?"
"Nah, itulah yang membuatku penasaran sejak lama. Dulu aku pernah dua kali bertanya pada hantu yang berbeda dengan pertanyaan sama." Tu melipat tangannya kedepan, memasang ekspresinya yang berpikir keras. "Aku bertanya 'Dari mana saja kau, kenapa menghilang?' begitu." Lanjutnya.
"Lalu? Apa jawabannya?"
"Yang pertama hanya menggeleng dengan ekspresi bingung, yang kedua juga enggan menjawab dan bilang 'Tidak ada yang spesial.' aneh, kan?" Jawab Tu.
"APA-APAAN? Benar-benar aneh." Ia tak habis fikir ternyata setelah menumpuk banyak pertanyaan yang mengepulkan, jawabannya malah seperti itu.
"Bagaimana kelanjutannya, Natt? Apa kau masih marah dengannya? Setelah itu ia muncul lagi, kan? Apa yang kau lakukan?"
Tunggu... Sekarang Tu yang menumpuk banyak pertanyaan. Yah, lagipula baginya mau di dengar dari sudut pandang mana pun kisah Nattawat dengan hantu itu seru dan rugi untuk tidak di dengarkan.
"Pagi itu aku bangun dari tidur, aku tak melihat Gemini ditepi kasur seperti biasa. Akhirnya aku pergi jogging, dan saat tiba di rumah, sama sekali tidak ada tanda bahwa Gemini muncul. Disitu aku mulai panik... Bukankah itu terlalu tiba-tiba, Tu?"
"Iya." Tu membalasnya dengan anggukan yang antusias.
"Aku menemui temanku disuatu restoran, untuk bercerita dengannya tentang apa yang terjadi padaku, karena satu bulan aku diikuti Gemini, tak ada siapapun yang mengetahuinya selain kau."
"Benarkah? Aku kira kau sudah bercerita keorang-orang."
Nattawat menggeleng, menarik sudut bibirnya kebawah. "Tidak..."
"Ini akan terdengar aneh bagi orang lain..." Keluhnya. "Dan aku mungkin akan dicap
Tu membelalakkan matanya. "TIDAK! Sama sekali tidak. Menurutku lingkup antara kau dan Gemini adalah kisah paling manis yang pernah aku dengar, dari awal aku sudah merasa kisahmu sangat menakjubkan, sungguh!" Ia mendadak menjadi penggemar pertamanya, Nattawat terdiam, tidak tahu harus memberi reaksi apa.
"Ugh... Ya sudah lah. Intinya setelah aku pulang dari restoran, tiba-tiba Gemini ada di dalam rumahku. Tangisku pecah, aku marah padanya..."
"Apa kau masih marah?"
"Sedikit? Aku masih kesal."
Sreekk.
Suara tirai seberang sofa tepat disamping buffet menggeser terbuka perlahan, seorang wanita paruh baya muncul dari arah sana.
"Tu... Apakah ada tamu...?" Lirihnya, beliau adalah nenek Tu.
"Nenek!!! Jangan tiba-tiba berdiri begitu, nenek kan sedang sakit." Tu dengan sigap berdiri lalu menuntun neneknya untuk duduk. Nattawat tersenyum dan menyapa si nenek dengan sopan.
"Nattawat, kemampuan indera yang kumiliki di turunkan dari nenekku, loh." Tu memberitahu.
"Eh? Oh..." Nattawat sedikit kaget, nenek Tu membalas dengan senyuman.
"Maaf, ya... Rumahnya tidak besar, jadi sempit..." Ucap neneknya Tu.
"Tidak kok, nek. Tidak sama sekali." Nattawat mengelak.
"Tadi nenek sedikit mendengar percakapan kalian... Ada yang jatuh cinta pada makhluk halus, ya? Nenek melihat jika kamu sering bermimpi tentang masa lampau." Kata nenek Tu dengan menatap dan menunjuk Nattawat diakhir kalimatnya.
Nattawat melirik kearah Tu. "Iya, nek."
Di ruang itu, Nattawat, Tu, dan neneknya. Berbincang banyak mengenai beberapa hal yang bersangkutan dengan reinkarnasi, hantu, berbicara dengan neneknya seakan menambah wawasan secara langsung. Tentunya dengan Nattawat yang menceritakan kisahnya sendiri secara singkat, tentang pertemuan hingga mimpi-mimpi indah yang hadir bernaung dibenaknya.
-°•°-
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost and Found - [GeminiFourth]
RomanceNattawat Adler adalah seorang arkeolog muda berusia 27 tahun yang berasal dari Edinburgh. Melakukan penelitian dan penggalian di lokasi markas besar Beaumont perbatasan Prancis-Belgia. Dimana, disana lah terjadinya Perang Napoleon yang berhasil mere...