5. Rasa Bersalah

444 100 65
                                    

Selepas mengikuti Yn ke kampusnya hingga tak sengaja melihat sang pujaan hati bersama lelaki lain, Jimin memilih menghilang dan mengikuti lelaki itu, Kim Seokjin.

Di perpustakaan, Jimin tak lepas melirik tajam ke arah Seokjin yang tengah duduk sembari asik membaca buku di sudut ruangan.

Jimin akui dirinya cemburu melihat interaksi Yn dengan Seokjin. Pasalnya ia tak pernah memiliki kesempatan untuk berinteraksi dengan Yn semasa hidupnya, berbeda dengan Seokjin yang selalu bertemu dengan Yn, baik di kampus maupun di tempat kerjanya.

"Apa yang harus aku lakukan agar Yn menyukaiku?" Gumam Jimin sedih lalu menghilang dengan sekejap mata

.

"Hah." Yn tersentak ditempat duduknya ketika Jimin tiba-tiba saja muncul dihadapannya sesaat setelah ia keluar dari kelasnya

"Ada apa?" Tanya seorang gadis pada Yn yang kebetulan berjalan di sampingnya dan ikut terkejut mendengar Yn yang tiba-tiba saja tersentak di tempatnya

Yn lantas menoleh ke asal suara lalu menggeleng dengan cepat. Sesudahnya, gadis itu pun berlalu meninggalkan Yn bersama Jimin yang masih berdiri dihadapannya.

Setelahnya, Yn pun mendengus kesal lalu melangkah kakinya meninggalkan Jimin tanpa sepatah katapun.

.

Sesampai di rumah, barulah Yn berbalik menatap Jimin yang sejak tadi mengikutinya. "Ada apa?" Tanyanya dengan membentak

Alhasil Jimin terkejut mendengarnya dan memundurkan langkahnya dengan takut. "Tidak, aku hanya ingin tahu keseharianmu di kampus." Jawabnya sembari menunduk

"Tak usah khawatir, aku tak akan mengkhianatimu." Ucap Yn hingga berhasil membuat Jimin mendongak dan menatap tak percaya padanya

"Kau pasti takut dan khawatir jika aku memiliki kekasih atau kabur dari pantauanmu kan? Jika iya, kau tak perlu takut, lagi pula tak ada tempat yang ingin aku tuju. Orang tuamu sudah melunasi hutang ayahku, mereka juga sudah membayar biaya kuliahku sampai tahun depan, jadi aku tak akan meninggalkan mu sampai perjanjian kita selesai." Jelas Yn lalu berbalik dan meninggalkan Jimin yang berdiri diam di ambang pintu rumah mereka

.

Di kamarnya, Yn menghela napas berat dan kemudian merebahkan tubuhnya di kasur. "Sepertinya aku terlalu kasar padanya." Gumamnya ketika mengingat raut ketakutan Jimin selepas ia bentak tadi

"Apa aku minta maaf saja?. Tidak, jika ku lakukan, dia pasti berpikir bahwa aku sudah membuka hatiku untuknya lalu setelah itu dia akan melupakan perjanjian kami. Tidak boleh seperti itu, yang hidup tetap harus hidup, sedangkan yang mati harus—"

Yn terdiam, tak berani melanjutkan ucapannya yang terdengar jahat. "Apa yang sudah ku katakan? Jika ia dengar, ia pasti akan sakit hati." Rutuknya kembali bersalah

Tak ingin rasa bersalahnya terus berlarut-larut, Yn pun bangun dari pembaringannya lalu keluar kamar dan mencari keberadaan Jimin.

"Apa kau di dalam?" Tanya Yn, berjalan ke arah dapur setelah mendengar bunyi dari dalam sana

Dan benar saja, di dapur ada Jimin yang tengah sibuk membuat makan siang untuknya. Melihat itu, Yn kembali merasa bersalah pada Jimin setelah membentak dan mengatainya tadi.

"Maaf." Lirih Yn, berjalan mendekati Jimin yang membelakanginya

Sontak saja Jimin pun berbalik dengan cepat setelah mendengar suara Yn yang terdengar lembut di telinganya.

"Maaf Park Jimin." Ulang Yn dengan suara yang jelas sembari menunduk

"Minta maaf untuk apa?" Tanya Jimin bingung

Wedding GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang