16. Akhirnya Bersama

421 58 24
                                    

10 bulan pun telah berlalu dan kini Yn tengah hamil besar. Kehamilan sudah memasuki bulan ke-9 dan sebentar lagi ia akan melahirkan.

Ketika Yn tengah duduk di ayunan belakang rumahnya, tanpa sengaja matanya mendapati burung merpati yang bertengger di atas pohon di dekat. Melihat itu, Yn tersenyum simpul ke arah burung merpati tersebut.

Burung merpati itu ikut melihat ke arah Yn, memandanginya dalam kurung waktu yang lama hingga sedetik kemudian burung itu pun terbang ke arah Yn lalu mendarat di pahanya.

"Kau tak takut kepadaku?" Tanya Yn pada burung merpati itu

Yn pun kembali tersenyum simpul lalu mengusap kepala burung merpati di pahanya dengan lembut.

"Entah kenapa, kau mengingatkanku pada seseorang." Gumam Yn, mengingat ketika ia mengusap kepala Jimin

Yn masih ingat pada Jimin, dan kadang kala ia bertanya-tanya, apakah lelaki itu baik-baik saja di sana? Atau kah kini ia sudah terlahir kembali?. Yn hanya bisa berharap Jimin tak masuk neraka karena kesalahannya dulu.

Burung merpati itu tampak nyaman di paha Yn. Ia duduk di pahanya dengan mata yang terpejam, menikmati usapan lembut di kepalanya.

"Dia orang yang baik. Tapi karena keadaan yang tak mendukung, pada akhirnya dia berubah menjadi sosok yang berbeda." Ucap Yn, bercerita pada burung merpati di pahanya

"Aku tiba-tiba saja teringat suatu kenangan di hari terakhir aku melihatnya. Saat itu aku tengah membantu ayahku membersihkan taman belakang rumahnya. Karena kehausan, aku pun memilih berteduh dan beristirahat. Tanpa sadar aku melihat ke arahnya yang masuk ke dalam rumahnya. Aku tak tahu apa yang ia lakukan di dalam sana, tapi setelah aku meminum air yang ku bawah dari rumah, ia pun keluar dari rumahnya dengan membawa sebotol air minum. Mungkin saat itu ia ingin memberikannya padaku, tapi karena terlambat, ia pun urung dan hanya duduk diam di kursi rodanya. Aku kembali teringat akan kenangan ini setelah benang merah di jari manisku terlepas." Sambung Yn, bercerita dengan raut wajah sedih

Yn menghela napas berat lalu kembali bercerita pada burung merpati yang tampak nyaman bersamanya. "Aku merasa bersalah padanya. Karena aku, ia tak bisa pergi dengan tenang. Tapi aku juga sedikit membencinya. Tapi tak sepenuhnya, karena sebagian adalah kesalahanku juga. Andai ketika ia masih hidup, aku memberanikan diri menyapanya walau hanya sebentar, ia mungkin akan pergi dengan kenangan indah itu. Aku—"

Tes. Air mata Yn perlahan menetes dari pelupuk matanya, jatuh membasahi kepala burung merpati yang tertidur di pahanya.

"Maaf mengganggu tidurmu." Ucap Yn, mengusap air matanya ketika melihat burung merpati di pahanya terbangun karena terkena tetesan air matanya

Burung merpati itu diam, mendongak menatap Yn dengan sorot mata kasihan.

Jika saja Yn tahu bahwa burung merpati di pahanya itu adalah reinkarnasi Jimin, mungkin ia akan menangis haru, sebab pada akhirnya Jimin bereinkarnasi juga dan kembali padanya dalam bentuk yang lain.

"Akh."

Yn meringis, memegangi perutnya yang sakit. Tak berselang lama, air ketubannya pun pecah, mengalir membasahi pipinya.

"Sakit." Ucap Yn, merasakan sakit yang amat terasa sakit di perutnya

"Seokjin, kau dimana? Aku membutuhkanmu." Sambung Yn, sembari meringis, beranjak dari duduknya dan berlalu masuk ke dalam rumahnya dengan susah payah

Yn mencoba menghubungi Seokjin, tetapi suaminya itu tak kunjung mengangkat telpon juga.
Tak tahan dengan rasa sakitnya, ia pun pingsan hingga tak sadarkan diri.

.

Beberapa saat kemudian, Yn pun telah berada di rumah sakit, berbaring di ruang operasi—sebab anak yang dikandungnya harus segera di keluarkan namun Yn masih tak sadarkan diri juga.

Wedding GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang