2. Di Lamar

631 128 32
                                        

Beberapa hari kemudian, keluarga Park pun mengundang Yn dan keluarganya. Awalnya ayah Yn menolak untuk menghadiri undangan nyonya Park namun Yn meminta ayahnya untuk datang karena keluarga Park sudah sangat berjasa untuk mereka.

Sesampai di rumah keluarga Park, Yn duduk bersama ayah dan ibunya, sedangkan nyonya dan tuan Park duduk berhadapan dengan mereka. Nyonya Park tersenyum dengan penuh maksud ke arah Yn hingga membuat gadis itu menunduk bingung dibuatnya, karena tidak biasanya nyonya Park menatapnya seperti itu.

"Ekhem." Tuan Park berdehem, membuat atensi Yn dan keluarganya teralih ke arahnya dengan bingung, namun tidak dengan ayah Yn yang sudah tahu akan maksudnya

"Kalian mungkin bertanya-tanya kenapa kami mengundang kalian datang kemari. Jadi saya akan langsung mengatakan maksud kami. Saya dan istri saya ingin melamar Yn untuk menjadi istri anak kami. Jadi Yn, apa kamu bersedia menikah dengan anak kami?" Tanya tuan Park secara gamblang hingga membuat Yn mengerutkan kening bingung

"Menikah dengan anak tuan dan nyonya? Bukankah tuan hanya memiliki satu anak dan dia sudah." Sahut Yn lalu terdiam setelahnya, tak sanggup melanjutkan kata-katanya karena takut melukai perasaan tuan dan nyonya Park

Nyonya Park mengangguk sembari tersenyum simpul lalu meraih tangan Yn untuk ia genggam. "Kau benar. Kami hanya punya satu anak dan saya sangat berharap kau mau menikah dengannya."

"Maksudnya? Saya sungguh tak mengerti akan maksud nyonya." Tanya Yn, menatap nyonya Park dengan raut muka bingungnya

Tuan Park menghela napas lalu mulai menjelaskan pada Yn akan maksud istrinya secara jelas. "Kami mau kau menikah dengan anak kami, Park Jimin."

"Bukankah Jimin sudah."

"Kau benar. Anak kami sudah meninggal dan kami ingin kamu melakukan pernikahan hantu dengannya, karena semasa hidupnya ia sangat menyukaimu." Jelas tuan Park, menyela ucapan Yn sebelumnya

Yn pun terdiam. Bingung harus berkata apa hingga suara ayahnya mengalihkan atensinya.

"Maaf tuan dan nyonya Park, saya tidak bisa menikahkan anak saya dengan anak kalian." Ucap ayah Yn yang dibalas anggukan setuju oleh ibu Yn yang sejak tadi diam di sampingnya

"Benar. Kami tidak bisa menikahkan anak kami dengan anak kalian yang sudah meninggal. Kalau begitu, kami pamit dulu." Ucap ibu Yn lalu menarik tangan Yn untuk pergi bersamanya dan suaminya

Namun sebelum Yn dan orang tuanya beranjak dari rumah keluarga Park, ketiganya langsung terdiam setelah mendengar ucapan lantang dari tuan Park.

"Kalau begitu, bayar utang-utang kalian selama ini jika kalian tidak ingin menikahkan anak kalian dengan anak kami." Ucap tuan Park dan ayah Yn pun lantas berbalik ke arahnya dengan tatapan geram

.

Esoknya, Yn memberanikan diri mengetuk ruangan Seokjin setelah melayani pelanggan yang datang ke cafe mereka.

Tok tok tok.

"Masuk." Sahut Seokjin dari dalam dan Yn pun membuka pintu ruangannya lalu masuk menghampirinya

"Ada apa? Apa kau butuh sesuatu?" Tanya Seokjin, melihat ke arah Yn yang menarik kursi lalu duduk di depannya

Yn menunduk, meremas jari-jarinya dengan gugup, bingung harus mengatakan apa pada Seokjin agar lelaki itu mau meminjamkan uang padanya.

"Em, begini. Apa aku boleh meminjam uang padamu?" Tanya Yn lalu menatap Seokjin dengan penuh harap

Seokjin mengangguk dan tersenyum pada Yn. "Tentu saja. Berapa yang kau inginkan?"

"50 juta won." Jawab Yn dengan gugup, sedangkan Seokjin terdiam mendengarnya

"50 juta won?" Tanya Seokjin memastikan dan Yn mengangguk menjawabnya

"Untuk apa uang sebanyak itu?" Tanya Seokjin, heran

Yn menunduk dan menghela napas berat. "Kau tahukan kalau perekonomian keluarga sebelumnya sangat buruk setelah usaha ayahku bangkrut beberapa tahun yang lalu. Keluargaku terlilit hutan yang banyak hingga mau tak mau ayahku terpaksa bekerja sebagai tukang kebun dan aku juga ikut bekerja di sini. Sekarang, keluargaku sangat membutuhkan uang yang banyak untuk membayar hutang kami, jika tidak aku terpaksa harus menikah."

"Menikah? Dengan siapa?" Tanya Seokjin, terkejut mendengar cerita Yn yang tiba-tiba

"Park Jimin, anak dari majikan ayahku." Jawab Yn yang masih menunduk takut

"Park Jimin? Bukankah dia sudah--"

"Kau benar. Dia sudah meninggal beberapa waktu yang lalu." Sela Yn, menjawab pertanyaan Seokjin dengan cepat

"Kalau begitu, kau--"

Yn mengangguk dengan cepat, enggan mendengar ucapan Seokjin lebih lanjut, karena lelaki itu pasti akan mengatakan hal buruk tentangnya.

Seokjin menghela napas berat dan mengusap wajahnya dengan gusar, tak menyangka bahwa gadis yang ia sukai harus melakukan pernikahan hantu dengan seseorang yang sudah meninggal. Ingin rasanya Seokjin membantu Yn sekarang juga, namun ia tidak memiliki uang sebanyak itu untuknya.

"Kapan terakhir kau harus membayar hutang keluargamu?" Tanya Seokjin, menatap Yn yang enggan menatapnya dengan khawatir

"Besok." Jawab Yn yang lantas membuat Seokjin menghela napas kasar mendengarnya

.

Yn memejamkan matanya, berbaring di kasurnya dengan kamar yang lampunya sengaja tak ia hidupnya.

Hari ini, hari terberat bagi Yn, hingga rasanya bernapas pun terasa berat. Namun lama kelamaan Yn pun tertidur juga hingga tanpa sadar ia masuk ke alam mimpinya.

Yn berdiri, menatap sekelilingnya dengan gugup. Bagaimana tidak gugup. Saat ini ia tengah berada di tengah hutan yang gelap dengan suasana yang menyeramkan dan dihadapan Yn, sudah ada Jimin yang berdiri sembari tersenyum lebar ke arahnya.

"Akhirnya kau datang juga calon pengantinku." Ucap Jimin yang berhasil membangunkan Yn dari tidurnya yang tiba-tiba

"Hah hah hah. Ternyata cuma mimpi." Gumam Yn, bangun dari tidurnya dan menundukkan dirinya di kasur dengan peluh yang membasahi kening dan lehernya

Yn mengusap wajahnya dengan kasar dan menetralkan deru napasnya yang masih memburu.

"Apa yang harus aku lakukan? Apakah aku harus menikah dengannya? Tapi aku tak mau menikah dengan cara seperti itu. Aku hanya ingin menikah dengan orang yang ku sukai. Aku tak ingin menikah dengan Park Jimin. Tak ingin." Ucap Yn sembari menggelengkan kepalanya

Brak. Buku yang tergeletak di atas meja belajar Yn tiba-tiba saja terjatuh dan itu sukses membuat Yn terkejut bukan main. Saat Yn beranjak dari kasurnya lalu memungut buku tersebut, ia pun dibuat terkejut tak kala melihat kaki seseorang di hadapannya.

"Aaaaaaaa." Teriak Yn, ketika mendongak dan menemukan Jimin berdiri dihadapannya dengan wajahnya yang pucat, menatap dirinya dengan tatapan tajam yang menakutkan

Yn lantas berlari ke arah pintu kamarnya untuk keluar dari sana, namun saat ia hendak membuka pintunya, pintu tersebut tidak bisa terbuka.

"Ku mohon jangan ganggu aku. Ku mohon." Pinta Yn, saat melihat Jimin semakin mendekat ke arahnya dengan raut muka yang dingin dan tatapan mata yang tajam

"Kalau begitu menikahlah denganku." Ucap Jimin yang tanpa sadar langsung dibalas anggukan mengerti oleh Yn

Sedetik kemudian, Jimin pun menghilang dari hadapan Yn dan pintu kamarnya pun sudah bisa di buka. Dengan cepat, Yn langsung berlari keluar dan masuk ke kamar orang tuanya dengan takut. Takut Jimin kembali mendatangi dan mengganggunya seperti tadi.















Tbc

Malam gais...

Maaf ya karena author baru lanjutin cerita ini setelah sekian lama dianggurin.

Gimana nih gais? Kalian mau gak nikah sama Jimin? Kalau author sih, maunya nikah sama Seokjin aja. Soalnya Jimin nakutin sih.

Seperti biasa nih gais. Jangan lupa dan komen sebanyak-banyaknya ya. Kalau gak like dan komen, author updatenya lama loh 😁

Wedding GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang