8. Jalan Bersama

245 57 16
                                    

"Hei Park Jimin. Apa ada sesuatu yang kau inginkan dariku?" Tanya Yn ketika ia hendak berangkat ke kampus di pagi hari

Jimin diam, memikirkan apa ada hal yang ia inginkan selama menyukai gadis di depannya itu.
"Ada." Jawabnya pada Yn yang tengah mengikat tali sepatunya di ambang pintu rumah

"Apa?" Tanya Yn sembari berbalik ke arah Jimin yang berdiri di belakangnya

Jimin tersenyum kemudian menjawab. "Kencan seperti pasangan kekasih pada umumnya."

"Kencan? Maksudmu seperti ke taman bermain bersama atau nonton film di bioskop?" Tanya Yn dan Jimin seketika mengangguk antusias

"Kekanak-kanakan sekali keinginanmu itu." Cibir Yn setelah menyelesaikan ikatan sepatunya

Yn kemudian berdiri sembari menghadap Jimin. "Memang sebelumnya kau belum pernah berkencan?" Tanyanya dan Jimin hanya mengangguk lemah

"Belum pernah? Kenapa?" Tanya Yn yang lupa dengan kondisi Jimin dulu, mengingat sekarang Jimin tampak sehat dan segar walau sudah menjadi hantu

Jimin menunduk sembari tersenyum getir. "Kau lupa aku dulu seperti apa? Aku dulu kan sakit. Jadi ketika teman-teman seusiaku bermain di luaran sana bersama dengan yang lainnya, aku hanya bisa duduk diam di taman rumahku tanpa melakukan apapun."

"Sejujurnya dulu aku pernah berkhayal bisa berkencan denganmu. Jalan bersama di taman bermain sembari bergandengan tangan. Makan ice cream di satu cup yang sama. Membeli hadiah satu sama lain saat hari valentine. Membeli barang-barang pasangan di pasar raya. Nonton bioskop di malam minggu. Kemudian mengantarmu pulang dan mengucapkan selamat malam. Aku pernah memimpikan itu saat pertama kali sadar bahwa aku menyukaimu." Jelas Jimin hingga mampu membuat Yn terdiam karenanya

Yn diam sebab tak menyangka Jimin memimpikan kencan seperti itu ketika dulunya ia hanya bisa duduk di atas kursi roda dan melihat teman-teman sebayanya berkencan di luaran sana.

Ternyata dirinya jauh lebih beruntung dibandingkan Jimin, sebab ia masih bisa bermain di luar sana bersama teman-temannya walau keuangan keluarganya tak seberapa. Berbeda dengan Jimin yang berasal dari keluarga kaya raya tapi menikmati dunia luar saja hanya bisa dengan bermimpi. Menyedihkan.

"Kalau begitu, ayo berkencan besok." Ajak Yn hingga mampu membuat Jimin tersenyum cerah mendengarnya

.

Dan sesuai ucapan Yn kemarin, ia pun mengabulkan keinginan Jimin. Keduanya tengah bersiap-siap ke taman bermain.

"Ayo." Ajak Yn sembari mengulurkan tangannya pada Jimin setelah ia mengunci pintu rumah mereka

"Hemm." Balas Jimin kemudian menerima uluran tangan Yn

Setelahnya, keduanya pun berjalan ke halte bus yang tak jauh dari rumah mereka. Duduk di sana dan menunggu bus datang.

Karena hari ini hari kerja, halte bus pun ramai dengan orang-orang yang hendak berangkat bekerja. Jadi mau tak mau Yn dan Jimin harus berdiri berdesakan di dalam bus.

"Aaaaa." Teriak Yn ketika dirinya terdorong ke belakang

Yn memejamkan matanya, terkejut ketika tubuhnya limbung ke belakang, namun untungnya Jimin dengan sigap menarik pinggang Yn hingga membuat gadis itu menjadi pusat perhatian—sebab melihat tubuh Yn yang tampak melayang.

"Kau tak apa-apa?" Tanya Jimin pada Yn, dan gadis itu hanya bisa mengangguk mengiyakannya

Yn diam, melirik tatapan bingung orang-orang kepadanya. Dirinya sadar bahwa orang-orang itu tak bisa melihat sosok Jimin, tapi ia juga tak bisa menjelaskan kepada mereka bahwa ada sosok lain yang bersamanya, sebab hantu dan sebagainya cukup tabu dibicarakan bagi orang-orang modern seperti mereka.

Wedding GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang