12. Fire x water

210 22 3
                                    

"Jika Zuko sang api maka Naya airnya."

12.FIRE X WATER


Lagi anget angetnya, mungkin itu istilah yang cocok digambarkan untuk hubungan Naya dan Zuko akhir akhir ini. Entah Zuko yang berhasil mengelabuhi hati dan pikiran Naya atau malah sebaliknya.

"Papa bilang apa kemarin?"

Naya mendadak mengamati suasana sekitar, menegok kenan dan ke kiri memastikan tidak ada siswa atau siapapun yang menatap aneh bahwa mereka jalan beriringan.

"Cuman bilang makasih."

"For what?"

Naya memicing aneh, tumben sekali Zuko kepo.

"Karena udah mau ngajarin kamu dengan sabar."

Zuko melenggang pergi setelah berhasil mendaratkan kecupan singkat di dahi Naya. Lambaian tangan Zuko menandakan bahwa merasa puas telah mengerjai Naya, Zuko tau Naya pasti akan kesal.

"ZUKO!"

Memang benar Zuko belum pernah nekat sampai mencium bibir Naya, Zuko menuruti larangan Naya Karena jika sampai dilanggar Naya akan menjauh dari Zuko. Tapi ya tuhan ini disekolah dan Naya punya pacar brondong sekarang.

Setiap hari melelahkan dan hari ini lebih melelahkan, kegiatan Zuko dipenuhi dengan sparring basket antar sekolah dan biasalah nyebat dengan Geta sahabat dekatnya, apakah itu termasuk sebuah kegiatan?

Disela Zuko bermain dengan ponselnya, Zuko teringat sudah lama tidak mengunjungi night club. Ah baru membayangkan rasa manis perpaduan pahit minuman itu sudah membuat Zuko haus.

"Zuko mau kemana?"

Zuko terperanjat saat berjalan menuruni tangga. Suara ayangnya ternyata.

"Dugem."

Bukan tanpa sebab Naya buru buru memanggil Zuko karena Naya sebenarnya tau Zuko pasti akan ke tempat jahanam itu. Ini sudah pukul sebelas malam, jaket hitam dan kunci motor. sudah dapat dipastikan!

"Jangan."

Zuko menggeram tak suka tidak boleh ini tidak boleh itu, terus bolehnya apa? Zuko berjalan mendekat, mode api kembali menyala.

"Kenapa jangan?"

Bukan pertama kalinya Zuko mengurung Naya, tapi entah kenapa hal ini selalu membuat Naya risih, takut tapi agak suka. Eh!

"Nggak baik, kamu nggak boleh mabuk."

"Terus bolehnya apa?"

"Ini boleh nggak?" Zuko berkata lagi namun semakin mempertipis jaraknya dengan Naya, ibu jari Zuko mengusap lembut bibir bawah Naya.

Naya menggeleng cepat, mencoba mendorong jauh tubuh Zuko namun sial tenaganya tak sebanding, bahkan Zuko tak bergerak sedikitpun.

"Tidurin gue malem ini."

"Zuko istighfar."

Zuko tertawa keras, mungkin jika Naya tak mengisyaratkan untuk diam seluruh penghuni rumah akan terbangun mendengarnya.

"Lucu banget sih lo. Kemarin kemarin juga sering boboin gue."

"Ya itu beda, cuman gitu doang nggak sampe tidurin."

"Ya udah ayo bobo bareng."

Untungnya tangan Naya berhasil terlepas dari genggaman Zuko.

"Ish! Zuko nggak mau lagi aku."

"Katanya gitu doang, masa nggak mau. Kalo nggak mau gue berangkat dugem nih, Geta udah nungguin."

Ting Tung!

Perdebatan mereka terinterupsi oleh suara bel rumah, semalam ini ada yang bertamu? Zuko dan Naya saling pandang merinding juga suasananya.

"Sana buka pintunya."

"Kok aku?" Balas Naya seperti membentak.

"Siapa yang kerja dirumah ini? Lo kan, sana tuan muda nyuruh lo nih."

"Ck! Buka bareng bareng deh, aku takut."

Zuko tersenyum nakal, seperti mengartikan ajakan Naya dengan berbeda.

"Bukan itu, jangan ngeres."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 02, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

N A Y A Z U K OTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang