Complicated - 15

595 65 14
                                    

"Olive?"

Pikiranku berkecamuk sekarang. Mengapa Nash tidak bilang kalau ia ingin mengajakku bertemu anak Magcon? Dan kenapa juga aku tidak berpikir sampai sana? Mereka semua memandang aku dan Matt secara bergantian. Ya, Matt. Tuhan mempertemukan kita berdua lagi. Aku lebih memilih mati saja daripada harus bertemu dengannya lagi. Bayangan 2 tahun yang lalu memenuhi pikiranku. Aku ingin marah padanya, aku ingin nangis, aku ingin memukul dadanya, aku ingin menyalahkan kejadian 2 tahun yang lalu padanya. Tapi aku tidak ingin terlihat lemah. Aku kuat. Itu hanyalah masa lalu.

Well, rasanya memang tidak enak memiliki mantan yang sekarang menjadi artis. Aku berpacaran dengan Matt sebelum ada Magcon. Dan sekarang aku malah tergila-gila dengan Magcon. Tapi bukan berarti karena aku menyukai Magcon, aku akan melupakan masa lalu pahitku dengan Matt. Dia masih belum bisa ku maafkan.

But yeah, aku sedikit fangirling bertemu mereka. Bagaimana tidak? Ada 11 lelaki tampan dihadapanku. Dan aku masih berbaik hati kan memanggil Matt lelaki tampan. Karena nyatanya dia memang tampan. Hanya sifat dia di masa lalu saja yang jelek. Tapi sungguh, Matt jadi makin tampan. Bukan berarti aku jadi menyukainya. Aku sudah menjadi pacar Nash. Dan aku bukan tipe perempuan yang kegatelan.

"Hmm hai. Long time no see." Bibirku membentuk senyuman kecil. Fake smile lebih tepatnya. Well, ini sangat awkward. Aku menengok ke arah Nash, berharap ia bisa memecahkan suasananya. Dan untungnya ia mengerti tatapan mataku.

"Hey guys, ini Olive. Well, she is my girlfriend." Wow. Aku tak menyangka Nash akan mengenalkanku kepada teman-temannya -hmm i mean Magcon- sebagai pacarnya. Mereka terlihat terkejut. Terutama Matt.

"Whoa akhirnya yang kutunggu-tunggu datang juga." Sial. Ada Cam rupanya. Oh ya, dia kan anak Magcon. Bagaimana aku bisa lupa. Aku menatap Cam dengan sinis.

"Calm girl, kau selalu seperti itu terhadapku." Cam memutar bola matanya.

"Well, kau pasti sudah tahu nama kita kan? Atau kita harus memperkenalkan diri masing-masing?" Orang yang memakai kacamata dan berwajah asian -Carter- itu bertanya padaku. Rasanya aku ingin teriak "I'm your fans Carter!" Tapi itu terlihat menjijikan.

"Tak perlu, aku sudah tahu nama kalian semua." Hanya itu kata-kata yang aku keluarkan. Dan asal kalian tahu, aku mengucapkannya susah payah karena aku terlalu nervous bertemu mereka. Sepertinya mereka menyadari kegugupanku, tapi mereka mencoba mengabaikannya.

"So, you can sit here with us." Nash menarik tanganku untuk duduk disebelahnya. Hayes juga ikut duduk, tapi dia duduk bersebrangan denganku. Mataku menangkap mata Matt yang sedang memandangiku. Huh aku percaya diri sekali. Mungkin saja dia sedang memandangi orang di belakangku.

Mereka semua, maksudku Nash dan anak Magcon lainnya, asik berbincang. Dan seperti biasa, aku selalu diabaikan. Menyebalkan. Padahal aku fans mereka. Apa mereka tidak ingin menanyai fans nya? Daripada aku hanya diam dan menatapi kegantengan mereka sambil berkhayal yang tidak-tidak, aku memilih untuk pergi ke toilet. Tentunya aku izin terlebih dahulu ke Nash kalau aku ingin ke kamar mandi. Baru saja aku ingin masuk ke toilet wanita, seseorang menarik pergelangan tanganku dan memaksa tubuhku untuk berbalik. Orang yang menarik tanganku adalah orang yang sangat tidak aku harapkan untuk bertemu. Setidaknya, tidak untuk saat ini.

"Matt, lepaskan tanganku!" Bukannya dilepas, Matt malah mencengkram tanganku lebih kuat.

"Kita harus bicara. Sekarang." Mau apa dia sebenarnya? Tidak tahu kah dia kalau aku lelah dengan dia?

"Tidak ada yang harus kita bicarakan. Kau tahu kita sudah selesai dari 2 tahun yang lalu." Kebencian pada Matt dalam diriku sudah terlalu besar. Tapi itu semua pantas kan kalau mengingat apa yang dilakukan Matt kepadaku dulu. Bahkan sepertinya air mataku sudah habis untuk menangisinya dulu. Dan sekarang air mataku sudah enggan keluar hanya untuk menangisinya.

"Ikut aku." Dengan sangat terpaksa aku mengikuti Matt yang membawaku ke luar melalui pintu belakang kafe. Yang aku takuti sekarang hanya, bagaimana kalau Nash melihatku disini bersama Matt?

"Jelaskan padaku, kenapa kau berpacaran dengan Nash?" Oh dia bercanda? Itu sama sekali bukan urusan dia. Itu hakku untuk berpacaran dengan siapa pun. Lagipula dia bukan siapa-siapaku. Teman saja bukan. Dia sudah seperti orang asing untukku. Jahat? Memang. Tapi aku sama sekali tidak peduli.

"Itu sama sekali bukan urusanmu."

"Nash bukan orang yang baik untukmu. Dia pasti akan menyakitimu suatu saat nanti." Aku menggelengkan kepalaku. Tidak mempercayai omongannya. Dia hanya tidak suka aku berpacaran dengan Nash. Maka dari itu dia berkata hal yang buruk tentang Nash.

"Aku masih mencintaimu, Olive." Oh permainan apa lagi ini. Dia mau mempermainkanku lagi? Untuk kedua kalinya? Aku tidak mungkin terjebak dalam permainan Matt. Tidak akan.

"Aku mencintaimu, sungguh. Aku tahu apa yang aku lakukan 2 tahun yang lalu memang tidak bisa dimaafkan. Tapi aku benar-benar menyesal. Menyesal karena aku sudah mengkhianatimu. Menyesal karena aku menyia-nyiakanmu. Menyesal karena aku sudah berkata kasar padamu saat itu. 2 tahun ini aku selalu memikirkanmu. Handphoneku saat itu hilang, dan aku kehilangan nomormu. Aku tidak tahu harus bertanya pada siapa. Sempat aku datang ke rumahmu, tapi saat itu rumahmu dalam keadaan kosong. Tetanggamu bilang kalau kau pindah ke Inggris. Aku benar-benar tersesat saat itu. Tidak tahu harus berbuat apa. I can't be without you." Matt bertekuk lutut dihadapanku sambil memegang tanganku. Matanya juga menatap mataku dalam. Ini sangat romantis, sungguh. Tapi aku tidak bodoh. Ini hanya bualan belaka. Ini semua omong-kosong. Dia mengucapkan kata-kata romantis ini kepadaku. Tetapi besok dia juga mengucapkan kata-kata romantis ke perempuan yang lain. Aku tidak mau jatuh ke lubang yang sama.

"Kau tahu perbuatanmu dulu sangat menyakitkan." Suara yang ku hasilkan sangat pelan. Jauh dari harapanku. Aku tarik kembali ucapanku, sepertinya air mataku masih ingin menangisi dia.

"Ya, aku tahu perbuatanku memang tidak bisa dimaafkan. Tapi tolong maafkan aku. Kita ulang semuanya dari awal. Aku akan mencoba memperbaikinya." Keningku mengkerut mendengar jawabannya.

"Apa maksudmu mencoba dari awal?"

Matt menghela napas, "Aku ingin kita balikan. Aku tahu kau masih mencintaiku. Dan aku juga mencintaimu. Kita sama-sama mencintai." Dia bercanda?

"Aku mencintaimu? Matt, aku sudah berpacaran dengan Nash. Kau tidak usah mengada-ada."

"Kalau begitu, putuskan Nash." What?! Mataku melotot mendengar ucapan Matt.

"Apa maksudmu? Kau gila."

"Demi Tuhan aku tidak gila, Olive. Yang aku ucapkan tadi memang yang terbaik untuk kau, aku, dan juga Nash." Apa sebenarnya yang ada di otak Matthew sinting Espinosa ini? Dia pasti bercanda.

"Apa maksudmu baik untuk aku dan Nash?"

"Karena kau masih mencintaiku, dan kau malah berpacaran sm Nash. Itu sama saja kau menyakiti dia." Aku lelah. Tidak mengerti bagaimana jalan pikirannya. Bagaimana bisa ia yakin kalau aku masih mencintainya?

"Dengar ya, aku sama sekali tidak mencintaimu. Aku sudah move on. Dan aku tidak ingin balikan lagi denganmu. Dan jalan yang paling terbaik adalah kau jauhi aku. Kalau di depan Nash dan teman-temanmu, anggap saja kita tidak mengenal satu sama lain." Jari telunjukku mengacung kepada Matt. Setelah itu aku langsung bergegas ke dalam kafe meninggalkan Matt sendiri. Lewat pintu belakang tentunya.

Tinggal beberapa langkah menuju meja tempatku duduk tadi, aku melihat hal yang sama menyakitkan dengan 2 tahun yang lalu. Ini terjadi lagi. Dengan orang yang berbeda. Nash bersama seorang perempuan. Dia merangkul perempuan itu. Mereka tertawa bersama. Dan disini aku menangisi betapa sedihnya hidupku.

Omongan Matt benar-benar terjadi sekarang. Dia benar. Nash menyakitiku.

*****

Hii gue datang setelah seabad menghilang. Sh1t gw telah kehilangan ide buat cerita ini. Jadi bakal sering late update. Maafkan aku ya kawan kawan.
I wanna say sorry for :
1. Late update
2. Typos
3. Alur yg makin gk jelas.

But i also wanna say, please :
1. Leave vote
2. Leave comment
3. Dont be a silent reader
4. Baca cerita gue yang lain , and the last,
5. Buy No control on itunes cause its #NoControlDay LOL

Kalau ada dari kalian yg gak ngerti ceritanya, tanyain aja ke gue, ok?

Complicated // n.gTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang