Complicated - 12

720 72 8
                                    

Olive's POV

Nash terus menenangkanku. Ia tidak henti-hentinya mengecup puncak kepalaku sambil membisikkan kata-kata yang membuatku tenang. Dan asal kalian tahu, jantungku daritadi berdegup dengan cepat. Aku juga bisa merasakan getaran jantung Nash yang berdegup tidak kalah cepatnya dengan jantungku. Ini seperti lomba degup jantung. Ah aku mulai tidak waras. 

"Are you ok?" Pertanyaan Nash membuatku mendongakkan kepalaku, menatap matanya. Ya Tuhan mengapa kau bisa menciptakan manusia se-sempurna ini? Matanya seakan akan memaksaku untuk terus tersenyum jika melihatnya.

"Feeling better. Thank you Nash." Ku jauhkan badanku dari pelukannya. Seperti ada sesuatu yang hilang. Ingin rasanya aku berada di dekapannya terus menerus. 

"So, kau mau pulang sekarang?" 

"Sepertinya kita harus mengantarkan Lexa terlebih dahulu." Nash malah tertawa. Dia kenapa sih? Memangnya ada yang lucu?

"Kau terlalu sibuk dengan pikiranmu sampai kau tidak menyadari kalau Lexa sudah kuantarkan pulang dari tadi." Seriously? Sampai seperti itukah efek memikirkan Matt? Ku putar badanku ke belakang untuk memastikan apakah Lexa benar-benar sudah pulang. And great! Lexa sudah tidak ada dan aku tidak menyadarinya. 

"Oh ya, Lexa memang sudah pulang." Lelaki di sampingku hanya mengangguk menanggapi ucapanku.

Drrtt Drrrtt

Handphone di tasku bergetar. Segera aku mengambil handphoneku. 

Mom calling...

Mom? Tumben sekali ia menelepon anaknya yang paling cantik ini. 

"Halo Mom"

"Hi sayang, Mom tiba-tiba harus pergi ke London. Grandpa baru saja masuk rumah sakit. Kau sendiri dirumah tidak apa-apa kan? Kalau kau ingin mengajak Lexa untuk menginap tak apa. Atau kalau kau ingin menginap di rumah Elizabeth juga boleh." 

"Sendirian di rumah? Baik sekali kau Mom. Olive makin mencintaimu" Aku menjawabnya dengan nada sarkastik.

"Olive, maafkan Mom, ok? I need to go now. Bye Olive. I love you so much."

"Ok, I love you too, Mom." Aku menutup telepon dengan muka ditekuk. Gimana tidak kesal? Masa iya aku ditinggal sendiri? Dan mungkin Mom di London bisa sampai 1 minggu.

"Hey, ada apa Olive? Mukamu asam sekali." Ini lagi si Nash malah ngatain mukaku asam. Emang sejelek itukah aku? Tidak ku jawab pertanyaan Nash karena dia menghinaku. Berlebihan memang.

"Kau marah? Ayolah, aku hanya bercanda." Dia menatapku menantikan jawaban di mulutku. "Kau tega mengatai mukaku asam." Aku memegang dadaku dengan tangan kananku.

"Kau sungguh dramatis. Dan itu sangat menjijikan." Aku tertawa karena wajahnya yang lucu itu. Apa baru saja aku memujinya? Tapi memang dia lucu sih.

"I love when you laughing. Kau lebih cantik kalau kau tertawa dan tersenyum. Untuk apa kau memiliki wajah cantik tapi kau hanya cemberut terus?"

"Kau mencoba merayuku? Rayuanmu tidak mempan untukku, Grier." Nash memajukan bibir bawahnya. Ya tuhan, ingin aku mencium bibir itu setiap detiknya.

"Tapi aku serius. Kau lebih cantik saat tertawa."

"Oh makasih Nash. Kau tidak usah repot-repot memujiku, aku tahu kalau aku memang sudah cantik dari lahir." Ku tunjukkan cengiran kudaku.

"Terserah kau sajalah. By the way, kau mau langsung pulang ke rumah atau bagaimana?" Ah, aku jadi ingat kalau aku sekarang sendiri di rumah. Apa lebih baik aku menginap di rumah Nash saja ya?

"Hmm Nash, Mom tadi meneleponku. Katanya ia sedang pergi ke London mungkin selama 1 minggu. Jadi aku dirumah sendiri. Tapi aku takut di rumah sendiri." Aku melirik Nash hati-hati.

"Kau sudah besar Olive! Masa kau masih takut di rumah sendiri, eh?" Nash mencolek daguku berniat menggodaku. Sialan sekali si Grier ini. Memangnya kenapa sih kalau aku takut sendirian di rumah? Itu hal yang wajar kan?

"Aku benci kau, Nash."

"Ayolah, aku bercanda. Aku hanya ingin menggodamu."

"Tidak lucu." Mataku masih memandang jendela di sampingku.

"Baiklah, maafkan aku. Yayaya?" Sialan, dia menunjukkan puppy eyes nya. Sungguh aku ingin mencubit pipinya sekarang. Dia lucu sekali.

"Hmm."

"Hmm? Just hmm? It's for yes, or for no? Tapi ku anggap itu sebagai "ya"."

"Oke, terserah kau."

"Oh ya, kau takut sendirian di rumah? Bagaimana kalau kau menginap di rumahku saja? Mom pasti mengijinkannya." Tawar Nash.

"Tadi Mom juga sudah menyarankan untuk menginap di rumahmu. Tapi aku takut kau tidak mengijinkannya."

"Sudah pasti aku mengijinkannya. Kalau begitu, kita langsung ke rumahku saja ya?"

"Oke. Aku mengambil bajunya besok saja."

Dan sekarang kita sama-sama diam. Tidak ada yang berbicara. Aku memikirkan bagaimana nanti aku di rumah Nash. Selama seminggu aku berada dalam satu rumah dengan Nash? Wow....

***
A/N : sumpah ini late update bgt gua tau. Makin kesini makin gak jelas kan? Belakangan ini gua sibuk sm tugas dan ulangan harian. Jadinya gak ada inspirasi. Dan akhirnya jadilah chapt yang sangat amat pendek ini. But i hope you like it, don't forget leave vomment. And sorry for the typos. Next chapt i promise will be a long chapt!!

And gua buat ff baru, boleh lah ya di cek works gua, judulnya "wild life" thx before!

Complicated // n.gTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang