Complicated - 20

321 44 18
                                    

Nash's POV

Sebut aku bodoh. Sudah berapa kali Olive tak sadarkan diri karenaku? Panggilan keparat atau bajingan memang cocok untukku. Aku bahkan juga tidak mengerti mengapa aku bisa melakukan hal brengsek seperti ini kepada Olive.

"Olive? Akhirnya kau sadar."

Cih, si bajingan itu selalu mencari perhatian Olive. Aku sudah berupaya mengusirnya dari sini, tetapi ia malah mengacuhkanku. Aku juga sudah berusaha untuk menggendong Olive ke kamar. Tapi lagi-lagi dia menolakku dengan alasan "Aku tak mau Olive ternodai tangan kotormu."

Sialan memang si Matt bajingan Espinosa. Dan sekarang, dia menyuruhku jauh-jauh dari Olive. Yang pacarnya Olive itu sebenarnya siapa?

Oh tidak. Apa-apaan itu? Mataku melotot melihat pandangan tidak sedap didepanku. Seorang Matt Espinosa baru saja mencium kening Olive. Dasar keparat.

Olive's POV

Akhirnya aku terbangun dari pingsanku. Pingsan itu rasanya tidak enak. Entah mengapa aku menyimpulkan demikian.

Orang pertama yang aku lihat adalah Matt. Mengapa harus Matt? Padahal aku menginginkan Nash. Aku merindukannya, jujur saja.

"Kau mau minum?" Suara Matt menyadarkanku. Aku hanya menganggukkan kepalaku. Mataku tidak bisa lepas dari Nash yang sedang berdiri di pojok kamarku. Mengapa ia hanya berdiam diri? Tak ada perasaan senangkah dia mengetahui aku sudah sadar? Atau dia memang sudah benar-benar membenciku?

"Olive, aku ada urusan mendadak. Jadi aku harus pulang sekarang."

Ya, bagus. Pulang saja kau. Aku tidak membutuhkanmu.

"Ya." Jawabku singkat.

"Kau tak apa ku tinggal?" Matt menunjukkan wajah khawatirnya.

Oh Matt, kau sungguh menyebalkan. Tinggal pergi saja apa susahnya sih? Aku bosan melihatmu. Dan aku akan sangat senang jika kau pergi sekarang juga. Well, aku jahat sekali.

"Ya, tak apa." Matt tersenyum melihatku. Dan, cup. Satu kecupan mendarat di keningku membuatku menunjukkan ekspresi terkejutku. Tak lupa dengan usapan lembut di kepalaku. "Kalau Nash berbuat macam-macam padamu, telepon aku. Ok?"

Aku hanya mengangguk-anggukkan kepalaku. Lagipula Nash kan pacarku, tidak mungkin kan dia berbuat yang macam-macam? Setelah itu ia pergi sambil memberi smirk ke arah Nash. Untuk apa itu?

"So, what's fucking going on here?" Aku memecah keheningan sialan ini. Ups, jangan salahkan aku kalau aku sekarang sering mengumpat.

"Kau tidak jelas." Dingin. Dingin seperti es. Ini bukan Nash yang aku kenal.

"Aku lelah bertengkar denganmu." Yang diajak bicara hanya diam sambil sibuk dengan handphonenya. Oh, apakah handphone itu lebih penting daripada aku, pacarnya sendiri?

"Ya, kau pacari saja handphone mu itu. Acuhkan saja aku." Ucapku geram.

"Ya tuhan Olive, ini hanya handphone. Jangan cemburu berlebihan seperti itu, bisa tidak sih?" Bibirku mengerucut tanda tidak suka.

Hening. Selalu berakhir seperti ini.

"Kau yakin tidak mau menjelaskan sesuatu kepadaku?" Lagi-lagi aku yang memecah keheningan.

"Ya, aku baru saja bercinta dengan jalang, tapi aku tidak sadar waktu itu. Dan aku baru saja bertengkar dengan bajingan Matt karena ia menyuruhku jauh-jauh darimu. Dan satu lagi, aku tidak suka kau dekat dengan Matt." Senyumku melebar mendengar ucapan terakhirnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 02, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Complicated // n.gTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang