Complicated - 19

406 44 4
                                    

"Mencoba berselingkuh, eh?"

Tanpa kusadari air mataku keluar begitu saja mendengar ucapan Nash. Belum sembuh hatiku mengetahui dia bermalam dengan jalang, sekarang ia menuduhku selingkuh. Aku tahu, aku memang salah jalan bersama Matt. Tapi tujuanku jalan bersama Matt juga karena untuk menghibur diriku sendiri. Yang mana Nash lah alasan mengapa aku bersedih dan harus mengibur diri.

Tanganku sudah terkepal ingin meninju Nash. Tapi apadaya aku hanya seorang perempuan lemah yang tidak bisa melakukan hal seperti itu. Sulit dipercaya, hubunganku dengan Nash baru berjalan beberapa hari. Tapi aku sudah mendapati banyak masalah. Aku kesal. Aku marah. Tapi kepada siapa aku harus marah? Apa aku harus menyalahkan tuhan untuk semua masalah ini?

Isakanku mulai terdengar. Matt hanya bisa berdiri disana dengan tatapan ibanya. Sedangkan Nash di pintu masih dengan wajah datarnya. Lemah sekali diriku. Harusnya aku membalas perkataan Nash dengan ucapan yang bisa menyakiti hatinya. Tapi aku disini malah menangisi ucapan Nash. Bodohnya aku.

Kurasakan tangan Matt di pundakku. Dia menggiringku masuk ke dalam rumah, melewati Nash begitu saja. Baru aku mau menduduki bokongku di sofa, Nash sudah menarik badanku dari Matt.

"Jangan.kau.sekali.kali.menyentuh.olive.ku." Ucap Nash penuh dengan penekanan. Oh dia masih menganggapku gadisnya, rupanya.

Tapi untuk apa dia mengatakan 'oliveku' kalau dia hanya membuatku sakit. Tidak terbayangkan olehku sebelumnya kalau seorang Nash Grier, orang yang memiliki banyak penggemar diluar sana, orang yang aku kagumi, berbuat hal sekejam ini terhadapku. Terhadap kekasihnya sendiri.

Andai saja aku tahu kalau akan seperti ini jika aku berpacaran dengan Nash, aku memilih untuk tidak mengenalnya. Tidak melihat video-video nya di youtube dan vine. Bahkan mungkin aku juga enggan untuk ikut ke rumah teman lama Mom--yang ternyata Aunty Liz--saat itu.

Hatiku sudah terlalu rapuh. Sudah terlalu sering disakiti. Apa tuhan tidak mau melihatku bahagia? Hingga Ia memberiku masalah bertubi-tubi. Tapi rasanya tidak mungkin tuhan sekejam itu terhadap umatnya. Mungkin hanya akunya saja yang terlalu lemah, hingga masalah seperti ini terasa sangat berat untukku.

"Kau baik-baik saja?" Dimana letak otaknya? Ia menuduhku berselingkuh--padahal yang sebenarnya berselingkuh disini adalah dia--, dan dia bertanya apakah aku baik-baik saja? Tuhan, cabut nyawaku sekarang.

Gila. Satu kata yang pas untuk Nash.

Nash duduk di sebelahku, sedangkan Matt duduk berseberangan denganku. Matt hanya bisa diam tak bersuara, karena kalau ia bersuara sedikit saja kalian tahu apa yang akan terjadi. Akan ada pertengkaran hebat antara Nash dan Matt, yang mana itu sama saja dengan perang dunia ketiga.

"Apa yang ada di otakmu? Apa yang membuatmu berfikir kalau Olive baik-baik saja dengan semua yang kau lakukan?"

"Tutup mulutmu, keparat! Aku bertanya pada Olive! Bukan dengan keparat sepertimu!" Teriak Nash.

See? Baru saja aku bilang kalau mereka bertengkar akan ada perang dunia ketiga, mereka sekarang melakukannya.

"Kau butuh cermin, dude. Yang keparat itu kau." Matt menaikkan sebelah alisnya seperti menantang Nash untuk bertengkar.

"Oh, coba buktikan apa yang membuatku terlihat seperti keparat?" Nash bodoh atau idiot? Sudah jelas dia memang seorang keparat. Dan bodohnya aku bisa jatuh cinta kepada seorang keparat sepertinya.

"Kau sangat bodoh ya rupanya. Coba kau ingat-ingat. Semalam kau pergi kemana?"

"Hanya pergi ke pub." Jawab Nash dengan santai. Mengapa ia bisa menjawabnya dengan santai sekali? Apa dia lupa, ia juga meniduri seorang jalang?

"Lalu setelah pergi ke pub kau kemana?" Matt terus memancing Nash.

Tiba-tiba saja muncul bayangan Nash berhubungan intim dengan seorang jalang di pikiranku. Kepalaku berputar dengan cepat. Rasanya kepalaku sakit sekali. Denyutan di kepalaku mulai terasa. Mencoba menghapus bayangan itu, yang ada bayangan itu semakin terlihat jelas. Seakan-akan bayangan itu terjadi dihadapan mataku sekarang.

"Aku tidak pergi kemana-mana. Seingatku, sih." Mengapa Nash tidak jujur saja kalau ia menyewa jalang? Kenapa ia harus menutup-nutupinya?
"Kau benar-benar bajingan. Apa susahnya kau jujur saja kalau kau tidur dengan jalang?!" Teriakan Matt terdengar menggema di ruang tamuku yang sepi. Mendengar kata jalang membuat bayangan itu semakin menjadi-jadi di pikiranku.

"Oh shit, aku lupa bagian itu. Ya, aku melakukan one night stand. Tapi sumpah, aku tidak sadar saat itu." Bagaimana bisa ia menjawab seperti itu? Untung saja aku bukan seorang psikopat. Aku yakin kalau aku seorang psikopat, tubuh Nash sudah tidak ada bentuknya lagi sekarang.

"Kau brengsek Nash!" Setelah sekian lama mulutku memilih untuk bungkam, ia mengeluarkan suaranya sekarang. Awalnya ku kira itu hanya sebuah bisikan, nyatanya suaraku terdengar seperti teriakan--melihat reaksi Matt yang terkejut mendengar suaraku.

"Olive, aku benar-benar tidak berniat untuk melakukannya." Tangan Nash menggenggam kedua tanganku dengan erat. Aku hanya bisa menggelengkan kepalaku karena bayangan itu terlihat makin jelas di pikiranku.

"I'm sorry."

"Aku memang bodoh."

"Matt benar, aku memang seorang keparat."

"Aku sangat-sangat bodoh untuk menyewa jalang disaat aku punya kau....."

Nash tidak henti-hentinya mengatai dirinya bodoh, meminta maaf padaku, mengatakan kalau dirinya menyesal, tapi sepertinya itu semua terasa sia-sia karena entah mengapa telingaku seperti ditutup oleh seseorang. Telingaku tidak bisa mendengar dengan jelas. Ucapan Nash hanya terdengar seperti potongan-potongan kata.

Aneh. Sekarang telingaku terasa berdengung. Seperti ada lebah masuk kedalam telingaku. Mataku terpejam mencoba mencerna ucapan Nash. Tapi nihil, tidak terdengar apapun. Rasa sakit dikepalaku makin menjadi. Dan detik selanjutnya, mataku melihat semuanya menjadi hitam.

***
Very very short chapt. Sorry guys. Gak ada ide tp lg pingin bgt ngepost lol.

Ya allah udh lebaran aja gk nyangka gue/azeg/
Yaah gue dan sekeluarga(?) Minta maaf kalo banyak salah selama ini. Iya gue tau, salah gue banyak bgt sama kalian. Mulai dr update sebulan sekali, cerita makin lama makin gk jelas.

Gua juga gk nyangka cerita abal ini udh 1k votes. Terhura aq. Banyak bacot y gua. Udh mau bilang makasih banyaaaak sm active readers and silent readers. Semoga setelah bulan puasa ini, para silent readers dpt berkah. Baik kan gue ya?

Oh y satu lagi, gua gaktau mau bikin ending cerita ini kyk gimana. Tp ini kayaknya sih masih panjang chaptnya. Yg punya ide buat ending ceritanya, bilang yaaa. And STILL leave your vote and comment

Minal aidzin wal faidzin :))))))
-tasya horan & keluarga

Complicated // n.gTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang