chapter 14

575 73 0
                                    

Seperti heroin, kau begitu memabuk kan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti heroin, kau begitu memabuk kan.

***

"Sialan!" umpat lelaki itu.

Ia langsung menjambak, menyeret gadis itu dan melemparkannya ke sofa besar dalam ruangan. Tubuh itu langsung menghantam kuat kursi yang terbuat dari ukiran kayu kokoh. Menghujam tulangnya dengan sangat, hingga menciptakan ruam lebam keunguan disana.

"Berhenti... kumohon... maaf..." gadis itu merangkak mencoba bersimpuh.

Plakk!

Tamparan kencang, mendarat mulus diwajah cantiknya. Membuat pipi putih itu membekas jemari besar milik si pria.

"Biadab! Mati kau jalang!"

"Jangan... Maafkan mulut lancangku,"

"Apa peduliku sialan!"

"Tolong... ampuni aku, aku tidak bermaksud merendahkan gadis pilihanmu." Gadis itu beringsut takut, memeluk kaki si lelaki dengan tubuh gemetar. Ia menangis, tampaknya perkataannya begitu menyinggung hati si lelaki.

Lelaki itu menendangnya hingga tersungkur di lantai, menariknya kembali untuk dibanting di atas Sofa.

Menciumi dengan kasar seraya kedua tangannya meremas gundukan payudara itu dari luar dress minimnya. Menggigit dan melumat kasar bibir bawah gadis itu hingga membuatnya

"Ahhh..." desahan itu lolos dari bibirnya. Gadis itu bisa mengecap rasa amis dari darah di bibirnya yang sobek, terasa perih bercampur air liurnya.

Tangan lelaki itu merobek dress nya tepat di bagian dada membuat payudara itu menyembul karena tidak memakai bra hanya memakai nipple pad untuk menutupi nipple nya.

Ia menarik nipple pad itu kasar membuat gadis itu memekik sakit. Tak peduli, dengan cepat ia menyambar payudara si wanita melumatnya kasar bahkan mengigitnya.

"AAHHHHKKKK,"

Plakk
Tamparan mendarat ke pipi lelaki itu, agaknya si gadis tidak sengaja karena ia terlalu kaget atas perlakuan kasar si lelaki. Gadis itu berangsut takut, wajahnya memucat pias dengan tubuh bergetar hebat.

"Diam! Layani aku sekarang!"

Dengan tak sabar si pria membuka ikatan gespernya, menurunkan celana bahan miliknya beserta celana dalamnya. Pusakanya sudah mengeras sejak tadi dia membayangkan gadis yang ada dibawah kendalinya sebagai sosok gadis itu—gadis yang dia temui di restauran tempo lalu (Jisoo).

"Ahhh.. kau memabuk kan nona," Ia menghirum dalam-dalam leher si gadis, dalam pandangannya wajah itu berubah menjadi Jisoo.

Di jamahnya payudara bulat dan berisi itu, dimainkan nya dengan lihai hingga payudara itu bergerak bebas ke atas dan kebawah. "Uhhh kau nikmat, benda ini sangat kenyal.. aku menyukainya."  Ia mulai mencumbui putingnya satu persatu hingga melumatnya lembut penuh keintiman.

SO CLOSE!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang