Tolong buat aku untuk percaya
***
Irene tengah asik melakukan panggilan telephone dengan Seokjin. Sesekali ia terkekeh dan tertawa—entah sedang membicarakan apa.
"........."
"Ok baiklah, bertemu di cafe kemarin. Jam berapa?"
".........."
"Baik Oppa,"
Belum sempat ia memutuskan panggilan, tiba tiba Jisoo sudah ada dikasurnya.
Membuat Irene dengan gugup mematikan ponselnya, sepihak.Bahkan degup jantungnya sudah berdetak kencang, lantaran kaget dengan sosok Jisoo disebelahnya. Nyaris saja dia terkena serangan jantung.
"HEY!! BISAKAH KAU MENGETUK PINTU TERLEBIH DAHULU KIM JISOO!!"
Jisoo hanya menggeleng pelan, bersikap acuh. Ia langsung memeluk sang kakak posesif. "Apa aku mengganggumu dengan kekasihmu?"
Irene hanya diam. Enggan menjawab.
"Siapa dia? Oh my good Kim Joohyun! Kau tidak benar benar sedang berkencan bukan? Baga---"
"Tutup mulutmu anak manis, sudah aku sedang malas. Segeralah keluar, aku ingin tidur,"
Jisoo hanya tersenyum kecut. "Hati hati menaruh hati pada lelaki kak, aku tidak mau mereka meninggalkanmu seperti yang sudah sudah,"
"Biar ku tebak, kau pasti menyembunyikan hal ini darinya kan? Ck, selalu seperti itu... Dan berakhir kau ditinggalkan dengan alasan yang sama.""Jangan sok tahu!"
"Aku hanya mengingatkan sebelum semuanya terlambat Kim Joohyun!"
Jisoo menyorot tajam ke arah sang kakak. Bukan karena dia ingin bersikap kurang ajar. Hanya saja dia begitu mencemaskan kakak satu-satunya itu, dia tak ingin Irene kembali merasakan kesedihan ditinggal seseorang yang dia sayang."Jangan seperti keledai yang selalu jatuh pada lubang yang sama. Kau tak sebodoh itu Joohyun! Aku hanya mengingatkan selebihnya itu terserah padamu."
Jisoo menutup pintu kamar Irene dengan cukup kencang.
Irene hanya diam, tertohok dengan ucapan adiknya. Seolah melupakan siapa dirinya sekarang?
Meski terdengar kasar, ia tahu betul maksud Jisoo.Jika aku bisa memilih Jisoo, seandainya aku bisa...
Maka aku tak ingin seperti ini...***
Cafe Leorita
Irene nampak gugup, sesekali ia meremas kuat dress yang ia kenakan. Di depannya terlihat pria dengan kemeja biru yang ia gelung sampai siku, sedang tersenyum hangat memandangnya.
"Angkat wajah cantikmu, Joohyun. Jangan gugup seperti itu," candanya.
"Aku tak mungkin menggigitmu,"Irene tersenyum kaku, hanya bisa mendongakan wajah nya pelan. Semburat merah dipipinya begitu tercetak jelas disana. Oh Tuhan! Degup jantungnya pun seakan berdisko dengan getaran kencang yang bila terdengar akan memalukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SO CLOSE!
Tajemnica / Thriller"Aku ingin menikah, memiliki keluarga seperti yang lainnya." Seorang gadis yang ingin berhenti dari pekerjaan busuknya. dan gadis lain yang tergila-gila dengan musuhnya. "Kak, ultahnya sama sepertimu, menarik," "Aku tau, aku tetap menerimamu. Mari...